Heloo weekend! Sehat-sehat semuanya. Sehat raga, sehat jiwa, sehat hati, sehat pikiran dan sehat dompet... Aamiin...
Ada yang bosen gak sama babang Sasu? 😬
Gak papa, buat aku aja 😎Warning: Typo bertebaran.
HAPPY READING
Itachi tertawa kecut kala menemukan jejak kawannya. Rupanya mereka menguasai salah satu markas yang telah disusun bersama-sama. Markas terbengkalai yang hanya sesekali dipantau. Lagi pula, lokasinya terlalu jauh untuk di jangkau.
"Durdon, katakan kemana mereka pergi?" Itachi sudah sangat marah. Abai terhadap memar yang telah ia ciptakan pada puluhan bawahannya yang malang. Yang jelas, dia benci dibohongi.
Secuek apapun Itachi di masa lampau, dia masih cukup mengenali kebiasaan teman-temannya. Termasuk parfum kesukaan Conan. Jangan lupakan jika mereka berempat terlalu sering tidur bersama diperjalanan misi. Aroma ini, masih baru.
"Tuan..." Durdon meringis kelu. Mereka adalah empat pemimpin yang tidak bisa diabaikan. Saat terpecah seperti ini, dia memihak anggota terbanyak. Karena nyawanya, tidak tahu di tangan siapa?
"Durdon, kami memilihmu menjadi pemimpin pengelola disini, tidak berarti tidak ada pertimbangan. Katakan! Atau gubuk berisi tujuh saudaramu terbakar tanpa menyisakan nyawa!" Biar bagaimana pun, Itachi tetap pembunuh berdarah dingin. Menyayangi keponakannya yang kecil tidak berarti ragu untuk menikam keluarga yang mengkhianatinya.
"Hei..." Gaara yang sejak tadi hanya memperhatikan berdehem ngeri. Untuk apa sih mencari tiga orang yang tidak ada dalam misi.
Namun Itachi tak sudi untuk mengindahkan. "Dimana?"
Tidak sedikit dari bawahannya yang gemetar ketakutan.
"Wi--wilayah Haruno," teriak seseorang dibelakang Durdon.
Itachi mendongak dengan kilat amarah yang masih menguasai.
"Bukit Nizu, para pemimpin dibawa salah satu keluarga Haruno untuk berkunjung ke sana. Wilayah baru yang dibuka oleh bangsawan tidak lama ini." Durdon tidak punya pilihan lain untuk membuka mulut. "Tapi sungguh, tujuannya kami tidak tahu. Wilayah itu sangat tertutup bagi orang asing."
Itachi berdiri, bisa menangkap arti ekspresi Gaara yang seolah mengatakan sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Karena dia juga berpikir begitu mendengar nama klan teman kecilnya.
"Ke arah mana kami harus pergi?" Kali ini giliran Gaara yang berjongkok.
"Ke arah utara, Tuan. Harus menyebrangi perairan. Satu pulau di sana dikuasai bangsawan Haruno."
Gaara berdiri, "ayo pergi, Itachi!"
Itachi mengikuti langkah Gaara, dengan mengajak bawahannya yang tidak terluka. Siapa yang tahu jika nanti dia tidak membutuhkannya.
.
.
.
.
.
Itachi dan Gaara berhasil mendarat di Pulau Nizu. Pulau yang penuh rimbun pepohonan. Mereka hanya perlu masuk sekitar tiga belas kilo meter untuk sampai ke kawasan Bukit Nizu.Sepertinya arus perdagangan masih berjalan dengan baik. Terbukti banyaknya hilir mudik, baik melalui lautan atau daratan. Hanya saja, ketika bertanya tentang penguasa mereka, semua bungkam. Arti tertutup yang Durdon maksud. Jika ini ulah Haruno, Itachi sangat ingin bertepuk tangan. Oh, Demi Penguasa Kekayaan Alam Semesta! Bahkan dia tidak sekaya itu untuk membangun negara sendiri. Hanya saja, dia tidak sempat bertanya pada adiknya, apa Haruno ganti kewarganegaraan lagi.
"Sepertinya sedang ada acara," gumam Gaara. Matanya memperhatikan kostum orang-orang yang berlalu lalang. Busana pesta.
Onyx Itachi ikut berpendar, "huh? Apa kita harus membeli pakaian pesta juga?" Setelah dilihat-lihat orang-orang yang berpakaian serupa mengarah ke satu arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn, My Lord
RandomKesengsaraan yang harus dibayar. "Anda telah membebaskan beban saya, My Lord. Saya senang" "Kecerobohan Saya karena terlalu terburu-buru, jadi Saya selamat. Lagi." #WattpadFanficID #TrueFanficIndo .