Chapter 39

106 13 7
                                    

HAPPY READING

Acara Fashion Show akan berlangsung dalam beberapa menit lagi, para donatur besar duduk dikursi yang sudah di sediakan khusus untuk tamu-tamu terhormat. Salah satu kursi itu ditempati oleh Dera yang duduk di samping Aryo. Kedua tangan bapak-anak itu saling mengenggam enggan untuk melepaskan.

Sejak kedatangan Aryo yang dikawal banyak polisi dan munculnya sosok Dera yang langsung memeluk tubuh tegap Aryo membuat desas desus panas yang tertuju pada mereka berdua. Tanpa banyak orang yang tau, Aryo adalah pendiri dan penyumbang donatur utama sebesar 75% dari yang lainnya. Maka dari itu, kedatangan Aryo langsung membuat geger pihak sekolah terutama saat mereka tau, Aryo adalah ayah dari Dera. Siswi yang beberapa hari ini terseret dalam berita buruk.

Dera memilih acuh, gadis itu lebih menikmati permainannya pada telapak tangan besar milik Aryo. Kedua matanya menyapu seluruh ruangan. Beberapa orang yang datang mengernyit tak terkecuali Dewi dan Endra yang baru tiba. Dera bisa melihat raut kaget dari kedua pasang suami istri itu.

"Pak kepala sekolah, mengapa ada siswi duduk di sebelah bapak besar? Itu sangatlah tidak sopan."

Mulut Dera bungkam karena perkataan yang dilontarkan oleh Dewi.

"Dia anak saya, apa salah dia duduk di samping saya, Nyonya Dewi."

Melihat wanita paruh baya yang bungkam dengan tubuh menegang, diam-diam Dera menyunggingkan senyumannya. Mata gadis itu teralih, dua pasangan suami istri tampak duduk dengan tenang.

"Nyonya Ria, bukan 'kah sekarang anak anda sedang mengikuti olimpiade? Anda tidak ingin melihatnya yang sedang bertarung dengan nyawa?"

Ria yang tadinya duduk anggun di samping Prada dibuat menoleh dengan kening berkerut, "apa maksud anda?"

"Tunggu saja sebentar lagi."

Satu....

Dua....

Tig—

BRAK!!

"VALEN!!" Pekikan bapak kepala sekolah membuat senyum Dera tersungging tinggi. Ia menoleh, mendapati Ria yang menatapnya dengan tatapan penuh arti.

"Anda gilaa!! ANDA BENAR-BENAR ORANG TUA YANG GILAA!!" amuk Valen menarik kerah jas Prada dengan berani.

"VALEN!!"

"Jaga mulut kamu! Kita bukan sedang berada di rumah!"

"LEORA SAKIT BAJINGAN!! DIA BISA MATI KARENA LO PADA!!"

Dera menghelakan napasnya panjang, gadis itu menunduk merasa ponselnya berdering. Satu telpon masuk dari Pak Dedi, Dera langsung mengangkatnya dan menyalakan speakernya.

"Hallo?"

"Dera, kamu tau di mana Valen? L-Leoraa, dia—"

"BANGSAT!!!"

Valen meninju rahang Prada kuat sampai pria tua itu terdorong dan menabrak meja. "KALAU SAMPAI ICHA KENAPA-NAPA, GUE BAKAL PASTIII LO MATI DI TANGAN GUE, BRENGSEK!!"

Kepergian Valen masih mengundang tanda-tanya dari beberapa tamu juga beberapa orang yang sudah berkumpul untuk melihat lomba fashion show.

Dera beralih ke tempat Ria yang tengah membantu suaminya duduk. "Selamat, anda kembali membuat anak anda masuk ke ruang UGD, lagi."

Setelah mengatakan itu Dera langsung berlari mengikuti kepergian Valen yang masih menahan amarah besar. Kepergiannya disaksikan oleh sepasang mata seorang Awalanda Ragendra yang kini mulai berjalan berdampingan dengan Arinda Galdena Ayu.

"VALEN GUE IKUT!!"

Teriakan Dera berhasil menghentikkan gerakan Valen yang akan menarik gas sepeda motornya, cowok itu menoleh dengan wajah kacau. Dera bergegas menuju parkiran sepeda motornya, ia segera melajukannya dan diikuti oleh Valen.

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang