Chapter 9

251 25 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BINTANG ⭐️⭐️

HAPPY READING!!!

———

BRAK!!

"VALENN!!"

Suara teriakan keras mengema di ruang kelas II IPS 1, seisi kelas langsung mengarahkan pandangan mereka ke sumber suara.

Dera berdiri di ambang pintu dengan berkacak pinggang. Di susul ketiga temannya yang terenggah karena habis berlari mengejarnya.

"Yang namanya Valen mana?"

Seisi kelas itu terdiam, kerusuhan yang sempat terjadi sebelum kedatangan Dera kini hening tanpa suara.

Semua saling tatap, dan mengendikkan sepasang bahu mereka tidak tau.

"Tadi keluar sama Elang." Sahut seseorang dari belakang.

"Kemana?"

"Gak tau. Emang kalian ada masalah apaan sama Valen?"

Dera berdesis, tak menjawab pertanyaan itu dan langsung pergi.

"Buat yang lihat Valen suruh dia nemuin gue!" Pekik Ganesha sebelum pergi menyusul Dera diikuti yang lain.

"Pada liat Valen gak lo pada?" Orang-orang yang ditemuinya dikolidor serentak menggeleng. Dera berdecak, kekesalan dihatinya semakin meledak-ledak. Terlebih saat melihat cowok yang di cari-cari sedang santainya bermain bola basket di lapangan diiringi sorakan para cewek-cewek.

Dera melangkah masuk ke lapangan bertepatan ketika bola melambung ketempatnya berdiri.

"LOH DER AWAS!!!"

Pekikan yang tadi mendukung permainan tersebut menjadi pekikkan heboh ketika melihat kehadiran Dera yang sekarang berjalan ke tempat Valen berada.

Pekikkan semakin histeris ketika bola yang ada ditangan Dera melayang begitu saja hingga membuat hidung Valen bengkak dan mengeluarkan cairan merah.

"Anj!!! Maksud lo apa sat!?" Bentak Valen sedikit kaget bercampur kesal.

"Lo yang apa! Udah gue peringatin kan, jangan nyari masalah sama sekolah lain. Lo bahkan dengan santui-nya bermain di sini di saat warung Mba Sri hancur karena ulah lo!"

Valen memasang muka cengo, "apa maksud lo? Gue gak berbuat apa-apa dari tadi. Tanya aja noh sama yang lai....AKHH!!"

Dera melayangkan tonjokan kuat dirahang Valen membuat cowok itu memekik kesakitan. "BANGS*T!!!"

Dera tersenyum miring, tubuhnya condong ke depan. "Jadi yang divideo itu elo? Udah gue duga. Dan sekarang lo harus tanggung kesalahan lo!" Tanpa berkata-kata, Dera menarik tangan Valen, membawa cowok itu ke ruang bk.

"Video apa maksud lo anjing!"

"Video keroyokan sampai menyebabkan korban koma karena pukulan di ubun-ubun juga sayatan dalam dialis kirinya!" Kata Dera terus menarik Valen. "Lo harus tanggung jawab Valen! Lo gak punya otak apa, coba kalau korbannya itu elo!"

"Gue malah bersyukur kalau itu gue!"

Langkah Dera berhenti. Dirinya menoleh ke sekitar, dengan helaan panjang, Dera menoleh ke arah tiga temannya, "kalian langsung ke kelas aja. Biar gue bawa dia menghadap Bu Wajar."

Ketiganya saling bertatapan lantas berbalik dan pergi menjauh. Kebiasaan yang sering di lakukan Dera ketika berhadapan dengan anak berandal atau kurang tertib.

Menginstrogasi mereka.

"Jangan bawa-bawa urusan keluarga ke dalam urusan kayak gini. Harusnya lo bisa ngendaliin emosi lo. Keroyokan bahkan sampai ingin membunuh korban gak akan bisa memuaskan lo!" Dera melepas cekalan tangannya, "Len, kehidupan yang lo mau gak sebebas kayak gini. Kembali ke kehidupan yang lalu dan inget, lo akan semakin jauh dari mereka ketika sifat lo makin kelewatan batas!"

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang