Hallo, Reader's~ Gimana Kabar Kalian? Semoga Baik!
Di Bab Ini Semoga Kalian Suka ☺
~HAPPY READING~
»»--⍟--««Sebulan telah berlalu pasca musibah yang dialami Nolan. Semunya betul betul selesai. Reza sudah mati dibunuh Tian, tentu saja.
Namun akibat kejadian itu Tian tidak pernah jauh dari sisi Nolan barang sedikit pun. Di sekolah hanya di jam pelajaran baru mereka berpisah, tapi setelah jam istirahat Tian akan menempeli Nolan kemanapun ia pergi bahkan ke toilet sekalipun, begitu juga di rumah, membuat Nolan kesal.
Bahkan Tian membatasi jarak diantara Nolan dan Axael di sekolah.
"Tian, emang harus sejauh ini, ya?" ucap Nolan tak habis pikir memandang Tian.
Bagaimana tidak? Dia, Tian dan Axael sekarang berada di kantin, mereka duduk di meja yang sama, hanya saja, Tian tidak memberi celah Axael duduk di dekat mereka.
Meja itu panjang bahkan bisa untuk 10 orang, dan Tian memerintahkan Axael untuk duduk di ujung meja tanpa ingin dibantah ucapannya. Mau tak mau Axael menurut, lagian dia juga lapar dan tak ingin berdebat.
"Nggak usah pikirin dia, Lo makan aja yang banyak."
Nolan memandang Axael di ujung sana yang makan dengan tenang, tapi Nolan tau jika Axael sedang menahan kesal. Sama kok, dia juga kesal.
"Nanti malam gue mau keluar beli buku," ucap Nolan. "Sendiri!" lanjutnya ketika Tian ingin bicara.
"Gue ikut."
"Ck, gue mau sendiri. Lagian nanti gue ketemuan sama Axael trus pergi bareng."
Tian menggeleng, "Gue tetap ikut."
Nolan hanya bisa menghela napas pelan. Oke, untuk ini dia akan mengalah dan membiarkan Tian ikut, tapi tidak untuk lain Kali, dia harus bisa jalan Sendirian tanpa Tian.
"Terserah lo deh, cape gue ngomong sama lo."
.
.
.
.
Sekarang sudah waktu nya Nolan pergi membeli buku. Dia sudah selesai bersiap dan sedang berjalan menuju ruang tengah untuk menunggu Tian yang masih di kamar.
"Mau kemana, sayang?" tanya Mom Lavender begitu Nolan duduk disampingnya.
"Keluar beli buku," jawab Nolan memeluk manja lengan sang mommy.
"Sama siapa?" Mom Lav mengelus rambut Nolan.
"Tian."
"Gimana sekolah kamu akhir akhir ini? Baik-baik aja 'kan?" Nolan menggeleng.
"Aku di sekolah kesal mulu, Mom. Ini semua karna Tian, dia selalu ngikutin aku ke toilet, perpus dan tempat-tempat yang aku kunjungi lainnya di ikutin juga sama dia," adu Nolan menceritakan kelakuan sang kembaran.
"Emang kamu nggak suka diikutin Tian?"
"Nggak! Aku tuh bukan anak kecil yang diikutin mulu waktu main, aku juga 'kan pengen bebas, nggak selalu di awasi," jawab cepat Nolan seraya melepas tangan dari lengan Mommy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
General FictionMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...