Chapter 37

178 12 3
                                    

Happy Reading

——
"Oh, jadi bokapnya Ozi yang ngehamilin elo, Rind?"

Dua orang yang sedang berbincang serius jadi menoleh dengan wajah terkejut mereka. Arinda menutup mulutnya yang terbuka, keberadaan Awan yang tiba-tiba membuatnya takut setengah mati.

"Elo tau yang sebenarnya, Zi? Kenapa gak bilang fakta sejak awal aja."

Ozi bungkam, cowok itu merasa bersalah dengan tatapan kecewa yang dilayangkan oleh Awan.

"Lo gak mau reputasi bokap lo hancur dan ni cewek malu tanpa peduli sama reputasi gue juga ya? Sebenenya gue ini temen lo bukan bro?"

Pertanyaan Awan sungguh mengusik pikiran Ozi. Iya tau jika itu salah, memilih diam padahal sebenarnya ia tau sebuah fakta. Hanya saja waktu itu dirinya mereka hancur setelah mengetahui fakta bahwa ayahnya sendirilah yang menghancurkan masa depan Arinda.

"Segitu murahannya lo, Rind. Buktinya mau-mau aja sama bokapnya Ozi. Dibayar berapa sama bokapnya Ozi, heh!!"

Ozi mengeram marah, cowok itu melayangkan satu pukulan telak kepada Awan, "jangan bicara sembarangan, Wan!"

Awan tertawa sarkas, cowok itu menarik kerah baju Ozi kuat, "LO GAK TERIMA?? BANGS*T GUE GAK PEDULI ANJING!!! GUE KECEWA SAMA LO!!" Awan dengan emosi mengebu mendorong kuat tubuh Ozi hingga terpental kejalanan besar, mereka tidak menyadari jika sebuah truk melaju kencang kearah mereka.

Kecelakaan pun tidak dapat dielakkan, tubuh Ozi tertabrak sampai terpental jauh menghantam jalanan beraspal.

BRAK!!
GUBRAK!!

CITTTT...........

"OZII!!!"

GUBRAK!!!

Dera menatap nanar pemandangan di depan matanya. Lidahnya kelu tak dapat berkata, pikirannya buyar begitu melihat darah menguncur dari kepala Ozi. Cowok itu tergeletak tak berdaya setelah terlempar beberapa meter dan menghantam kuat jalanan beraspal.

Tatapan kosong tersebut kini mengarah ke tempat dua orang berdiri sama terkejutnya seperti Dera. Tepat ketika kedua pasang mata itu saling menatap, air mata Dera jatuh. Giginya bergelatuk keras mengingat kejadian sebelum kecelakaan ini terjadi.

Dengan nafas memburu dan amarah di ujung tanduk, Dera berjalan menghampiri kedua orang tersebut. Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Awan. Cowok yang turut terjalin dalam kecelakaan tadi.

"Der udah kita harus mikirin Ozi!! Pak....Pak tolong datang ke Jalan Negara, ada kecelakaan pak. Saya mohon cepat kemari. Iya pak, terima kasih."

BUGH!

"DER-!"

"APA SALAH OZI BANGS*T!!! Brengsek, gue benci sama lo, Awalanda Ragendra!"

Setelah mengatakan kata tersebut, Dera berlari mendekati Ozi yang sudah menutup kedua matanya. Darah keluar banyak dari kepalanya membuat Dera cepat-cepat merobek bawah bajunya. Namun tindakkan itu langsung di cegah oleh Ganesha.

"Lo gila?!"

"LO MAU TEMEN LO MATI KEHABISAN DARAH HAH!!!"

"Pakek baju gue!"

Dera mengambil baju yang diberikan Ganesha dan segera membalutkkannya ke kepala Ozi.

"Ozi gue mohon bangun, jangan tinggalin gue."

Kedua orang yang berdiri di belakang hanya melihat itu tanpa berani mendekat. Awan mengepalkan kedua tangannya, rasa amarah terhadap dirinya sendiri meluap. Ia marah dan kecewa karena tidak bisa menahan pelampiasan amarah tadi. Cowok itu menunduk menatap kepalan tangan yang menjadi akibat celakanya Ozi dengan rahang mengeras.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang