Chapter 24

174 20 7
                                    

Happy reading

———
Pagi yang cerah ini, seluruh siswa-siswi dan guru SMATA berkumpul dilapangan untuk menjalankan upacara bendera setiap hari senin. Juga menyambut kedatangan siswa-siswi kelas 10 menjadi warga SMATA.

Dera dengan atribut lengkap petugas pembawa bendera merah putih sudah berdiri tegap ditengah-tengah antara Awan dan Lexan. Dua cowok itu terpilih menjadi pengibar bendera merah putih atau teman se-tim dengannya.

Brian sebagai ketua osis juga sebagai pemimpin upacara nanti, tengah mengarahkan timnya untuk bersiap. Ganesha sebagai pleton I, Ozi sebagai pleton II, dan Damar sebagai pleton III. Kemudian, Clara sebagai dirijen, Hena sebagai Mc, Zella sebagai pembaca undang-undang, Sasa sebagai pembawa pancasila, dan Nisa sebagai pembaca do'a.

Hena sebagai Mc dalam ucapara pagi ini segera membuka suara. Menyurutkan suara-suara dari peserta upacara yang tadinya sangat berisik.

Upacara berlangsung dengan tertib dan diakhiri dengan sambutan kedatangan warga baru SMATA dari kepala sekolah langsung.

Usai upacara selesai, Dera dkk bersama seluruh panitia upacara dan beberapa murid langsung melipir ke kantin. Membeli minuman untuk meredakan tenggorokan mereka yang kering ditambah sinar matahari yang tadi menyengat terik.

"Gue denger kemarin di Jalan Tol Cemara ada yang kecelakaan terus korban meninggal ditempat." Perkataan Zella si tukang update berita membuat yang lain langsung menoleh merinding. Tak terkecuali Dera dkk yang kemarin ada di sana.

"Pukul berapa kecelakaanya?"

"Malem kok, jam 11 nan mungkin. Ada kabar yang beredar mereka cipokan sambil nyetir gitu. Ehh, mungkin saking nafsunya gak lihat ada truk dari arah berlawanan." Jelas Zella seraya menyeruput es milo.

"Meninggal semuanya atau gimana?" Tanya Dera, takut-takut benar perempuan yang dimaki oleh temannya itu yang kecelakaan.

"Iya meninggal semuanya, mobil nya aja sampe guling ke jurang sedang truknya nabrak trotoar keras sampe guling juga."

"Mobil warna apa tuh?"

"Lo kenal emang, Zi?"

Ozi mengeleng cepat, jantungnya berdegub kencang. Dosa kali dia memaki orang yang mendapat musibah waktu itu.

"Kalau gak salah sih mobil hardtop warna hitam."

"Anjir!!!" Ozi, Dera, Ganesha dan Awan langsung saling bertatapan saat umpatan itu keluar dari mulut Ozi.

"Tapi kan emang disana banyak yang ngalamin kecelakaan. Sorenya aja habis ada yang kecelakaan, bedanya yang meninggal cuman satu orang." Sahut Clara.

"Namanya juga jalan tol, gak mungkin kalau gak nyari tumbal." Celetuk Damar tanpa menoleh karena fokus mengerjai Ismi. "ANJING LO MAR!" Berujung amukan dari Ismi yang cowok itu dapat.

"Ganeshaa." Suara yang dibuat-buat dari Sera membuat mereka beralih menatap Ganesha yang sudah digelanyuti oleh Sera. "Besok dateng ke pesta ulang tahun aku ya." Pintanya mengelus manjah lengan kekar milik Ganesha.

Sementara cowok itu menepis kuat, Ganesha beralih dari duduknya. Menatap tajam Sera yang menatapnya dengan  senyum lebar. "Ogah." Ganesha beralih duduk di tengah-tengah Ismi dan Damar, berharap dua orang itu bisa melindunginya dari Sera.

"Ihhh, kok kamu malah duduk di situ sih. Kan di sini juga gak papa." Cetus Sera mengerucutkan bibirnya.

Ganesha tak menjawab. Cowok itu sibuk memainkan ponselnya.

"Ganeshaaa, ihhh. Tapi kamu besok harus dateng loh." Kata Sera pada akhirnya langsung ke inti karena sudah malu dilihat oleh banyak orang.

Tidak ada jawaban lagi. Sera beralih ke lainnya, "kalian juga harus dateng. Dan Dera, ajak Ganesha dateng ya." Pintanya lembut.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang