CHAPTER 22

1.3K 81 14
                                    

Tepat pada Pukul 10 Malam Tian baru pulang. . . .

Penampilan Nya sedikit berantakan. Wajah nya terdapat lebam habis berkelahi dan Darah yang menempel di baju nya.

Keadaan rumah sangat sepi karena para pekerja sudah beristirahat, kecuali para Pengawal yang berjaga 24 Jam.

Tian memandang sekilas pintu Kamar Nolan yang sedikit terbuka. Tidak ada Cahaya, mungkin Kembaran nya sudah tidur, pikir nya.

Dia melangkah ke Kamar Nolan dan menarik pintu agar tertutup, tanpa mengecek apakah ada Nolan atau tidak.

Setelah itu Dia berbalik kembali memasuki Kamar. Pandangan Nya terpaku pada pintu WIC yang terbuka lebar.

Kok kebuka? Bukannya udah Gue tutup tadi Pagi. .

"Jangan jangan. . . ." dengan langkah lebar Tian memasuki WIC dan membuka Laci.

Obat nya Hilang. . . .!

Dia membongkar isi Laci tapi tetap tak menemukan nya. Tian langsung menekan tombol Ruang Rahasia. Dia akan melihat siapa yang masuk ke sini dan mengambil Obat itu.

"Sialan. . . ." umpat nya ketika melihat Nolan lah orang yang mengambil Obat itu.

.

.

.

DOR

DOR

Tian menembakkan 3 Peluru membuat semua Pengawal berlari masuk dan menghampiri Nya.

"Dimana Nolan?"

Tadi Dia masuk ke Kamar Nolan dan tak menemukan Kembaran nya, bahkan Dia mencari di berbagai Ruangan di dalam Kamar tetap juga tidak ketemu.

Salah satu Pelayan dengan berani maju. "Tuan Muda Nolan tadi berlari keluar sambil menangis. Kami sudah bertanya, tapi Dia tidak menjawab." ucap nya tenang tanpa takut.

"Kami juga sudah menghubungi Anda, tapi nomor Anda tidak aktif." lanjut nya lagi.

Itu karena baterai nya habis. . . . .

"Cari Nolan. . . .!!" titah Tian lalu melangkah pergi.

Sekarang Dia berada dalam perjalanan mencari Nolan. Di telinga nya sudah terpasang Earphone yang sedang terhubung dengan Abel.

"Nolan nggak bawa Handphone."

"Menurut Lo Dia kabur atau gimana?" tanya Abel. Di sebrang Dia sedang mengecek semua CCTV di jalanan yang kemungkinan di lewati oleh Nolan.

"Kabur. . . . . Maybe?!!"

"KETEMU" pekik Abel karena berhasil menemukan jejak Nolan.

"Dimana. . . . .?"

"Di Taman... Bentar. . . ." ucap Abel mengamati rekaman CCTV Taman. "NOLAN DI CULIK!"

"Siapa!?" suara Tian dingin dengan aura menggelap, bahkan Abel pun dapat merasakan.

"Si Bajingan yang berantem sama Lo tadi. . . ."

"Axel. . . Lo benar benar mau main sama Gue!? Dasar Bajingaan Keparaaat!!"

Anjirrr, Gue merinding cok. . . . batin Abel.

Drrt

08xxxxxxx
|| Kalau Lo mau ketemu Nolan, datang ke Gedung Xx No xx. . . . .

"Gue udah dapat Alamat tempat Nolan. Gue bakal ke sana." ucap Tian memberitahu Abel.

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang