Dengan Kasar Tian mendorong Nolan ke Kasur, lalu Pergi mengunci Pintu. Setelah itu Kembali mendekati Nolan yang memundurkan Badan Nya.
"Ti-tian, Lo-lo mau ngapain?"
Ada yang Aneh dengan Tian. Dan Nolan menyadari Itu. Tatapan Tian seperti Seekor Singa yang mendapatkan Mangsa.
Pikiran Nolan berputar, tatapan Tian hampir sama dengan tatapan yang Reza tunjukkan pada Nya Waktu itu. Yang membedakan, tatapan Tian Lebih mendominasi dengan Aura mencekam.
Seketika badan Nolan kembali Bergetar. Tian tidak seperti Reza 'kan? Pikir Nya. Apa yang harus Dia lakukan? Tian sudah naik ke Kasur.
"Ti-tian." panggil Nolan. Suara Nya terdengar Lirih. "Ma-maaf hiks."
"Nolan, mau dengar Satu Cerita, nggak?" tanya Tian seraya mengambil Suntikan lalu mendekati Nolan yang sudah mentok di Kepala Ranjang.
"Gue Bakal Cerita." lanjut Nya ketika Nolan ingin Bicara.
"Ada 2 Anak Cowok, Mereka Kembar. Nama Mereka Lio dan Nono. Lio sayaaang banget sama Nono. Suatu saat, rasa Sayang Nya berubah menjadi Rasa Ingin Memiliki."
"Saat itu Mereka masih kecil. Biar begitu Lio bukan Lah Anak yang tidak mengerti akan Perasaan Nya. Awalnya Lio menepis Perasaan itu karena Dia tau Mereka bersaudara, memiliki Darah yang Sama."
"Sampai suatu Hari, Lio tanpa sengaja mendengar perkataan Teman Nya, yang ternyata Menyukai Nono. Lio pun Marah. Mulai dari Saat itu, Dia mulai membatasi Pergerakan Nono, membuat Nono hanya bergantung pada Nya."
Nolan hanya Diam, mencerna Cerita Tian. Nama yang disebutkan Tian sama dengan Nama Panggilan Nya dan Tian saat masih Kecil.
Dan Entah sejak Kapan, posisi Tian sekarang berada di Atas Nolan yang berbaring di bawah Nya. Tian menatap Indeks Nolan yang tengah berpikir mengenai Cerita Nya.
"Kalau Lo pikir Nama Mereka sama dengan Nama Kecil Kita...... Itu benar." ucap Tian. "Itu Cerita Kita, lebih tepatnya Gue."
"Ti-tian."
"Gue tau, ini salah. Tapi Gue nggak bisa boong Lagi. Gue udah terlanjur Punya Rasa Lebih sama Lo." sambung Tian. "Jangan Benci Gue."
Perlahan tapi pasti Tian mendekatkan wajahnya dan memejamkan Mata. Nolan diam, masih belum Konek, antara percaya atau tidak. Hingga ---
Cup
Sesuatu yang Lembut dan Kenyal menyentuh Bibir Nya. Bukan hanya menyentuh, tapi perlahan berubah menjadi Lumatan Pelan.
PLAK
"BRENGSEK, LO APA APAAN." teriak Nolan setelah menampar keras Pipi Tian. Dia baru saja di Cium. Oleh Tiaaaaan, Kembaran Nya.
"TIAN, LO JANGAN GILA. KITA SAUDARA, KITA KEM - BAR." Nolan takut Sekarang. Dalam Otak Nya sudah berbunyi Alarm tanda Bahaya.
Tian Sangat Sangat Sangat Berbahaya Sekarang!!
"Gue Udah Bilang, Jangan Benci Gue." lalu Tian langsung menyuntikkan sesuatu Pada Nolan.
"Shhh, Lo-lo nyuntik apa ke Gue?" Nolan tak tau apa Isi dari suntikan tersebut, yang jelas Dia tau itu bukan Hal Baik.
Tian hanya menggeleng lalu tersenyum Miring.
"Hari Ini Lo Bakal Jadi Milik Gue!" gumam Tian.
Beberapa Menit berlalu, Hawa Panas mulai menjalar di seluruh Badan Nolan. Padahal Pendingin di Kamar Tian sudah cukup Tinggi.
Tubuh Nya mulai menegang dengan Keringat Dingin yang membanjiri seluruh Badan Nya.
Nolan sangat Gelisah, rasanya tak nyaman seolah Hormonnya terdorong. Sesuatu didalam Celananya yang tertidur, kini Menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
General FictionMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...