CHAPTER 13

1.8K 109 1
                                        

Di dalam kamar terlihat Tian dan Nolan yang tidur sambil berpelukan. Tadi sepulang sekolah, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar, namun nyata nya sampai sekarang mereka belum bangun juga. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Dad Daniel dan Mom Lav sedang pergi perjalanan bisnis ke luar negeri sejak tadi pagi.

Sekitar jam setengah 7 malam tadi, salah satu maid sudah membangunkan Tian dan Nolan untuk makan malam, tapi mereka berdua tak kunjung bangun. mereka sangat nyenyak tidur.

"Euggghh," lenguh Nolan. Mata yang awalnya tertutup perlahan terbuka menampilkan manik merah pekat, menyipitkan mata menyesuaikan cahaya lampu yang masuk.

Ini jam berapa?

Mata nya melirik jam diatas nakas dan detik itu jika mata nya membola.

Gila. Lama juga tidurnya, pantas aja gue lapar.

Dengan perlahan Nolan memindahkan tangan Tian yang berada di perut nya. Nolan menyerutkan dahi, tumben sekali Tian tidak terganggu akan gerakan nya. Biasa nya sekecil apapun gerakan atau suara, dia pasti akan terbangun, namun kali ini tidak.

5 menit berlalu, akhirnya Nolan terlepas dari pelukan Tian. Sangat membutuhkan perjuangan karena Tian memeluknya erat, apalagi kaki Tian sangat susah dilepaskan dari tubuhnya.

"Anjirlah, tenaganya kuat juga, hah," gumam Nolan pelan seraya menghembuskan napas kasar.

Nolan pun keluar kamar dan menuju ruang makan. Keadaan Mansion sudah sepi karena memang semua pelayan boleh istirahat di jam sembilan malam, kecuali pada bodyguard yang harus berjaga 24 jam.

Di meja makan sudah ada berbagai macam makanan, tapi entah kenapa Nolan tak berselera melihatnya, padahal dia sedang lapar.

"Nggak ada makanan lain apa? Bosan gue makan ini terus." Nolan pun pergi ke dapur, membuka kulkas melihat apakah ada sesuatu yang enak.

Namun nyata nya tak ada. Isi Kulkas hanya sayur, daging, buah-buahan dan lain lain yang tak enak di makan menurutnya.

"Gini amat hidup gue. Es krim pun nggak ada, padahal pengen makan es krim."

Kemudian dengan lesu Nolan pergi menuju taman belakang.

.

.

.

.

Dan rntah bagaimana caranya sampai Nolan bisa berada dipinggir jalan. Sumpah, dia tak ingat bagaimana bisa sampai di sini. Yang Dia ingat dia ke taman belakang, terus jalan kelilingi, dan sampailah dia di sini.

"Anjing, anjing, anjing. Ini kenapa gue di sini? Apa gue di culik makhluk gaib? Sialan."

Nolan benar-benar bingung Sekarang. Untung nya jalan ini diterangi lampu jadi dia tak gelap.

Mata nya menelisik sekitar dan tatapan terpaku pada sesuatu di depan sana. Seketika mata nya berbinar bahagia. Dengan langkah cepat, Nolan menghampiri sesuatu itu.

Sesuatu yang di lihat Nolan adalah pedagang kaki lima. Oke, dia sangat bahagia hanya karena hal ini. Biar bagaimana pun seumur hidup dia tak pernah merasakan makanan jalanan seperti ini.

Pikirannya kembali mengingat di saat dirinya membeli pentolan dan berakhir dengan kecelakaan. Dalam hati Nolan bersorak riang dan memantapkan hati, kalau hari ini dia harus mencoba makanan disini. Harus pokoknya.

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang