3

3.5K 322 23
                                    

Hilir mudik tamu yang keluar masuk ke Kastil Blossom belum kunjung usai. Mereka adalah sanak Saudara dan para istri bangsawan yang loyal kepada Kaisar. Sakura sudah sangat bosan mengumbar senyum palsu dengan mengucapkan terimakasih berulang kali seperti yang sering dilakukan Sakura asli dalam ingatannya.

Ya, mereka yang datang dengan dalih menjenguk istri pertama Kaisar dan keturunan pertama Kaisar langsung, serta ucapan selamat dengan membawa berbagai macam hadiah untuk bayi, tidak lebih hanya untuk menjilat. Membuktikan jika klan mereka royal pada Kaisar. Meski mereka tahu bayi perempuan tidak akan berpengaruh apapun pada kekaisaran, ini murni hanya untuk memperlihatkan jika klan mereka sangat hormat pada keluarga Kaisar. Dan sudah dipastikan jika bayi itu laki-laki, mereka akan semakin gencar untuk menarik perhatian dari Lady juga dengan menawarkan berbagai macam jenis dukungan agar menduduki kursi pewaris. 'itu tidak akan pernah terjadi.'  batin Sakura.

Namun perasaan bosan itu juga terselingi oleh beberapa teman yang memang akrab dengan dirinya. Selalu tak pernah ada canggung dalam mengobrol, tanpa peduli hadiah yang mereka bawa mewah atau tidak. Sering sekali hadiah yang dibawa, hanya untuk mengerjai diawal, seperti kaos kaki bayi yang sebelah, kemudian hadiah sesungguhnya akan datang sesudah puas mengerjai sang Lady.

Shimura Ino dan Uzumaki Karin adalah mereka. Ino yang memang sudah menikah dengan pria dari Klan Shimura yaitu Shimura Sai seorang ketua tim Anbu dari divisinya. Dan Uzumaki Karin yang masih seorang lajang dan senang mengembara, padahal Klan Uzumaki sangat ketat dalam pergaulan.

Sungguh Sakura ini sangat beruntung,  ia pun tanpa sadar terbawa suasana untuk tidak bisa tidak senang, ia baru pertama kali merasakan rasanya ditemani. Sangat sangat. Meski mereka jarang bertemu bersama karena peraturan kekaisaran yang ketat tentang istri Kaisar. Lagi. Menjauhnya Sakura dengan orang terdekatnya hanya karena ia menjadi istri yang tak diinginkan Kaisar. Tapi setidaknya jika pun ia bisa bebas dari Kastil yang mengurungnya ini, dia punya teman yang bisa dicari hanya untuk bertanya tentang kehidupan diluar.

Tidak seperti dirinya yang dulu. Hanya bisa mengurung dalam sebuah kamar yang kecil dan kumuh, reot. Tak punya tujuan, tak ada yang bisa ia singgahi hanya sekedar untuk mengetes apakah pita suaranya masih berfungsi. Sedikit berani keluar kostan, ucapan cemooh dengan berbagai hujatan dia dapatkan.

Selain mereka yang berada diluar Kekaisaran, tak lupa juga anggota dalam. Seperti tadi setelah Kaisar pergi Ratu Mikoto lah yang datang pertama, dia adalah permaisuri terdahulu yang seharusnya menduduki posisi Ibu Suri, namun belum ada pengganti Permaisuri yang baru, sehingga Permaisuri Mikoto menjabat menjadi Ratu Mikoto. Pengganti sementara Permaisuri, beliau memberi nasihat serta wejangan mengurus bayi yang sangat diantusiasi oleh Sakura.

Dan sore ini istri kedua Kaisar -Lady Hinata sedang duduk apik dengan sekotak hadiah. Partisipasinya yang tak kalah menjenguk, berbanding terbalik dengan raut wajahnya yang terlihat enggan dan sinis.

"Selamat atas Kelahiran Putri anda, Lady Blossom." ungkap Hinata menekan kata Putri.

"Terimakasih untuk merepotkan diri untuk datang, Lady Lavender." Sakura ternyum samar dengan tangan menggendong sang bayi yang baru terbangun dari tidur.

Mengayunkan, dan mengucapkan kata-kata untuk menenangkan bayi. Sesekali tersenyum lembut. Mengusap halus kepala putrinya. Menepuk-nepuk pantannya.

Hal itu tak luput dari perhatian Hinata. Membuatnya iri. Hinata mengepalkan tangan dipangkuannya kuat. Tersenyum paksa. "Mana mungkin saya repot, putri Anda adalah putri Saya juga. Bukankah akan selalu begitu."

Sakura mendongak. "Maaf tapi saya yang akan merawatnya." Sakura menatap Hinata percaya diri.

'Sombong.' batin Hinata. "Tentu saja, Saya juga tidak sabar untuk memilikinya. Memiliki seorang Putra." tekan Hinata pada kalimat terakhir.

Reborn, My LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang