37. AJEN

2.1K 139 0
                                    

HEYYO GENGS
APAKABSSSS

VOTE+COMENT YAWWW

- HAPPY READING -

...

" Halo abangg. " Sapa Alle pada Marzhen yang tengah sibuk dengan mainannya.

Marzhen menoleh sejenak lalu bertanya, " Tumben Bunda manggil Ajen abangg? "

Alle tersenyum manis lalu kemudian menunjukkan sebuah hasil usg, " Apa ini? "

" Itu calon adek Ajen, seneng gak bentar lagi punya temen main dirumah, hm? " Marzhen menoleh cepat kearah Alle dan menatap Bunda nya dengan lamat.

" Kenapa abang? " Alle mengerut ketika merasa Marzhen seperti menahan sesuatu, terlihat dari napas dadanya yang naik turun.

" Jangan panggil Ajen abangg, Bunda. "

" Dan, Ajen udah ga perlu temen lagi. Temen Ajen udah banyak! " Ujar Marzhen lalu melenggang pergi.

Alle yang kebingungan lantas memanggil Shaka, " Mas? "

" Aku lupa bilang, kalo Ajen ga mau punya adik. " Alle terdiam seketika.

•••

Seminggu kemudian.

Sudah seminggu juga Marzhen mendiami Alle juga Shaka, makan pun mau jika ia sudah benar-benar lapar. Dan juga jarang bermain di rumah, jika biasanya teman tetangganya yang datang untuk bermain dirumah Marzhen, ini sebaliknya.

Seperti saat ini Marzhen tengah bermain di halaman rumah Aksa, tetangganya sekaligus teman yang selalu ia ajak bermain.

" Ajen, kenapa mukamu cemberut? Jelek tau. " Marzhen tersenyum singkat, " Ajen lagi— bad bad apa ya kata Onty Avira kemarin? "

" Badmood ya Marzhen? " Sahut Aisha, kakak perempuan Aksa yang sudah memasuki jenjang perkuliahan.

" Nah iya itu! badmood, Ajen lagi badmood. " Ujar nya dengan bibir yang dimanyunkan.

" Badmood kenapa Ajen? "

" Kata Bunda Ajen mau ada temen baru dirumah. " Kening Aisha mengerut, " Ajen mau punya adek ya? " Marzhen mengangguk singkat.

" Kok malah kaya ngga seneng? Bukannya harusnya seneng? " Marzhen menggeleng, " Ajen takut kali kak, nanti kaya si itu ga disayang orang tua nya setelah punya adek. " Sahut Aksa.

" Bener kaya gitu, Marzhen? " Marzhen mengangguk.

" Ih padahal punya saudara tuh enak loh, ya kan Aksa? " Aksa mengangguk, " Marzhen, semua orang itu sifat nya beda-beda loh, jadi kamu jangan samain orang tua kamu kaya orang tua lain, itu jelas berbeda. Kakak dulu juga sempet ga suka kok pas Mama kakak hamil Aksa, karna disitu kakak pas kelas 3 SMA, udah mau lulus dan ribet-ribet nya harus urus ini itu, harus bimbel dan lagi bener-bener butuh dukungan lebih dari orang tua. "

" Dan tiba-tiba, Mama kakak bilang, kalau dia hamil, kakak disitu juga sebel dan marah. Karna itu berarti kasih sayang dan kepedulian orang tua kakak ke kakak itu berkurang, tapi nyata nya engga sama sekali, malahan nih bertambah kasih sayang mereka ke kakak. Akhirnya ya, kakak belajar nerima si bocil ini. Dan yaudah akhirnya rasanya ya seneng aja punya temen dirumah lagi. "

" Jadi, Marzhen coba deh buat nerima, emang Marzhen mau? Liat Bunda Marzhen sedih? " Marzhen menggeleng.

" Nah, ya kan? "

" Terus Ajen harus apa kak? "

" Marzhen bayangin punya adik dan sebahagia apa keluarga kalian nanti. "

" Terus Marzhen pulang, peluk Bunda Marzhen. "

•••

Marzhen membuka pintu lalu menghampiri Alle yang tengah memasak di dapur, " Ajen sayangg, udah pulangg? Makan dulu yuk. "

Alle tersenyum, sebab biasanya jika ditawari makan Marzhen selalu menolak dengan kata 'nanti' namun sekarang tidak, Marzhen lalu berjalan dan duduk di meja makan.

" Nih Bunda masakin makanan kesukaan kamu, ayam kecap. Suka ga? " Marzhen mengangguk singkat, " Makasih, Bunda. "

Selesai makan, Marzhen menatap punggung Alle yang tengah mencuci piring. Dengan niat dan keberanian nya Marzhen turun dari kursi dan menghampiri Allesha.

" peluk Bunda Marzhen. " Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di kepala nya saat ini.

Marzhen berlari dan memeluk Alle dari belakang, Alle sempat terlonjak kaget dan merasa aneh.

" Ajen? Ajen kenapa sayang? "

" Bunda— Ajen minta maaf. " Ucap Marzhen, " Maaf kenapa? Kamu ngga ada salah sayangg. "

" Maaf, Ajen janji Ajen bakal belajar nerima kehadiran dede bayi disini. " Ucapan Marzhen cukup membuat seorang Allesha terharu.

Alle membalikkan badan dan membalas pelukan hangat putra nya itu, " Ajen, makasih ya sayangg. Maafin Bunda juga, sebelumya Bunda gatau kalau kamu ga mau punya adek. Tapi dia udah terlanjur hadir dan sekarang ada disini. " Ujar Alle sembari menunjuk perutnya.

" Tapi kamu juga tenang aja, Papa sama Bunda janji bakal setarain kasih sayang kita ke kalian. "

" Papa sama Bunda janji ya? " Alle mengangguk antusias dan tersenyum lega, " Janji! " Alle kembali memeluk tulus badan putra nya itu, sembari mengucap syukur dalam hatinya.

...

YEAYYY HATI SANG ANAK PERTAMA YANG CITA-CITANYA JADI ANAK TUNGGAL KAYA RAYA SUDAH TERBUKA GENGSS, WKW.

GIMANA PART INI???

JANGAN LUPA VOTE+COMENT POKOKNYA.

SEE U IN NEXT PART KAWANN!






ABOUT ALLE'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang