Chapter 14

192 22 0
                                    

Selamat membaca chapter terbaru GOWARA🫶🏻🫶🏻
Vote and comment
Enjoyy🐣

———

"Hallo adekk cantikk!!"

Pekikkan Dera terdengar ketika mereka memasuki perkarangan rumah Ganesha. Anak kecil dengan rambut agak bergelombang berdiri di depan pintu dengan berbagai mainan berserakan disekitarnya.

Dera berlari riang menuju anak kecil yang merupakan adik Ganesha. Amara namanya, tapi kerap di panggil Ara.

"Ka Dera, lama gak pernah main ke sini." Celoteh Ara masih sedikit belepotan ketika berbicara. Anak itu tersenyum riang dan langsung naik ke gendongan Dera meninggalkan mainannya begitu saja.

Ganesha menonyor kening sang adik dan menghujaminya dengan ciuman.

"Akak nakal!!"

"Apa lo hah!??"

Ara mencuatkan bibirnya, beralih memandang Ozi. "Ka Ozi, besok ajak Ara ke kolam ikan dong. Ara juga pengen melihara ikan." Katanya masih setia mengalungkan satu tangannya ke leher Dera.

"Alah gak yakin gue tu ikan hidup lama, belum ada sejam udah pasti mati gegara lo cekik!"

"AKAK!!!" Jerit Ara mulai berkaca-kaca.

"Ganeshaa, jangan nakalin adik kamu dong!" Naya-mama Ganesha keluar setelah mendengar jeritan sang anak. Ibu dua anak itu masih mengunakan celemek yang penuh dengan tepung. "Ehh, ada kalian juga, ayok masuk, malah di luar aja. Kamu tuh gimana to, ada tamu malah gak di suruh masuk."

Ganesha mendengus, mamanya ini seperti tidak tahu kepribadian temannya saja. "Alah tanpa dipersilahkan juga biasanya langsung masuk."

"Yaudah Bun, biar Ozi aja yang mempersilahkan mereka. Ayo-ayo masuk anggap aja rumah sendiri kan." Katanya menyalimi tangan Naya dan berjalan masuk, "Bun, minta minuman dingin ya."

"Awan juga minta." Timpal Awan langsung mengekori Ozi.

Tersisa Ganesha, Dera dan Naya yang tersenyum geli terlebih melihat raut jutek sang anak.

"Udah ayo masuk, Ara makan sama kakak-kakak yok."

"Mau disuapin Ka Dera." Pinta sang anak manja.

Naya mengeleng, "Ka Dera kan juga makan, kalau kamu disuapin Ka Dera yang ada dia kerepotan." Tolak Naya mengemasi mainan Ara yang berserakan.

"Huwaaaa maunya disuapin Ka Dera!"

"Gak boleh sayang, udah besar masak masih minta disuapin sih, gak malu emang?"

Ganesha tersenyum mengejek, "denger tuh, katanya ogah dipanggil anak kecil soalnya Ara udah dewasa. Gitu-gitu masih minta disuapin, elahhh."

Ara memayunkan bibirnya sedih, menatap Dera penuh harap. Tau arti tatapan itu Dera terkekeh dan mengangguk, "okeyy, karena jarang-jarang Ka Dera ke sininya, jadi hari ini Ka Dera bakal suapin Ara, okeyy?"

"IYAAAAHHHH, ARA SETUJU, sayang Ka Dera banyak-banyak."

Naya menggeleng, "beneran gak papa, Der?"

"Gak papa Bund, Dera sama Ara masuk dulu ya."

Dua orang itu mengangguk, Ganesha memandang sang mama yang juga menatapnya. Mengerjap perlahan, Ganesha mulai beranjak, namun suara Naya menginstruksinya.

"Nyari cewek itu yang kayak Dera gitu loh, apa perlu mama jodohin kamu sama Dera hem?"

Ganesha terbatuk pelan, telinganya memanas namun segera berekspresi seperti biasa. "Apaan sih mama tuh, Dera udah ada pawang, kalau Ganesh rebut bakal riweh nanti. Dah ah ma, mau masuk. Ganesh laper."

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang