18

3.2K 338 39
                                    

Selamat sore....

Terimakasih yang sudah meluangkan waktu memberi dukungan. Dari chapter ke chapter jomplang nih..

Kita santai dulu oke... Hehe

Warning : Typo, gaje, rancu

Note : cek Dunia Shinobi


HAPPY READING







Pulang ke Ibukota tak membuat suasana hati Sakura membaik. Semakin buruk malah. Tinggal satu kastil dengan Sasuke, membuat pergerakannya semakin canggung.

Tak seperti saat Sarada dulu. Rein sudah memiliki kastil sendiri. Ia sudah protes, tapi Sasuke tak mendengarkan. Katanya, ini semua ulah dirinya yang sudah berani membohongi keluarga kaisar.

Sarada juga punya tempat tinggal di kastil khusus putri. Membuat Sakura semakin kesepian. Kedua anaknya ada di kastil dengan arah berlawanan.

Sarada sudah sibuk dengan jadwal pendidikannya. Sasuke dan Mikoto langsung sigap karena usia Sarada termasuk terlambat untuk mempelajari etika kekaisaran. Sakura sebenarnya kesal. Suaranya tidak didengar. Dan meskipun pada awalnya mereka menyambut baik, sekarang terlihat justru ia yang disalahkan.

Bukan hanya Sarada, alasan utama Sakura dijatuhkan oleh dua anaknya adalah ia harus mempelajari sesajen tumpukan buku berbagai macam judul tentang permaisuri. Adab menjadi permaisuri, tugas-tugas utama permaisuri, daftar silsilah kekaisaran yang wajib diketahui permaisuri, hak dan kewajiban permaisuri. Oke, itu masih banyak lagi. Dari yang paling wajib hingga konyol seperti cara permaisuri melayani kaisar. Demi Tuhan, kepala Sakura rasanya ingin pecah.

Beruntung ia punya ingatan Sakura asli. Hal-hal yang berhubungan etika atau daftar keluarga kaisar dan bangsawan tidak terlalu membebani, hanya perlu menambah sedikit demi sedikit.

Namun, justru kenapa disaat seperti ini dia ingin pulang—ke dunianya. Dia tak pernah ingat lagi selama ini. Kecuali fasilitas yang sedikit memadai jika punya uang. Sedangkan disini, dia punya pekerjaan layak sebelumnya, tinggal di kekaisaran dengan uang berlimpah, tapi tak ada kepuasan. Hidupnya tanpa sadar terkekang.

"Anda baik-baik saja, My Lady?"

Sakura menoleh pada Temari, maid yang dulu melayaninya di kastil bunga. Sekarang, ketika ia ditempatkan di Kastil Onyx, sebagian maid juga ikut dipindahkan.

"Kapan aku bisa menemui putraku?"

"Anda harus menyelesaikan tugas dari Nyonya Namikaze dulu, My Lady."

Sakura mendesah panjang. Dia bukan orang yang pandai membuat laporan, naskah, atau hal-hal pembukuan. Ia bahkan menjadi mahasiswa abadi karena itu. Tapi, Sakura asli sangat pintar, kenapa itu hanya sebatas pengetahuan, dirinya kesulitan membuat tulisan pada kertasnya. 'Ayolah, asal penuh semua selesai.'

Waktu Sakura terbuang percuma, ia hampir bisa menghapal semuanya, tapi hingga waktu bergulir hasilnya tetap sama. Kosong. Alhasil, dia hanya bisa melamun.

"Kau tampak stress."

Sakura yang mendengar suara Sasuke langsung berdiri tegak, terkesan buru-buru, hingga kertas dan pena tercecer ke lantai.

"Hei, hati-hati."

"Selamat siang, My Lord!" Sakura menipiskan bibir.

Reborn, My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang