13. FIRSTNIGHT?

5.6K 303 3
                                    

HEYYO GENGS.
ADA YANG NUNGGUIN UP GA NIH??
SEMINGGU GA LAMA YEKAN.

VOTE+COMENT!

- HAPPY READING -

...

Setelah selesai makan malam tadi, Alle pamit ke kamar dengan alibi dirinya lelah dan ingin istirahat. Namun nyatanya tidak, iya dirinya memang lelah namun ingin tidur tak bisa.

Overthinking, itu yang Alle alami saat ini.

Menatap langit-langit kamarnya, Alle memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Dirinya menarik selimut untuk menutupi setengah badan nya.

" Eh Alle, ntar lo ati-ati ya. "

" Kata nya sakit loh kalo baru pertama. "

" Nanti suruh pelan-pelan aja. "

Alle bergidik ngeri mengingat perkataan Sekar tentang hal itu.

" Emang iya sakit? " Tanya Alle pada dirinya sendiri.

" Tapi Tante Nafa bilang bakal enak. Maksudnya gimana si anjir, ada yang bilang sakit ada yang bilang bakal enak, ah ga jelas. "

Cklek.

Mendengar gagang pintu dibuka, Alle cepat-cepat merubah posisinya menyamping dan memejamkan mata.

Shaka menyunggingkan senyumnya, dirinya tau Alle belum tidur. Seketika ide jahil muncul di otak Shaka, pintu kamar ia kunci hingga menciptakan bunyi dan langsung membuat Alle melotot seketika.

" Kenapa dikunci tu pintu?! " - batin Alle.

Perasaan Alle campur aduk saat ini, mencoba memejamkan mata agar cepat tertidur, tapi terhalang oleh perasaan gelisah nya.

Perlahan, Shaka naik keatas kasur dan merebahkan dirinya dengan posisi miring ke kanan menghadap Alle dan tangan sebelah kanan menyangga kepalanya. Ia sedikit bergeser lagi untuk bisa lebih dekat dengan Alle.

" Aaa! " pekik Alle, saat Shaka tiba-tiba menarik bahunya hingga tubuhnya terbalik menjadi menghadap Shaka sekarang.

Shaka dengan santai nya tersenyum menatap Alle, sedangkan yang ditatap melototkan matanya. Seakan terhipnotis, Alle perlahan hanyut dalam tatapan Shaka, netra mata nya terus menatap Shaka.

Hingga secara tak sadar Alle sedikit menyunggingkan senyumnya menatap Shaka, " Kenapa senyum-senyum? Terpesona sama kegantengan saya? "

Ucapan Shaka langsung menyadarkan Alle dan langsung dihadiahi geplakan dari Alle pada lengan Shaka, " Aduh! " Ucap Shaka mengaduh, " Ga usah gr! "

" Gengsi amat si, tinggal ngaku bilang iya juga. "

" Dih emang engga kok! "

" Masa?? "

" Kok bapak nyebelin?! "

" Nyebelin-nyebelin gini, ntar juga saya yang bakal isi perut kamu dengan kecebong-kecebong saya. " Celetuk Shaka membuat pipi Alle bersemu merah.

" Dih apaan sih, ga jelas! " Alle merubah posisinya menjadi terlentang dan menghadap ke langit-langit kamarnya.

" Apa mau sekarang aja, hm? " Tanya Shaka yang sudah mengukung Alle.

Alle yang diperlakukan seperti itu tentu saja gelagapan, " Hiii apa sih! " Alle mencoba menyingkirkan tubuh Shaka yang saat ini mengukung dirinya dari atas. Namun sia-sia, karna tenaga Shaka lebih kuat dari dirinya.

" Gini deh, gapapa kalo kamu belum siap sekarang. Saya bakal tunggu kamu, sampai kamu siap. Tapi boleh saya minta sesuatu? " Alle melirik kearah Shaka.

" Apa? "

ABOUT ALLE'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang