CHAPTER 16

2.2K 109 3
                                        

Pagi ini begitu Cerah, begitu juga dengan Senyum Tian yang tak kunjung Luntur sedari tadi. Dia hanya Diam memandangi Wajah Damai Seseorang yang Sangat Berarti dalam Hati Nya.

Ingatan Nya berputar mengingat Adegan Panas yang Mereka lakukan Semalam. Biarpun Nolan dalam pengaruh Obat, yang pasti Sekarang Nolan sudah menjadi Milik Nya Seutuhnya

Dia juga mengingat ketika menguntikkan Ramuan buatan Nya Sendiri ke Nolan. Ramuan yang akan membuat Orang melupakan Kejadian dari Lima Jam Lalu yang Mereka Lakukan.

Untung saja Ramuan itu berfungsi dengan Baik. Nolan tak ingat dengan Adegan Itu dan menganggap nya Sebagai Mimpi.

Tatapan Tian terpaku pada Bibir Nolan. Bibir itu Sangat Manis dan Dia ingin Mencoba nya Lagi.

Melirik sekilas Mata Nolan, sepertinya tak apa jika Dia mencoba. Nolan juga masih tidur, pasti tak Sadar akan Kelakuan Nya.

Cup

Tian hanya mengecup tapi masih menempelkan Bibir Mereka. Dalam Otak Dia berpikir, sangat Rugi jika hanya Mengecup nya saja. Oke, Dia akan mencium sedikit lebih Lama.

Tian melumat Pelan Bibir Nolan. Tian merasa bersyukur karena Nolan membuka mulut Nya. Dengan Cepat dan Perlahan, Dia memasukkan Lidah Nya, berkeliaran di Dalam Sana.

"Enggh...." lenguh Nolan merasa terganggu, membuat Tian langsung melepaskan Ciuman Nya.

Jantung Tian berdetak Kencang seperti Habis melakukan Sesuatu yang Jahat. Tangan Nya juga sedikit bergetar. Jujur, Dia pikir Nolan bangun dan menangkap Basah Diri Nya. Ternyata tidak.

Tian berbaring telentang dengan Tangan Kiri memegang Dada Nya. Tangan Kanan Nya sedang digunakan untuk Nolan sebagai Bantal. Dia hanya Diam supaya Detak Jantung nya kembali Normal.

Sialan. Gue kayak Pencuri yang kepergok Maling.

"Nolan, bangun....." seru Tian menepuk pelan Pipi Nolan.

"Nolaaaaaaaan~"

"My Twinssssssss~ banguuuuuuuunn~"

"Banguuuuun, ooyyyyy~"

Plak!

"Jangan ganggu, Gue masih ngantuk~" rengek Nolan seraya membenamkan Wajah Nya pada Dada Tian. Dia baru saja menampar Wajah Tian.

"Nggak bisa, Lo harus bangun dan Makan." titah Tian bangun duduk lalu menarik Nolan.

"Tian ihhh, Gue Cape tauuu~" seru Nolan menahan Badan Nya agar tetap berbaring.

"Cape ngapain sih Lo? Nggak ada kerjaan juga." balas Tian tetap menarik Nolan. "Habis Makan baru lanjut tidur Lagi. Sekarang Makan dulu."

Mau tak mau akhirnya Nolan bangun dan menatap tajam Tian. Mata Nya bengkak dan memerah, begitu juga bibir Nya.

"Gue nggak tau, badan Gue sakit semua~" adu Nya dengan wajah memelas, lalu menjatuhkan Kepala pada Bahu Tian.

"Mungkin karena Lo belum Mandi." jawab asal Tian. "Sana, cuci muka. Ntar Lo selesai, Makanan udah Ada."

Dengan malas Nolan pergi ke Kamar Mandi.

"TIAAAAAN, INI LEHER GUE KENAPA? BIBIR GUE KOK BENGKAK GINI??" teriak Nolan dari KM.

BRAK

"Tian, jelasin, ini maksudnya apa?" tanya Nolan menunjuk Leher dan Bibir Nya.

