⌗ Ten : Penginapan

199 25 0
                                    

『 ✧¹⁰ 』

Amelia bangun saat langit kini masih gelap, angin sejuk pun masih berlalu-lalang di hutan. Dia keluar dari tenda dengan senyap dan pergi meninggalkan tempat peristirahatan.

Dia berjalan menelusuri jejak baru yang ditinggalkan oleh seseorang. "Kalian sudah lama menunggu?" tanya Amelia yang baru sampai di tempat pertemuan.

"Tidak."

"Karena waktu kita tak banyak, mari mulai ke inti pembicaraan," ucap Amelia dengan tatapan serius.

Dia mulai bercerita mengenai latar belakang dirinya, juga cerita-cerita dari pusat Kerajaan Oryz.

" ... Kira-kira begitulah yang aku ketahui."

Kanglim mencermati semua cerita Amelia. Sebelum Amelia mulai bercerita, ia sudah memasang sihir pembaca kebohongan dan tidak ada sama sekali tanda-tanda bahwa Amelia berbohong.

"Aku mengerti sekarang."

"Tapi, Amelia, apakah benar-benar semuanya sudah diceritakan pada kami?" tanya Leon dengan serius.

"Jika kamu tidak yakin, jangan percaya semua yang tadi kuceritakan," cibir Amelia.

"Hah, jika saja ingatan kami bisa di kembalikan, pasti situasi sekarang tidak akan serumit ini," gerutu Leon dengan mengacak-acak rambutnya.

"Ada caranya." Seekor rubah ternyata tengah menguping pembicaraan mereka.

'Akhirnya rubah ini keluar dari persembunyiannya.'

"Kau tahu caranya?" tanya Kanglim memastikan.

"Iya, tapi itu adalah cara yang sulit untuk anak-anak yang mempunyai aura seperti kalian. Kalian harus dibantu oleh seorang elf, tapi kekuatan elf dan aura itu saling bertolak belakang. Aku belum pernah mendengar ada Sword Master yang berhasil mengembalikan ingatannya karena bantuan elf."

"Kamu itu memberikan solusi tidak berguna."

"Aku ini sudah hidup lebih dari 300 tahun! Aku lebih tahu banyak soal sihir dibanding anak-anak kecil seperti kalian!"

"Baiklah kakek rubah tua," ejek Kanglim.

"Setelah dipikir-pikir nama Lumie terdengar tidak cocok dengan mu ya?" tambah Leon yang juga ikut mengejek Lumie.

"Kalian ini!" Lumie mengeluarkan aura merah dari dalam tubuhnya.

"Sst, sudahlah, mari kita kembali. Kalian ini kerjaannya hanya bertengkar terus," sela Amelia memberhentikan pertengkaran kekanakan-kanakan tersebut. Amelia kemudian membawa Lumie dengan menarik leher bagian belakangnya.

"Hey, kamu itu niat membawa ku tidak?!"

Amelia tidak bergeming sama sekali. Tiba-tiba tubuh Lumie terbang tinggi ke atas langit sana.

'Hey Penyihir kecil! Asal kamu tahu, aku ini takut ketinggian! Turunkan aku sekarang, cepat!' pekik Lumie mengirim telepati melalui angin.

"Aku akan menurunkan mu, tapi, kamu harus memanggil nama ku dengan benar dulu."

'Amelia turunkan aku.'

Amelia tersenyum riang, dia menurunkan kembali Lumie dan menaruh Lumie dipangkuan tangannya.

"Nah, sudahkan?"

Kalian menunggu jawaban Lumie? Sepertinya dia tidak bisa memberi jawaban sekarang. Lumie pingsan setelah turun dari langit, dia sudah terlanjur syok sampai pingsan begitu. Hewan sihir ternyata bisa pingsan ya? Itu fakta baru yang Amelia temui.

"Kalian dari mana saja?" tanya Kenzie dengan serius setelah melihat mereka bertiga kembali dari dalam hutan.

𝐂𝐑𝐎𝐒𝐒𝐑𝐎𝐀𝐃𝐒 [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang