Chapter 41

94 11 3
                                    

Happy Reading!

——
Setelah satu minggu Ozi dirawat inap di rumah sakit, sore ini cowok itu sudah bisa pulang. Dera membantu Wanda membereskan barang-barang cowok itu. Sedangkan Ozi duduk santai di ranjang rumah sakit dan sibuk menyuruh ini itu pada Dera.

"Kamu itu, jangan suruh-suruh, Nak Dera lagi. Dasar!" sembur Wanda pada sang anak yang kini terkekeh.

"Tenang, ma, Ozi kan lebih tua dari dia."

Dera melengos kesal, "beda satu bulan itupun kurang ya!! Jangan sok tua lo!" amuk Dera sembari melayangkan tatapan lesernya.

Ozi terbahak, membuat Dera mengamuk adalah hobinya sejak dulu. Tatapan cowok itu menoleh pada pintu yang terbuka. Sosok Ganesha yang baru tiba sambil bergandengan mesra dengan Leora menyita perhatian dua orang itu.

"WOAHH!! UDAH OFFICIAL JADI LUPA PUNYA TEMEN YANG MAU SEKARAT!!"

"HUSHH!!" semprot Wanda lagi ketika sang anak berbicara sembarangan.

Dera tergelak, gadis itu ikut menimpuk kepala Ozi dengan benda segitiga milik cowok itu. Sadar benda apa yang dipegang Dera, cowok itu bergegas mengambilnya dan langsung menyembunyikannya dengan wajah sewot.

"ANJIR CABUL BANGET LO, BANGKE!!"

Dera mendelikkan kedua matanya, "HEH!! LO PIKIR SELAMA LO ENAK TIDURAN DI SINI YANG NYUCI DALEMAN LO SIAPA HEHH?!!!"

"APAA?!!! MAA!!! JANGAN BILANG—"

"Memang Dera yang nyuciin semuanya, udah mama bilang mending buang aja, takutnya kena infeksi tapi dia tetep kekeuh nyuciin."

Tidak puas dengan ucapan sang mama yang malah ikut menistakannya, Ozi merengek kuat dengan kedua kaki bergerak ajak di atas ranjang. "AHHHH, GUE UDAH GAK SUCI LAGII!!!"

Pletak!!

"Geger otak ringan gak bikin lo sekarat lagi kan?" tutur Ganesha setelah berhasil menimpuk kepala Ozi dengan buah apel ditangannya. "Tante, saya pamit ya gak bisa bantu banyak, biasa tante mau....pacaran!" Celetuk Ganesha memelankan akhir kalimatnya seraya terkekeh sendiri.

Wanda tersenyum maklum, wanita paruh baya itu mengangguk, mengijinkan Ganesha untuk pergi. Kini tersisa dua anak muda yang saling melirik dengan tatapan sirik.

"Di kasih makan apaan noh temen lo sama Leora, sampai bucin akut gitu!"

"Dikasih makan kemenyan mungkin, terus di kasih pelet, didoain, di guna-guna!!" sahut Dera sedikit kesal.

Mendengar geraman dua anak muda itu, Wanda terkekeh, "kalian itu, mending pada pacaran aja biar gak sirik sama yang lainnya."

"WHAT?? Apa tan? Pacaran? Sama siapa? Dera sama nih anak tan??" Dera menyerocos sambil menunjuk-nunjuk Ozi yang hanya plonga-plongo ditempatnya. "OGAH BANGET TAN."

"Heh!!! Kalau mau ngereview ya jangan di depan emaknya juga dong!!"

Dera hanya mencibir, "tante emang mengakui dia sebagai anak tante?" Dera melirik, "bukannya apa-apa tan, dia itu gak pernah modal tan, maunya keenakan sendiri, hati Dera yang lemah lembut ini lama-lama bakal meledak kalau sama anak tante itu."

Wanda tergelak keras, "kamu itu! Pantas saja gak pernah ngenalin cewek ke mama, orang kamunya gak pernah modal! Cewek mana yang mau sama cowok begituan."

Ozi mendelik, cowok itu hendak menimpuk kepala Dera namun telat karena gadis itu sudah pergi jadilah Ozi memukul angin saja.

"Dera tuh ma yang ngadi-ngadi, pencemaran nama baik aja lo, Nyi!"

"Sudah-sudah, ayo kita berkemas-kemas untuk pulang. Ayahnya Nak Dera sepertinya sudah tiba."

Dera mengangguk, bergegas memasukkan pakaian terakhir milik Ozi dan menutup resleting tas tersebut.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang