CHAPTER 8

2.1K 117 2
                                    

Sudah seminggu penuh Nolan berada di rumah sakit. Keseharian nya hanya bangun, makan dan tidur. Bermain hp pun tidak bisa karena hp nya sudah hancur pasca kecelakaan. Huh~ sungguh sial nasibnya.

"Kalau tau bakal di kurung kek gini, mending gue nggak kemana-mana waktu itu. Bisa aja gue kepikiran buat makan tuh pentol dan akhirnya celaka. Memang sial!" ucapnya sembari memandang plafon.

"Nih Tian kemana lagi, bukan nya temenin gue, ini malah ngilang."

"Apa-apaan tuh? Gue di sini ya dari tadi. Lo nya aja yang nggak nyadar," sahut Tian dari sofa. Dia lagi baring main HP.

"Heh, sejak kapan lo di situ? Kok gue nggak tau?" heran nya.

"Dari tadi. Lo nya aja yang ngerasa dunia milik sendiri, makanya nggak nyadar gue ada di sini," balas Tian mencemooh. Sedangkan Nolan memutar bola mata malas.

"Sini dong, main bareng HP nya. Gue bosan," seru Nolan memelas.

"Nggak boleh. Pasien tidak boleh terkena sinar Handphone. Berbahaya!" ucap Tian ngarang.

"Jangan ngarang deh, bilang aja lo pelit."

"Tuh tau," balas Tian. "Tidur sana, Pasien harus banyak istirahat supaya sembuh," lanjut nya.

"Tian," panggil Nya.

"Hm."

"Kok sikap lo kek gini sih? Prik banget," ucap Nya dengan terus melihat Tian.

"Maksudnya?" bingung Tian.

"Seharusnya sikap lo bukan kek gini. Kan di deskripsikan sikap lo tuh dingin dan kejam. Kok sekarang jadi cerewet gini?!!" jelas Nolan.

Tian hanya mengangguk, kemudian berucap, "Sikap gue yang ini hanya khusus ditunjukkin buat lo. Sedangkan sikap yang itu untuk di luar," balas Nya santai tanpa mengalihkan pandangan dari HP. Dia lagi main Game.

"Iuuuww, maksudnya apa coba? Nggak mungkin ya Gue seberharga itu untuk lo," ujar Nolan memasang ekspresi jijik, dan itu dilihat oleh Tian.

"Apa-apaan tuh ekspresi? Seharusnya lo senang ya, di istimewain sama gue. Di luar sana banyak banget orang yang mau di posisi lo itu."

"Sorry, gue nggak pernah minta untuk di istimewakan. Lagian gue nggak peduli sama sikap lo," ucap Nolan acuh.

"Udah, stop deh, nggak nyambung banget pembicaraannya. Gue mau tidur. Byy~" lanjut nya dan langsung berbaring lalu tidur.

"Dasar bocah, gue ditinggal," guman Tian.

Saat ini di ruang rawat Nolan hanya ada dia dan Tian, sama seperti 2 hari Lalu. Mommy dan Daddy entah dimana, dia nggak tau, begitu juga dengan Tian. 2 hari ini mereka tidak kelihatan.

"Tian, kapan sih gue pulang? Gue bosan di sini. Udah seminggu lebih gue ke kurung disini. Gue nggak kuat, gue cape, pokoknya hari ini gue harus pulang," ucap nya sok serius.

Tian hanya melirik sekilas, "Ya udahh, kalau mau pulang, pulang aja. Tapi siap-siap lo di tahan sama pengawal di depan," ucap Tian acuh dan lanjut main HP.

"Ck, lo seharusnya bantuin gue dong. Lo 'kan kembaran gue, harusnya membantu di saat gue susah," decak Nya tapi di acuhkan Tian.

"Tian!"

"Tiaaaaan."

"Tian, lo kenapa sih? Lo aneh tau nggak dari 2 hari lalu."

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang