Chapter 25

241 23 13
                                    

———

"DER!! ROK LO MERAH!!"

Pekikkan keras dari Ozi mengalihkan kegiatan Dera, gadis itu menoleh dan bergegas mengecek rok belakangnya. "SUMPAH!!" Dera menelan air ludahnya, melirik ketiga cowok yang juga menatapnya dengan berbagai macam tatapan. "Gue gak bawa pembalut, gimana dong?"

"Pem-pembalut??" Ulang Ozi meneguk ludahnya kasar.

Bergerak cepat, Awan mengikat hoodie miliknya ke perut Dera untuk menutupi bercak darah tersebut. "Bentar coba cari di alfamart sekolah." Cowok itu menyampirkan tas pada salah satu bahunya dan berjalan tenang menuju kedua temannya. "Ayok!" Ajaknya menarik paksa dua cowok itu untuk ikut, meninggalkan Dera yang masih bergeming ditempat.

"Masuk kamar mandi dulu aja, atau nunggu dimana dulu." Kata Ganesha disela tarikan yang dilakukan Awan. "Gue gak tau pembalut yang biasa dia pakek kayak gimana, setan!" Ujar Ganesha melirik dua temannya.

"Lo pikir kita tau? Asal borong aja nape."

"Masak lo gak tau? Lo temenan udah dari kecil juga." Sela Awan membuat Ozi mendelikkan matanya. "Lo kira dia bakal bahas begituan ke gue? Mana ada nying!"

"Nyokap lo Gans? Biasanya pakek yang mana?" Kini Awan beralih bertanya pada Ganesha, si anak mama.

Ganesha diam sejenak, cowok itu mencoba mengingat-ingat bentukkan yang sering dibeli oleh mamanya. "Warna biru tua lebih dominan itemnya terus ada sayapnya."

"Heumm, ayo kita berjelajah teman-teman!!" Ozi langsung melesat masuk ke alfamart depan sekolah, cowok itu memutari setiap rak yang banyak dan luas.

"Dimana letaknya? Gue udah nyari muter kagak ketemu." Kelu Ozi sembari menghapus peluh dengan punggung tangan.

Ganesha pun sama, cowok itu malah salpok ingin membeli es krim timbang mencari pembalut untuk Dera. "Biar Awan aja yang nyari. Gue mau beli es krim aja deh."

Ditinggal sendiri, Ozi melototkan matanya, cowok itu memilih mencari keberadaan Awan. Dan menemukan cowok itu sedang menimbang dua bungkus pembalut dengan merk dan gambar yang sama. "Nemu juga lo nyet."

"Yang mana Zi?"

"Apa bedanya nyet?"

Awan berdecak, cowok itu menutup telinga dan mata ketika melihat beberapa gadis sekolahnya berbisik-bisik dengan melirik kearahnya. "Ini ukuran 29, ini 30."

"Elah anying beda se-senti juga." Desah Ozi. "Noh mending yang 35 aja sekalian."

"Gila lo?" Hardik Awan, namun cowok itu juga berakhir terkecoh, "emang sepanjang itu?"

"ANYING!!!" Ozi terbahak keras melihat kepolosan temannya itu. "Udah 30 aja, kalau kurang panjang biar beli sendiri." Putus Ozi memberi saran.

Awan melihat dua buah itu terlebih dahulu, sebelum memutuskan menyetujui saran Ozi. "Nih lo yang bayar."

"ANJERR!! Kok jadi gue sih?"

"Cepet Zi. Kasian Dera nunggu lama." Suruh Awan menyerahkan bungkusan itu pada Ozi dengan paksa.

Berjalan pasrah menuju kasir, Ozi meneguk ludahnya kasar ketika banyaknya pasang mata yang melirik. Ini mata pada ngapain sihh? Emang salah cowok beli pembalut?

"Buk pembalut satu berapa?" Tanya Ozi dengan suara keras. Sengaja.

"8ribu le. Buat siapa?"

Ozi nyengir, "biasa bu, si kanjeng ratu putri." Ozi segera membayarkannya, dan cepat-cepat mengambil plastik berisi pembalut itu dan pergi menuju kedua teman laknatnya yang sedang menunggu di depan. "Anying lo berdua!"

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang