"TIAAAAN, JALAN-JALAN YUKKK~" teriak Nolan dari Ruang Tengah, berharap Tian yang berada di Kamar mendengar Suara Nya.
1
2
3
4
5
"TIAAN, LO DENGAR GUE NGGAK SIHHH. . . . .?!!"
"Tuan Muda, tolong jangan berteriak, nanti Tenggorokan Anda Sakit." ucap Bibi Maid yang sedari tadi berdiri di samping Nolan.
Selain takut Nolan sakit, Telinga Nya juga ikut sakit karena teriakan Nolan yang Kuat. Belum lagi, Dia takut di Bunuh Tian karena membiarkan Nolan berteriak. Semuanya sama Ber - Bahaya.
"Bibi ke Belakang aja, Nolan mau ke Atas dulu."
"Baik Tuan Muda, permisi. . . . ." pamit Bibi Maid sedikit membungkuk 'Kan Badan lalu Pergi.
Setelah kepergian Bibi Maid, Nolan mengambil Kripik di Meja dan menaruh Kedua Kaki di atas Meja, lalu Badan Nya bersandar pada Sofa.
"Hah. . . . . Malas banget Gue naik ke Atas krauk krauk" ucap Nya seraya mengunyah Kripik.
"Gimana caranya supaya Gue nggak perlu cape cape ke Atas?" gumam Nya mencoba berpikir.
"HANDPHONE!" pekik Nya. "Tapi Handphone Gue di Kamar, trus Kamar nya di Atas juga. . . . Ihhh berarti Gue harus ke Atas Lagii!??"
"Huh, Tian Bangsat. Telinga Nya taruh dimana sih, teriakan Gue aja nggak kedengaran."
Cup
Cup
"TIAN ANJING BANGSAT!" latah Nolan terkejut, bahkan Kripik Nya juga jatuh di Lantai.
"DASAR BABIII SINTINGGG, LIHAT! KRIPIK GUE JATUH." histeris Nolan menunjuk Kripik Nya dan menatap sinis Tian.
Sedangkan Tian hanya menampilkan raut Bingung. Salah Nya dimana? Dia hanya mencium Pipi Nolan. Bukan Dia juga yang menjatuh 'Kan Kripik itu. Ini bukan salah Nya! Salahkan Nolan yang sangat Gampang terkejut.
"Gue nggak mau tau, Lo harus tanggung jawab!"
"Lho, kok Gue? Gue nggak salah apa-apa."
"Nggak Salah??! Gara-gara Lo Kripik Gue jatuh!"
"Emang harus banget Gue tanggung jawab? Gue nggak Hamilin tuh Kripik." ucap Tian bodoh.
"Astagaaaaa, Lo itu Bodoh atau Bego sih, hah?!!"
Tian menggeleng lalu mengedikkan Bahu Acuh.
"Lo nggak perlu sampe nikahin nih Kripik. Lo hanya perlu turutin 1 Permintaan Gue. Deal?"
"Permintaan apa?"
"Jawab dulu, Deal atau Nggak!!?"
"Ck, iya iya, Deaaal." balas Tian dengan tak Ikhlas.
Nolan tersenyum Lebar, Rencana Berhasil. Tidak sia sia Dia sengaja menjatuhkan Kripik, meminta Tian menuruti 1 Permintaan Nya dengan dalih pertanggung jawaban. Sekarang Dia hanya akan menyebutkan Permintaan Nya.
"Kita Harus Ke Laut, Gue Mau Main Di Sana."
"Nggak!" tolak cepat Tian yang membuat Nolan Cemberut.
"Lho, Kita udah Deal tadi. Kok sekarang Nggak."
"Ini udah Siang, di Luar sana Panas. Kalau Kita ke Laut, terbakar nih Kulit."
Otak Nolan berputar mencari Alasan agar Tian menyetujui Nya. Dia sangat ingin Ke Laut, mau Berenang, sekaligus Cuci Mata. Tapi tak mungkin Dia menyatakan Alasan itu pada Tian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
General FictionMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...