Chapter 22

178 20 6
                                    

HAPPY READING

———

"CUUU!!! CUCIAN GUE KELAR BELUM?"

Dera menoleh kaget karena teriakan itu. Sejenak matanya yang mendelik berbinar melihat kedatangan Ganesha. "Gans, bantuin gue dong. Pinggang gue encok." Adu Dera seraya memegangi pinggangnya yang benar-benar pegal.

"Gue kesini mau ambil cucian kanjeng ratu bukan jadi babu lo!" Ganesha duduk di kursi depan, tak menghiraukan Dera yang sudah merengek-rengek.

"Jahat lo, Gans. Bantu temen itu pahalanya berlipat ganda tauk." Bujuk Dera.

Ganesha melengos, "iya, ntar." Potongan kata itu membuat Dera berbinar, namun tidak setelah kalimat itu diselesaikan oleh Ganesha. "Gue bantu doa aja, lo buruan nyuci. Ntar malem kita nongkrong."

Dera reflek berdecih, "gak guna, doa lo juga gak bakal keijabah. Mending pergi sono!"

"Ngawur, gak tau aja lo efek doa gue kayak gimana." Mata Ganesha mengedar, banyak kantong cucian kotor yang belum gadis itu kerjaan. Mendadak jiwa anak mama Ganesha muncul. "Sini-sini gue bantu guling-guling."

Dera menoleh sontak melepaskan tawa karena ucapan Ganesha tadi, "lo pikir apaan guling-guling heh!" Senyumnya mengembang sempurna, "gue tinggal jemur dulu ya, kalau ada yang dateng ngambil cucian layanin dulu ya. Byeee!!"

"Gue bilangnya bantu guling-guling aja ya, Cu!!" Pekik Ganesha namun tidak didengar oleh Dera yang sudah hilang tanpa jejak. "Tu anak, rese banget."

"Permisi."

Ganesha berbalik, ia menghentikkan acara memasukkan cucian kotor ke mesin cuci, "apa?" Sengaknya.

"Mau ambil cucian atas nama-"

"Gak lihat gue baru nyuci gini?" Potong Ganesha ketus.

Orang itu menatap Ganesha dengan cengo, satu orang lagi datang berdiri di sisi orang tadi. "Belum selesai ya?"

Ganesha reflek berbalik dengan pupil mata melebar, sial!!! Pantas saja ia mendadak tidak mood ketika kedatangan orang pertama tadi, rupanya pacar Sinta. Si anak kos dekat Dera yang merupakan incaran Ganesha namun sayangnya sudah memiliki pacar.

"Atas nama siapa?" Ganesha dengan berat hati mendekat.

Sinta tersenyum ramah, "atas nama Sinta."

"Nih, total 50 ribu."

Ganesha melirik Sinta yang tengah merogoh dompet, perempuan itu mengulurkan selembar uang berwarna biru, "pas ya, terima kasih."

"Hem."

Ganesha tak beranjak dari tempatnya berdiri, masa bodoh dengan cucian Dera yang belum selesai ia kerjakan. Ekor matanya melirik kepergian dua orang itu dengan wajah tanpa ekpresi.

"Sampai segitunya Gans liatnya, kantong plastik gue sampe lusuh gitu. Cucian gue belum kelar juga."

Ganesha berbalik, melempar uang pemberian Sinta tadi dengan kesal. "Diem lo, Cu!"

"Udah diajak Ozi kumpul tuh di grup. Katanya udah pada ready ke tempatnya Mb Sandra." Kata Dera membuat Ganesha melirik ponselnya, "gue jemur cucian ini dulu."Sambung Dera seraya mengeluarkan cucian yang telah bersih.

———

Tok......Tok.....Tok

Pintu kamar Leora diketuk dengan keras oleh seseorang. Pemilik kamar yang masih terbaring lemas di kasur sedikit mengeliat tak nyaman. Beberapa peluh menetes dari keningnya, membasahi hingga leher. Hawa panas menguap namun anehnya yang dirasakan oleh gadis itu hanya rasa mengigil yang kuat.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang