Saat ini Tian sedang duduk di samping brankar Nolan yang masih tertidur karena efek obat. Mata nya tak pernah lepas memandangi Nolan, tangan nya pun terus menggenggam tangan kiri Nolan, enggan tuk melepaskan.
Nolan sudah dipindahkan ke ruangan VVIP. Orang tua nya sedang berada di ruangan dokter, katanya ada yang ingin disampaikan mengenai kondisi Nolan.
Untuk kondisi fisik, Nolan hanya mengalami patah tulang pada tangan Kanan. Sedangkan untuk kondisi bagian dalam, Dokter sedang mengatakannya pada Tn. Daniel dan Ny. Lavender langsung.
"Lan, kapan sih bangun nya? Kangen tau," ucap Nya pada Nolan yang masih tidur. "Lo bikin gue Khawatir."
"Gue gagal jagain lo... untuk pertama kalinya," ucap Nya lagi dengan menundukkan kepala. "Gue nggak becus. Maaf!"
Tian merasa menyesal. Ini semua salahnya. Andai saja dia tak membentak Nolan pasti kembarannya itu tak mungkin mengalami kecelakaan. Ini pertama kali Tian lalai dalam menjaga Nolan.
Teringat sesuatu, Tian mengangkat kepala dan menatap Nolan. "Kenapa lo bisa ada diluar sekolah? Berani banget ya, langgar perkataan gue."
Ting
Suara notifikasi chat masuk dalam handphone Tian membuat nya langsung membuka dan membaca nya. Seketika rahang nya mengeras, tangan nya mengepal kuat setelah selesai membaca pesan. Kemudian dia mengetikkan sesuatu, membalas pesan itu.
"Lan, gue pergi bentar, ya, ada urusan yang harus gue selesaiin. Nggak lama kok, cuman bentar," ucap Nya lalu mencium kening Nolan dan berlalu pergi dengan langkah lebar.
Setelah kepergian Tian, kelopak mata yang tadinya tertutup perlahan terbuka dan terlihatlah manik berwarna merah pekat. Melihat sekitar tak lama terdengar erangan lirih dari bibir nya karena merasakan sakit pada kepala Nya.
"Awsssss," erang Nolan lirih sambil memegangi kepala. Setelah tak merasa sakit lagi, Nolan melihat sekitarnya merasa asing dengan tempat Ini. "Gue dimana? Kok bisa disini?" menolog nya bingung sendiri.
Tak lama kemudian, dia teringat akan apa yang terjadi. Dia kecelakaan.
Ceklek
Pintu terbuka dan terlihatlah dua orang paruh baya berbeda kelamin yang sedang melihat kearah Nya. "Mommy, Daddy?" seru Nolan kaget melihat orang tuanya.
"Sayang," ucap Mommy, dengan langkah panjang nya dia menghampiri Nolan dan langsung mencium seluruh wajah Nolan. "Sayang, Mommy kangen!"
"Kok kalian disini? Bukan nya lagi di Jerman?" tanya Nolan bingung.
"Itu nggak penting. Sekarang gimana perasaan kamu? Ada yang sakit? Kasih tau Mommy kalau ada yang sakit, biar Mommy panggilin Dokter," seru Mommy Lavender
"Nolan nggak papa kok, Mom," jawabnya kemudian melihat sang Daddy yang sedang memperhatikan mereka. "Daddy nggak kangen sama Nolan?"
"Kangen dong, masa nggak," ucap Daddy Daniel tersenyum sambil mengusap rambut Nolan. "Daddy peluk Nolan dong, kangen nih," seru Nya merentangkan tangan kirinya.
"Ehh nggak boleh, untuk sekarang jangan dulu. Tangan kanan kamu masih sakit," cegah Mommy Lavender dibalas wajah cemberut Nolan.
"Oh iya, Tian mana Mom Dad? Kok nggak ada?" tanya Nolan.
"Emm Tian lagi ada Urusan bentar, kata nya nggak lama," jawab Daddy Daniel.
"Mau Tian! Nolan kangen Tian."
"Nanti, ya, Tian nya masih di luar."
"Nggak mau. Mau nya sama Tian, Nolan kangen," ucap Nya dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
Fiksi UmumMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...