Tian tampak berpikir sebentar lalu menjawab, "Emmm kalau Leher itu Gue yang buat, sedang 'Kan Bibir, semalam ada Serangga yang gigit"

"Yakin Lo? Nggak Boong?" Tian mengangguk.

Gue sekarang bukan Nolan yang Polos, sekarang Gue udah tau semuanya. Ini nggak mungkin digigit Serangga.

Tapi kalau bukan Serangga, berarti siapa? Tian? batin Nolan melirik Tian.

Nggak mungkin Dia. Gue Percaya Dia nggak mungkin Lakuin itu. Lagian apa guna nya juga, ye 'kan?!!

"Melamunin apa sih? Buruan duduk, ini Makanan nya."

Dan Mereka pun makan dengan sesekali Tian melirik Nolan tanpa disadari Oleh Nya.

Gillaaaa, Ramuan nya hebat juga. Ternyata Gue punya bakat jadi Ilmuan.

Salep dari Ananjing juga berguna. Berkat itu semua Kissmark nya hilang, kecuali di Leher karena Gue yang ninggalin.

Sedikit info, Ramuan yang dibikin Tian berguna untuk menghilangkan Ingatan dan Rasa Sakit di bagian yang di Suntikkan. Jadi kenapa Nolan nggak ngerasa Sakit, itu karena disamping Lubang Nya di Suntik Ramuan oleh Tian.

Dan Salep yang dimaksud, itu pemberian Ananjing sebagai Hadiah, kata nya. Itu juga bisa menghilangkan segala Belas Luka, termasuk Kissmark.

". . . . . Hari ini Kita nggak Sekolah?" tanya Nolan.

"Libur."

"Libur apaan? Kok Gue nggak tau?"

Sekarang ini Mereka berdua berada di Taman Belakang. Posisinya Nolan duduk di Paha Tian dengan Tian memeluk Nya erat dari Belakang.

"Udah sering banget Gue Absen, semoga aja Gue tetap naik Kelas."

"Kiss Me!" celetuk Tian tiba-tiba.

"Nggak Mau." tolak Nolan. "Harus mau dong..." sahut Tian.

Tian menunjuk Pipi Kanan Nya, "Di sini."

Sebenarnya Nolan nggak mau, tapi di Lubuk Hati yang terdalam, Dia mau. Memutar Bola Mata Malas, Dia mendekatkan wajah ke Pipi Tian.

Cup

OMAIGAD!!! SALAH SASARAN!!!

Mata Nolan melotot Kaget. Bukannya Cium di Pipi tapi malah di Bibir Tian. Seketika pikiran Nolan kosong. Ingin menjauhkan Kepala, tapi tengkuk Nya ditahan Tian yang malah menikmati dan makin memperdalam Ciuman.

Nolan masih Diam. Di lihatnya Tian yang memejamkan Mata. Badan Nolan sudah Kaku, entah harus berbuat apa.

Tian melepas Ciuman Mereka, dilihatnya Nolan yang masih melotot Kaku dengan Mulut yang sedikit terbuka. Ada benang saliva diantara Mereka. Kemudian Tian tersenyum miring.

Dengan gerakan cepat Tian menghisap Kuat Bibir atas bawah Nolan dan langsung berlari Pergi.

"NOLAN, LO YANG SALAAAAAAAH" teriak Tian.

Seketika Nolan tersadar dan memegang Bibir Nya yang bengkak, lalu berteriak, "HUWAAAA MOMMYYY, FIRST KISS NOLAN DIAMBIL TIAAAN"

"TIAN ANJING, BANGSQT, BRENGSEEEEEEEEK...... SINIII LOOO TIAAAAAAN"

Dan akhirnya terjadilah aksi kejar kejaran antara Nolan dan Tian, dengan Nolan memegang Sapu untuk memukul Tian.

»»--⍟--««

~TBC~

Ekhem, kembali lagi nih Nolan and Tian...

Semoga suka sama Chap nya. Jangan ragu untuk ngeluarin pendapat Kalian...

Sorry kalau Cerita nya nggak jelas.....

Jangan Lupa Like and Komen....

See You 👋

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang