CHAPTER 5

3.4K 190 7
                                    

Bugh

Sebuah pukulan keras menghantam wajah Axael yang baru saja keluar kelas bersama Nolan disamping nya. Mendapat pukulan tiba-tiba membuat nya tak dapat menghindar dengan cepat, hingga mengakibatkan nya jatuh ke lantai.

Para murid yang masih di area situ pun langsung memusatkan perhatian kepada mereka bertiga. Bisik-bisik mulai terdengar di telinga membicarakan bagaimana nasib Axael kedepan nya.

"Tian, lo apa-apaan sih? Kok mukul Axael," seru Nolan kesal akan kelakuan Tian dan berniat membantu Axael yang terduduk di lantai.

"Nggak usah nolongin! Lo bareng gue ke kantin sekarang," tahan Tian menarik tangan Nolan. "Nurut! Nggak usah ngebantah," lanjut Nya saat Nolan ingin bicara.

"Nggak mau, gue mau nolongin Axael," berontak Nolan berusaha melepas cekalan tangan Tian.

"Dia bukan cowok lemah yang harus lo bantuin."

"Tapi tetap aja gue harus bantuin, karena lo yang mukul dia."

"GUE BILANG NGGAK, YA NGGAK!" Bentak Tian keras kepada Nolan yang langsung terdiam kaku. Suasana yang tadinya ricuh, seketika sunyi karena suara bentakan Tian.

Axael yang sedari tadi menonton pun tersentak kaget karena suara Tian, apalagi wajah Tian kelihatan merah karena amarah.

"L-lo...." ucap Nolan terbata karena masih kaget. Untuk pertama kalinya seorang Tian membentak Nolan, kesayangan nya, apalagi didepan banyak orang.

Sedangkan Tian juga terdiam kaku, dia tak sadar akan kelakuan nya tadi, Dia tak bermaksud membentak Nolan. Dia hanya marah. Dia cemburu, Dia tak suka akan tindakan berontak Nolan yang ingin menolong Axael.

Tian memiliki alasan kenapa dia memukul Axael, selain karena dia tak suka melihat Axael dekat dengan Nolan, dia juga melihat dengan lancangnya Axael merangkul Nolan. Oh ayolah, Nolan tuh punya dia, nggak boleh ada yang nyentuh Nolan kecuali dia dan keluarga. Bilang aja dia Alay atau Lebay, intinya itu nyata, dia CEMBURU.

Bugh

Sebuah pukulan kembali terjadi, tapi Sang Korban bukan lagi Axael melainkan Tian. Pelaku bukan Nolan tapi Axael.

"Sialan! Lo siapa hah? Berani banget Lo bentak Dia" seru Axael mengcengkram kerah baju Tian, semua Murid kaget dong atas keberanian Axael. Jarang-jarang ada yang berani sama Tian, meski memang pada dasarnya Belum Pernah Ada.

Sepertinya Axael tidak mendengar saat Nolan menyebutkan nama 'Tian'. Dia juga lupa akan cerita Nolan yang katanya punya kembaran posesif.

"Lepasin," ucap Tian dengan dingin serta tatapan tajam. Axael sempat takut akan tatapan itu, tapi mengingat laki-laki dihadapan nya ini sudah membentak adik nya, dia tak terima. Ya, Axael sudah menganggap Nolan adik, dan mereka sudah jadi sahabat.

"Nggak, sebelum lo minta maaf sama Nolan," dengan sekali hentakan cengkraman pada baju Tian terlepas.

"Lo jauh-jauh, nggak usah dekat-dekat Nolan. Dia Punya Gue" ucap Tian dengan menekankan kalimat terakhir.

"Lo nggak punya hak tuk ngatur-ngatur Gue," balas Axael tak mau kalah. "Dan juga, Nolan bukan milik lo, dia bukan barang," lanjut nya.

"Anj-" ucapan Tian terpotong karena suara teriakan yang sangat menggema. Ingin memukul orang itu, tapi sayang perkataan orang itu membuat dunia nya seakan runtuh seketika.

"Haah, No-Nolan, dia kecelakaan Hah," kata orang itu dengan napas panjang pendek.

Deg

"Bangsat! Jangan bercanda, anjing." Emosi Tian mencengkram kerah baju Abel. Tak mungkin, Nolan tadi masih berada di sini, disamping mya. Kesayangan nya itu tak mungkin kecelakaan.

"Gue nggak bercanda anjing, Nolan benar kecelakaan. Dia ditabrak sama Orang," ngengas Abel. Masih ingat Abel? Ya, ketua kelas.

Tanpa menunggu banyak waktu, Tian langsung berlari menuju rumah sakit sesuai yang dikatakan Abel.

"Lo nggak bercanda kan?" tanya Axael. Dia masih bengong.

"Gue nggak bercanda soal nyawa."

»»--⍟--««

Sebenarnya dia mau marah sama Tian karena di bentak, tapi karena dia lagi malas, ya udah ditunda dulu. Pusing juga melihat pertengkaran Tian dan Axael apalagi dia udah lapar, dia memutuskan untuk pergi duluan secara diam-diam.

"Mumpung Tian lagi sibuk, mending gue beli pentol didepan sekolah. Ini kesempatan pertama dan terakhir, gue nggak boleh gagal."

"Apapun yang terjadi, hari ini juga gue harus cobain tu pentol," ucap Nolan serius dengan melangkah cepat meninggalkan area kelas dan menuju luar sekolah.

Tanpa disadari oleh nya, ada seseorang yang mendengar ucapan nya. "Hem? Mangsa Baru," serunya melihat kepergian Nolan.

"Maaf Tian, kayaknya rencana gue berubah. gue bakal habisin kembaran lo dulu. setelah itu, gue bakal habisin lo," ucapnya lagi dengan smirk kecil dan berlalu pergi.

Saat ini Nolan sudah berdiri tepat didepan penjual pentol. Ternyata harus antri dulu baru beli. Pentol itu sedang rame-ramenya diperbincangkan kawan sekolah Nolan karena rasanya yang sedap, oleh sebab itu dia bertekad akan memakan pentol itu hari ini juga.

Tak membutuhkan waktu lama, kini giliran nolan yang membeli. setelah membeli dia memutuskan untuk memakannya di taman samping sekolah. jika ingin kesana, harus langgar jalan lagi.

Melihat kiri dan kanan, kosong dan aman, ini saat yang tepat untuk menyebrang. Namun entah datangnya dari mana, sebuah truk langsung menghantam tubuh Nolan dari samping dengan keras, hingga membuat nya terlempar beberapa meter.

BRAKK

Aaaaaaaa

Teriakan orang-orang disekitar situ terdengar ricuh, Nolan hanya mendengarnya samar-samar. Kesadaran nya menipis, pandangan nya buram, hanya ada satu nama yang terlintas di otak nya saat ini.

"Hiks Tian, sakit. Kepala gue sakit hiks. Maafin gue kalau ada salah sama lo. Maaf hiks karena nggak dengar hiks larangan lo," racau nya ngelantur. Sebelum dia benar-benar pingsan, dia melihat seluit seorang pria yang sedang tersenyum miring kepada nya.

"Selamat tinggal," kata itu yang dia tangkap dari melihat gerakan bibir orang itu. Dan setelah itu, semua nya gelap, Nolan pingsan.

»»--⍟--««

♡ To Be Continue ♡

Twins But Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang