Selamat soreeeee........
Terimakasih yang sudah lupa dengan karya ini... Wkwkwk
Selalu jaga kesehatan ya guys
Warning : Typo, rancu, gaje
HAPPY READING
"My Lord, tolong dipikirkan lagi!"
Tidak. Sasuke sudah membulatkan tekad. Dia tidak mengindahkan permintaan Sakura untuk yang satu ini. Tapi dia juga membiarkan istrinya untuk tetap berada disampingnya. Susah payah dia berusaha fokus pada pekerjaan disaat disampingnya Sakura selalu membujuk hal yang sama.
Sakura memegang lengan atas Sasuke untuk meminta perhatian. Dia sudah sangat gugup luar biasa sejak seminggu ini. Sejak mandat kaisar diberitahukannya secara resmi. Dan sekarang, hanya tinggal menunggu dua hari lagi menuju rencana Sasuke yang akan menobatkannya sebagai permaisuri. Secara gencar, selama itu dia berusaha menolak. Membujuk untuk merubah keputusan ini. Biar bagaimana pun, bagi kekaisaran ini merupakan keputusan mendadak. "My Lord, para dewan tidak akan menyukai ini. Jika perpecahan terjadi, secara otomatis rakyat akan memandang kekaisaran bertindak gegabah."
Dan. Selama itu pula, Sasuke hanya akan tutup mulut. Dia senang didekat Sakura tapi tidak untuk topik pembahasannya.
"Sakura, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk mengunjungi Rein?"
Lagi. Berbagai macam peralihan topik.
Sakura menunduk, menangis dalam diam. Dia akan menganggap tindakan Sasuke sebagai pengabaian. Apapun alasannya. Pendapatnya tidaklah penting bagi lelaki itu.
Sesak. Itulah yang Sasuke rasakan ketika isakan tertahan Sakura memasuki indra pendengarnya.
Sasuke menghadap Sakura, membawanya dalam pelukan, rontaan kecil dia rasakan, namun tak cukup menjauhkannya.
"Atau. Ingin melihat perkembangan belajar Sarada dulu?" Lanjut Sasuke tidak menyerah.
"Ah...kita hubungi ibu suri untuk berkumpul disana."
Kemudian, keduanya hanya saling berdiam diri dengan Sakura yang menangis dipelukan Sasuke. Padahal, diluar sana pergolakan politik sedang terjadi. Semakin Sasuke bungkam, semakin memanas, dan dia hanya memilih mendengar penolakan Sakura yang sampai kapan pun tidak akan dikabulkan.
Lama waktu berlalu, Sakura memutuskan kembali tanpa perlu izin. Sasuke tentu mengekor dibelakang, dia tidak membiarkan dirinya kembali ke kamar dalam kondisi seperti ini.
Hanya sampai memastikan Sakura baik-baik saja, ia kemudian berbalik tanpa kata. Namun, langkahnya terpaku begitu mendengar ucapan istrinya, "Ketika bahkan keluarga saya saja bukan pendukung Kaisar, saya hanya akan lebih diperolok dilingkaran politik. Dan, jika Anda masih akan berkata akan melindungi kami, dan seolah semua akan baik-baik saja, saya tak lebih hanya peliharaan Kaisar."
Sakura menoleh pada punggung Sasuke yang dulu selalu dirindukannya, "Peliharaan yang hanya dirawat, karena tidak disangka masa depan terlahir dari sampah yang didaur ulang ini."
Sasuke menoleh cepat. "Aku tidak memandangmu setinggi itu untuk disombongkan, tapi, bahkan secuil pun aku tak melihatmu begitu rendah."
Sakura tersenyum pedih, "Jadi, adakah yang lebih hina dari sesuatu yang bahkan tidak ingin terlihat mata sama sekali?"
Sasuke membuang muka, "Jika kau bermaksud menghentikan, maaf!" Dia menggeleng dalam sambil berlalu.
Sasuke tidak akan terpengaruh hanya karena masa lalu dijadikan kunci kesalahannya. Memang benar ia salah, ia sangat sadar telah banyak menyakitinya. Lalu apa? Dengan cara apa menebusnya? Itu bukan tentang sesuatu yang mudah diputuskan dengan cerai apalagi pura-pura mati. Tidak cukupkah hanya dengan telah mengutamakan Sakura dari apapun. Semuanya, jika dia bisa mengatakan cinta, maka ya, dia merasakan seperti itu, rasa sayang, rasa ingin memiliki dan menjadikannya satu-satunya. Memberikan posisi tanpa alasan khusus selain karena, Sakura adalah istrinya. Dia harus disampingnya juga. Lagi pula, ini bukan keputusan mendadak. Saat Sakura datang tiga bulan lalu, dia sudah mengatakan ini didepan umum.
.
.
.
.
.
Dalam pandang dimana Sarada sengaja meminum teh di taman atap kastil utama lantai tiga, dia hanya menggeleng prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn, My Lord
RandomKesengsaraan yang harus dibayar. "Anda telah membebaskan beban saya, My Lord. Saya senang" "Kecerobohan Saya karena terlalu terburu-buru, jadi Saya selamat. Lagi." #WattpadFanficID #TrueFanficIndo .