Chapter 12

229 25 0
                                    

Happy reading 🫶🏻🫶🏻
———

Siswa-Siswi SMATA masih sibuk menghabiskan waktu istirahat dengan baik. Beberapa duduk gerombolan dikantin, di pinggir lapangan, juga beberapa berada di kelas untuk tidur. Mereka memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya.

Dera berjalan menyurusi koridor sekolah menuju kamar mandi yang ada di tengah-tengah, memisahkan kelas II MIPA dan II IPS.

Langkah kakinya terhenti sewaktu melihat adegan langsung di depan mata.

Segerombolan gadis berdiri angkuh di depan seorang gadis gendut yang sudah terduduk lemas dengan penampilan acak-acakan.

Sera dkk, Ratu Antagonis sebutan untuknya. Siapa sangka pernah mengisi hidup sahabatnya—Ganesha, walau dalam beberapa waktu saja.

"Sera, Stop!!"

Jika Sera disebut Ratu Antagonis, maka Dera adalah Ratu Protagonis. Dua nama yang hampir sama dengan sifat yang bertolak belakang.

"Lo gila? Ngelakuin pembullyan di lingkungan sekolah!"

Sera berdecih, gadis itu memandang Dera yang tengah membantu korban bullyannya dengan tatapan sinis. "Aduh, ada yang mau jadi pahlawan kesiangan nih!"

Tidak ada tanggapan, Sera menarik rambut Dera kuat hingga sang empu menjerit kesakitan. "Awhshh!! Apaan sih lo Ser!! Lepas gak!!"

"Gue eneg tau gak sih lihat lo! Orang nyebut nama lo aja rasanya pengen gue cekik mereka! Dan sekarang dengan beraninya lo muncul dihadapan gue. Cih! Najis!!" Sera mendorong Dera kuat hingga menabrak dinding di belakangnya.

"Inget ya Dera Amilea Putri! Elo emang Ratu di SMATA, tapi bagi gue, elo cuma sampah yang dipungut sama SMATA! Anak kampungan kayak lo gak pantes ada di sekolahan ini. NGERTI GAK LO HAH!!" Bentak Sera seraya menjambak kembali rambut Dera hingga tubuh gadis itu sedikit terhuyung.

Dera merintih kesakitan namun mencoba melepaskan jambakan itu, "SMATA lebih gak butuh elo! Tukang bully kayak lo gak pantes ada di SMATA!" Balasnya setelah berhasil melepaskan diri dari jambakan Sera.

Tertawa sarkas, sorot mata Sera menajam, giginya bergeletuk kesal. "Berani lo bilang gitu sama gue?! Gue bakal buktiin, siapa yang lebih gak pantes ada di sekolahan ini. Elo yang kampungan dan lemah! Atau, gue!"

BRUGH

Dera kembali meringis kesakitan, punggungnya berkedut sakit akibat tabrakan dengan dinding kamar mandi. Bibirnya berdecak seraya menahan sakit.

"Elo gak papa?" Tanyanya pada gadis gendut yang hanya diam menatap lantai kamar mandi. "Dia gak buat macem-macem ke elo kan?"

Siswi gendut itu mendongak takut, "maaf, g-gara-gara gue, elo yang k-kena." Dera bisa melihat kedua bahu siswi itu bergetar dan benar saja setelahnya isak tangis terdengar lumayan keras.

Dera mendengkus pelan, "kenapa mereka bully elo?" Dera mulai bertanya.

"S-sera lihat gue ngasih bekal ke Ganesh."

Hembusan napas panjang terdengar, Dera memijit pangkal hidungnya yang pening. "Jangan deket-deket Ganesh dulu. Tau kan penjaga dia sekarang kayak gimana, gue juga pasti bakal kalah, jadi gak janji bakal bisa bantu."

Siswi gendut itu kembali menunduk, "maaf, g-gue kira Ganesh udah putus s-sama Sera."

"Emang udah putus." Sahut Dera langsung, "tapi tau tuh, nenek lampir masih ngejar-ngejar Ganesh terus." Lanjutnya.

"Pesona Ganesh emang tinggi."

Dera mendengus kala melihat siswi gendut itu berseru malu-malu. "Ya, tapi kalau menimbulkan korban bukan gentlemen berarti!"

GOWARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang