Chapter 35

133 16 0
                                    

HAPPY READING

DIHARAPKAN BERHATI-HATI KONFLIK SEMAKIN MEMANAS

TERIMA KASIH

——
Dirumah keluarga Ragendra

Awan yang tengah bersantai dikamarnya langsung bangkit ketika pintu kamarnya diketuk oleh seseorang, keningnya berkerut memandang sang mama dengan raut datar.

"Siap-siap nanti langsung turun, udah ada keluarga Arinda di bawah."

"Ini kan urusan mama, bukan urusan Alan, jadi Alan gak ikut kebawah dulu. Alan mau istirahat."

Dewi mengeleng keras, "ini urusan kamu juga, karena malam ini adalah hari pertunangan kalian."

"Ma!!" Tanpa sadar Awan menaikkan nada suaranya. Namun Dewi tak perduli, wanita modis itu langsung melenggang pergi tanpa mendengar bantahan dari sang anak.

Awan mengacak rambutnya kesal oleh sikap seenaknya sendiri yang dilakukkan sang mama, cowok itu berlari menuruni tangga tanpa memperdulikan pakaiannya yang tidak sopan. Ia harus meluruskan hal ini.

"Ma!"

"Nah ini dia, anak mu yang tampan udah turun. Walau cuma pakai baju rumahan gitu gantengnya malah makin keluar ya, Rind." Goda Ayu mencolek paha sang anak.

Awan tak menghiraukan godaan ibu-anak itu, ia fokus pada Dewi dan Endra yang menatapnya tajam. "Udah berapa kali Alan bilang kalau Alan gak setuju sama perjodohan ini!"

"Alan!!"

Suasana dirumah itu menjadi mencengkam. Arinda menunduk, mendekatkan tubuhnya ke Ayu.

Endra ikut berbicara. Aura lelaki itu sangat menakutkan, namun Awan tidak takut, cowok itu tertawa parau. "Perkara bisnis doang kalian tega jual anak sendiri?"

"Alan!!"

Dewi berjalan mendekat, wanita itu mencubit lengan sang anak, memperingati. "Kalau kamu gak dengerin perkataan mama, gadis itu akan celaka!"

Kedua alis Awan saling bertautan, siapa gadis yang mamanya ini maksud?

"Kalau mama gak dengerin perkataan Alan, lebih baik Alan mati. Gimana kalau Alan balik ancaman mama kayak gitu?" tantang Awan tersenyum miring.

"Alaann!!" desis Dewi berekspresi kesal akan penolakan sang anak.

"Asal mama tau, Alan udah lama menderita. Alan kekurangan kasih sayang kalian, apa kalian peduli? Sekarang apa Alan harus peduli sama nasib bisnis kalian sedangkan di sisi lain Alan udah gak butuh harta kalian lagi?"

Dewi tak bisa berkata-kata, tubuhnya lemas akan perkataan yang dilempar balik oleh sang anak.

"Alan gak setuju sama perjodohan ini dan Alan udah gak peduli sama apa yang mau kalian lakukan. Kalau kalian sayang Alan, kalian gak akan pernah merebut kebahagiaan Alan lagi."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Awan berbalik menaiki tangga dan turun lengkap dengan jaket dan juga kunci motornya. Tanpa kata ia melewati sekumpulan orang yang terdiam menyaksikan kepergiannya. Dewi terduduk dengan lemas.

Ia tak menyangka, anak yang sejak dulu terus patuh sekarang menjadi seperti ini.

Pikirannya tertuju pada nama seseorang yang membully calon menantunya itu.

"Kamu yang namanya Dera bukan?"

Dera yang baru memilih beberapa sayuran dibuat menoleh oleh suara wanita paruh baya disampingnya. Tatapan yang dilayangkan oleh sosok itu membuatnya merasa terintimidasikan.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang