Malam telah tiba, cerah sudah berganti gelap. Di sebuah kamar bernuansa hitam, terlihat Dua anak manusia yang masih tertidur dengan saling berpelukan. Mereka, Nolan & Tian.
Tok tok tok
"Tuan Muda, waktu nya makan Malam," suara pelayan dari luar pintu membuat tidur Tian terganggu. Tian memang sangat sensitif dengan suara apapun, pendengaran nya sangat tajam.
"Iya," sahutnya dengan suara lumayan keras.
Mengerjapkan mata beberapa kali, cahaya dari luar jendela membuat-nya dapat melihat wajah damai Nolan yang tertidur. Tersenyum lebar lalu mencium kedua mata nolan, "My twin, ayo bangun. waktunya makan malam."
Nolan tidak bergeming, membuat Tian menggeleng kan kepala. Kembali mencium kedua mata Nolan, di tambah kedua pipi lalu kening dan yang terakhir hidung. Kali ini Nolan sedikit menggerakkan badan dan kepalanya namun tetap tidak membuka mata, membuat Tian mau tak mau harus kembali membangunkan Nolan dengan ciuman.
Merasa terganggu, Nolan dengan tak sadarnya melayangkan tamparan yang terkena telak pada pipi Kanan Tian.
Plak
"Jangan ganggu, gue masih ngantuk," ujar Nolan membalik badan membelakangi Tian.
Tian langsung bangun terduduk setelah mendapat tamparan di pipinya. Di lihatnya Nolan yang kembali tertidur, membuatnya menghela nafas panjang. Sebenarnya dia ingin membiarkan kembaran nya itu tidur, tapi masalahnya Nolan belum makan dari Siang karena ketiduran. Dia tidak ingin Nolan jatuh sakit lagi karena hal itu membuatnya Juga sakit.
"Nggak bisa! Lo harus bangun dan Makan. Lo belum makan dari Siang, nanti sakit lagi!" ucapnya sambil menggoyang lengan Nolan.
Dengan perasaan kesal karena tidurnya terganggu, Nolan membuka mata. Di lihatnya kamar yang gelap, hanya cahaya dari luar yang menerangi kamarnya. "Ck, lampunya kok nggak dinyalain," dengus Nolan setelah bangun duduk.
Satu yang perlu kalian tau, si Nolan nggak suka gelap. Kata nya gelap itu menyeramkan!
»»--⍟--««
Setelah makan malam selesai, kini Nolan & Tian berada di ruang tengah. Posisi mereka sekarang, Nolan duduk diatas pangkuan Tian dengan Tian yang memeluk nya dari belakang. Jangan lupakan, Nolan masih dalam masa hukuman.
Tinggi Nolan & Tian tuh beda. Tinggi Tian mencapai 186 cm, sedangkan batas tinggi Nolan tuh hanya sebatas dada Tian. Jadi Nolan lebih pendek dari Tian. Apalagi besar badan mereka juga beda, yang jelas badan Tian lebih besar dan berotot dari Nolan.
"Tian, besok gue sekolah kan?" tanya Nolan
"Jan--"
"Gue bosan di rumah, lagian Gue dah sembuh," sambung Nolan memotong ucapan Tian.
Tak
"Aduhhh," ringis Nolan ketika Tian menyentil keningnya pelan. "Lo apa-apaan sih? Jahat banget sama Gue," ucap Nya sembari mengerucutkan bibir kesal. Lucu, batin Tian.
"Makanya kalau orang mau ngomong tuh jangan di potong, kebiasaan banget!" ujar Tian sambil mengelus kening Nolan.
"Au ah, lo nyebelin. Pokoknya besok gue sekolah! Titik nggak pake koma," putus Nolan keras kepala.
Tian tidak membalas ucapan Nolan, dia malah menelusupkan wajahnya di perpotongan leher dan bahu Nolan membuat nafasnya terkena langsung pada kulit mulus Nolan. Nolan jadi merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
General FictionMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...