CHAPTER 4

3.9K 232 2
                                    

Sesuai perkataan Nolan kemarin bahwa dia mau ke sekolah, dengan terpaksa Tian mengijinkannya. Tapi yang pasti harus ada syarat untuk Nolan. Syaratnya adalah 'Nolan harus menunggu Tian saat waktu istirahat'. Mau tak mau Nolan mengiakan syarat tersebut.

Biasanya Nolan saat waktu istirahat suka meluncur duluan ke kantin, makanya Tian ajuin syarat itu. Biasanya kalau kayak begitu Nolan selalu dimarahi Tian, tapi tetap besok-besok tetap diulangi pergi ke kantin tanpa nunggu si Tian.

Kini Nolan dan Tian sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelas Nolan. Murid-murid yang melihat Mereka tentu saja memekik gemas akan kelakukan Tian. Bukan apa, masalahnya dari saat keluar mobil sampai sekarang, Tian merangkul Nolan dengan posesif seolah-olah menunjukkan pada semua orang kalau Nolan milik nya.

Sedangkan Nolan yang sudah biasa dengan kelakukan Tian, hanya bisa pasrah. Percuma dibilangin, yang ada dia akan digendong kayak karung. Pernah waktu itu Nolan berontak karena rangkulan Tian yang keras, Tian yang malas berdebat langsung saja menggendong Nolan ala karung hingga mereka berdua jadi bahan pembicaraan seisi Sekolah.

Oiya, Nolan dan Tian beda kelas. Nolan di kelas XI IPS 1, sedangkan Tian di kelas XI IPA 1. Sebenarnya Tian ingin satu jurusan dengan Nolan, tapi karena sang Mommy yang tau kalau anak nya itu kurang bisa di jurusan IPS, akhirnya dia meminta Tian untuk masuk jurusan IPA yang sesuai dengan Kemampuan nya.

Awalnya memang ada perdebatan antara Lavender - Mommy dan Tian akibat Tian yang tidak mau berpisah dengan Nolan, tapi untung saja ada Nolan yang membantu membujuk Tian agar mau beda kelas. Oh ayolah, Nolan juga tak mau satu kelas dengan Tian karena dia tau kalau dia tak akan bebas jika disamping Tian.

Dan akhirnya Tian mengalah dan mau beda kelas dengan syarat Nolan tak boleh dekat-dekat dengan siapa pun. Dan betul saja, sampai saat ini Nolan belum mempunyai teman satu pun. Ingat ya, belum! Bukan berarti nggak ada.

"Belajar yang benar! Ntar istirahat tungguin Gue, jangan pergi duluan," ucap Tian ketika mereka sudah sampai di depan kelas Nolan.

"Iyaaa Pangeran," balas Nolan dengan malas. Tian yang gemas akan balasan Nolan langsung mengacak rambut sang kembaran dengan gemas.

"Apaan sih. Dah gue sisir rapi-rapi malah lo berantakin," dengan kesal dia menepis tangan Tian yang berada di rambutnya. Sedangkan Tian hanya terkekeh, lalu merapihkan kembali rambut sang kembaran.

"Gue ke kelas dulu, jangan kangen," mencium pipi Nolan secepat kilat dan langsung berlalu pergi dari Situ.

"Idih, najis banget gue kangen sama Lo," gumam Nolan lalu masuk ke dalam Kelas.

»»--⍟--««

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Semoga kalian bisa berteman dengan baik, yaa!" ucap bu indah selaku wali kelas XI IPS 1.

"Baik bu," jawab seluruh murid di Kelas.

"Yang diluar silahkan masuk," suara Bu Indah sedikit keras memanggil seseorang di luar.

Tak lama kemudian, muncullah seorang pemuda dengan penampilan yang bisa dikatakan berantakan. Bagaimana tidak, rambut acak-acakan, kancing baju dibuka dua memperlihatkan kaos dalam nya yang berwarna hitam, baju yang dikeluarkan, anting berwarna hutam hanya disebelah kiri, dasi berada dipundak dan tas yang dia seret dilantai dengan malas. Ohiya, disudut bibir nya terdapat luka dan sedikit bekas darah.

Para murid hanya melongo melihatnya, tapi mereka tak apa. Yang penting 'Ganteng', tapi masih kalah ganteng sama si Twins, eh maksudnya Tian karena Nolan nggak ganteng.

"Perkenalkan diri kamu," titah Bu Indah dengan sabar.

"Axael Craig, pindahan C2'Z High School Jerman," ucapnya dengan malas.

"Baik, kamu duduk di bangku kosong dibelakang bersama Nolan," suruh Bu Indah yang langsung dilakukannya.

Semua murid kecuali Nolan langsung kaget karena perkataan Bu Indah. "Buuu," seru ketua kelas yang bernama Abel.

"Kenapa?"

"Itu... Bahaya," jawab nya

"Maksud kamu apa?" bingung Bu Indah

"Nanti Tia-"

"Bu, ayo mulai belajar nya," ucapan Abel terpotong karena teriakan seseorang dari belakang. Sontak saja mereka menoleh dan ternyata adalah Nolan yang sedang tersenyum lebar, seolah-olah mengisyaratkan mereka untuk 'diam'. Dan pelajaran pun dimulai.

Sedangkan Nolan dibelakang sedang mengajak Axael berkenalan. "Hayyy, kenalin Gue Nolan," seru Nolan menyulurkan tangan dengan senyum cerah. Senang dong, ada yang menemaninya duduk. Kan selama ini Dia selalu duduk sendiri karena ulah Tian.

"Hmm. Gue nggak usah perkenalan kan, tadi udah di depan," jawab Axael menyambut uluran tangan Nolan. Dan Nolan mengangguk.

"Gue seneng banget, akhirnya gue nggak duduk sendiri lagi," ucal Nolan dengan semangat.

"Kenapa gitu?" heran Axael. Soalnya saat tadi dia melihat Nolan, dia pikir Nolan ini banyak teman karena anaknya ceria. Tapi ternyata-

"Huh,, ini semua karena Kembaran Gue, nama nya Tian, Dia yang lahir duluan. Dia tuh selalu larang gue ngelakuin apapun tanpa dia, kan ngeselin. Trus juga ya, semua murid dilarang duduk bareng gue, kalau ada yang nggak nurut bakal habis ditangan Dia!" cerita Nolan dengan sedikit kesal.

"Akhirnya sampai 2 menit yang lalu gue nggak punya teman, karena sekarang Gue udah punya teman. Lo sekarang jadi sahabat pertama gue di SMA," ucap Nolan dengan semangat dan jangan lupakan senyum di bibirnya.

Axael? Jangan ditanya, dia sudah melongo mendengar cerita Nolan dan dengan santainya Nolan mencap diri nya sebagai sahabat. Oh ayolah, dia tak ingin mendapatkan musuh di hari pertama bersekolah nya. Jangan sampai Tian - kembaran yang Nolan ceritakan menghajar dia habis-habisan.

"Nggak! Gue nggak mau sahabatan sama lo. Dari cerita lo tadi Gue bakal habis ditangan kembaran Lo itu. Gue nggak mau ada masalah ya," jawab Axael menolak dengan cepat.

"Nggak bisa. Lo udah duduk disamping Gue artinya lo udah jadi sahabat gue,"

"Percuma dong penampilan lo kek preman kalau nggak berani sama kembaran gue," lanjut Nolan dengan remeh ketika Axael akan bicara. "Tenang aja, Tian nggak akan ngapa-ngapain lo."

Nggak percaya! Setelah gue duduk disini, perasaan gue jadi nggak enak. Apalagi tatapan nih murid-murid. Batin Axael ketika matanya tadi tak sengaja bersitatap dengan Abel - ketua kelas yang duduk dimeja sebelah nya. Tatapan Abel seolah mengatakan 'Habis lo! Tamat riwayat lo.'

Anjinggg! Siap nggak siap, Gue harus tetap siap. Masa gue kalah sama kembaran dia. Huhh, mungkin tadi cuman perasaan Gue aja. Batin Axael lagi berpikir optimis.

Axael, Axael, kasihan sekali diri mu. Sebentar lagi masalah akan datang. Bersiap-siaplah!

JANGAN PELIT-PELIT KLIK TANDA BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH YAA, NGAB..

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang