10

3.8K 337 68
                                    

Happy weekend guys 🙌
Yang gak suka, tekan tombol back ya, jangan baca, dan jangan mampir ke lapak ini😂😂

Thank you for all readers yang sudah dan masih menunggu kelanjutan 'Reborn, My Lord'.

Happy Reading

"My Lord." Sakura tersentak kaget saat cermin menangkap bayangan Sasuke. Sebelumnya Sakura mendengar pintu kamarnya dibuka, tapi dia kira itu adalah Temari yang sering memastikan dirinya istirahat dengan nyaman.

"Ah selamat malam, My Lord." Ketika teringat belum memberikan salam atas kedatangan Sasuke yang tiba-tiba.

Sasuke hanya mengangguk, dan berjalan ke sisi ranjang tempat Sarada tertidur pulas. Mengecup singkat kening lebar turunan Ibunya. "Panggil maid, dan pindahkan Sarada."

"Baik, My Lord." Sakura berjalan ke luar, menerka-nerka apa yang membuat Sasuke datang ke Kastil Blossom larut malam begini.

Tak lama kemudian Sakura datang bersama Temari yang mengekor dibelakangnya, menyaksikan Sasuke yang sedang asyik mengganggu tidur Sarada, namun tak kunjung bangun.

"My Lord, Princess Sarada mungkin kelelahan sehingga tertidur pulas. Semakin hari princess semakin aktif bermain." Instrupsi Temari dengan membungkukkan badan sopan.

Sasuke duduk tegak, tatapannya belum melepaskan Sarada. "Pindahkan dia."

"Baik, My Lord. Kalau begitu saya permisi untuk membawa Princess Sarada." Temari keluar kamar setelah Sakura mengecup sayang ubun-ubun Sarada.

Suasana ruangan menjadi canggung, terlalu hening untuk dihuni oleh Sasuke yang memang irit kata dan Sakura yang bingung harus bagaimana.

"Kau tidak bertanya mengapa aku datang kesini?" Dan. Sasuke yang jengah pun memilih untuk mengalah.

"Saya sudah tahu jawabannya." Sasuke berdecak keras, menghadapi Sakura memang benar semenjengkelkan ini ternyata.

"Kau masih saja mengingatnya." Sakura bingung dengan jawaban Sasuke, 'Memang harus begitu kan? Biar tidak mendengar jawaban yang sama.'

"Maaf?" Sakura benar-benar merutuki kemampuan berbicaranya.

"Aku akan tidur disini."

"Tidak bisa."

Sasuke tersenyum miring, seolah-olah mengejek jawaban Sakura. "Kenapa? Kau terlalu senang?"

Kernyitan bingung tercetak sangat jelas dikening lebar Sakura. "Saya tidak senang, maka dari itu saya bilang tidak bisa." Jawaban polos Sakura, membuat Sasuke yakin dengan perbedaan sifat Sakura. Tidak seperti ini. Jelas. Sakura tak akan menghilangkan kesempatan untuk berada satu ruangan dengan dirinya kecuali hampir satu tahun ini. Menjelang kelahiran Sarada kala itu. Apa perkataan dulu begitu menyakitinya, hingga membuat Sakura terus menghindari pertemuan mereka.

Flashback On

"Sasuke-kun, sekali ini saja." Sakura berucap lirih, jari jemarinya meremas belakang jubah Sasuke yang berhasil digapai, ingin lebih, tapi tak mampu. Sasuke tidak pernah menganggap Sakura ada. Bagai parasit dalam hubungan rumah tangga sesungguhnya, padahal disini Sakura adalah istri pertama.

Sasuke masih memilih menghadap pada luar jendela. Sinar rembulan lebih cantik untuk diperhatikan daripada sang istri yang tenggelam dalam temaram ruang kamar.

Sakura sedang merengek, selalu seperti itu semenjak dokter mengumumkan kehamilannya. Perhatian. Satu kata yang sangat mudah diucapkan. Tapi tak pernah Sasuke lakukan, bahkan dengan usia kandungan yang tinggal menghitung hari untuk persalinan. Satu kata yang selalu Sakura tunggu tindakannya dari ayah bayinya.

Reborn, My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang