Masih dihari dan tempat yang sama hanya berbeda waktu. Nolan dan Tian belum berbicara sepatah kata pun setelah pertengkaran tadi. Mereka sama-sama bungkam.
Sebenarnya tadi Nolan sudah berinisiatif mencoba memancing Tian agar bicara duluan, tapi gagal karena dia tidak bereaksi apa-apa.
Dan sekarang Nolan sudah tidak peduli lagi. Parsetan dengan saudara kembar, kalau Tian tidak mengajak nya bicara duluan, dia juga tidak akan mau. Memang keras kepala.
Tian b*bi. Lihat aja gue nggak bakal maafin lo, kalau lo minta maaf, lo harus bayar mahal.
Dasar gil*, gue bakal aduin mommy daddy.
Tapi mereka dimana, ya? Dua hari ini mereka nggak nemuin gue. Udah ngilang tanpa kabar, dan sekarang gue harus bareng si b*bi.
Batin Nolan terus mengomel dan sesekali melirik Tian yang serius bermain handphone tanpa peduli padanya, apalagi Tian senyum-senyum sendiri membuatnya penasaran. Tapi mengingat mereka sedang bertengkar, dia akan bersikap cuek.
Sebenarnya Tian juga nyadar kalau sedari tadi Nolan terus meliriknya, tapi dia bodo amat. Ada hal yang lebih penting, dan hal itu yang membuat dia senyum-senyum sendiri.
Ck, enak banget dia senyam-senyum main hp. Sial! Kenapa mommy atau daddy nggak beliin gue handphone baru? Gue jadi kelihatan menyedihkan banget, karena cuman melamun gini. Batinnya kesal dengan keadaan.
Ting!
Itu bunyi ponsel Tian. Ada pesan masuk. Setelah membaca pesan itu, dia langsung keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Wahh benar-benar sial..... Dia beneran nyuekin gue."
"Biarpun gue bilang nggak akan peduli, gue tetap peduli. Gue nggak biasa diginiin," lanjut nya menunduk dan meramas tangannya sendiri.
"Apa gue kabur aja, ya? Lagian diam di sini nggak ada guna juga, gue udah sembuh," ucap nya. "Benar, mending kabur. Tian 'kan nggak peduli sama gue."
Setelah mengucapkan itu, dia langsung menarik infus di tangannya, menyebabkan darah keluar. Sakit, tapi dia nggak peduli. Sekarang dia harus keluar dari sini.
Barang-barang nya dia tinggalkan, pasti nanti dibawa pulang sama pengawal, pikir nya.
Sekarang dia sedang mengintip keadaan di luar, memastikan tidak ada pengawal. Dan ternyata memang tidak ada pengawal. Sial! Dia ditipu oleh Tian. Tapi ini kesempatan bagus. Dia bisa kabur.
Perlahan tapi pasti, dia membuka pintu. Dalam hati dia sudah menghitung. Hitungan ke tiga, dia akan berlari.
1
2
3
Dan lihat lah, Nolan benar-benar berlari sekuat tenaga seperti di kejar setan. Banyak orang yang memandang nya aneh, tapi dia bodo amat. Pokoknya dia harus pergi jauh dari RS.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan dengan berlari, akhirnya Nolan sampai di taman. Jaraknya lumayan jauh dari rumah sakit.
"Gila, cape benar gue," ucapnya duduk bersandar pada bangku taman. "Ternyata jauh juga, ya, gue larinya," lanjutnya dengan tersenyum lebar.
"Ini rekor pertama gue lari sejauh ini dalam hidup. Seharusnya momen ini harus di abadikan, tapi karena gue nggak punya ponsel, jadi cukup dikenang aja."
Dia bangga akan pencapaian nya ini. Di sekolah ketika olahraga harus memulai P
Pemanasan, dan pemanasan nya adalah berlari mengelilingi lapangan sepuluh kali. Dan dari 44 siswa-siswi dikelas nya, hanya dia yang berlari sebanyak dua kali. Itu semua atas perintah orang tuanya dan Tian.Skip dulu penjelasan nya. Sekarang ini banyak orang yang memandang Nolan. Dan dia tau apa penyebab nya. Baju pasien RS. Dia lupa ganti tadi. Emmm sebenarnya bukan lupa, tapi memang sengaja tidak diganti. Dia takut Tian datang cepat, dan dia tidak bisa kabur.
Bodo amat lah, inti nya gue udah keluar dari rumah sakit. Gue harus pergi dari sini dan menikmati perjalanan ini.....
Dan dia pun mulai berjalan keluar dari taman pergi entah kemana.
✂
Berbeda dengan Nolan yang senang karena berhasil kabur, di rumah sakit, Tian sedang mengamuk karena tidak mendapati sang kembaran di kamar. Belum lagi ada jejak darah di sprei dan lantai. Itu darah Nolan ketika mencabut infus.
"BAGAIMANA KALIAN BISA LALAI, HAH? MENJAGA 1 ANAK KECIL SAJA TIDAK BISA!!" bentak nya keras kepada para bodyguard.
"GUE NYURUH KALAIN JAGA DI DEPAN. TAPI KENAPA SAAT GUE BALIK, KALIAN NGGAK ADA?!! JAWAB!!"
"Ma-maaf tuan, tadi ka-kami ada u-urusan," jawab gugup salah satu bodyguard.
"Urusan? Urusan apa? EMANG URUSAN LO SEMUA LEBIH PENTING DARIPADA JAGAIN ADEKK GUE?!!"
"Cari Adek Gue Sampai Ketemu. Bagaimana Pun Caranya! Gue Nggak Mau Tau." ucapnya dingin penuh penekanan menatap tajam para bodyguard.
"Berani Kalian Nggak Bawa Dia Pulang, Gue Bunuh Lo Semua.!!" lanjutnya lagi dengan suara rendah. Menyeramkan!
"Baik Tuan." jawab mereka dan langsung nerlari keluar.
"SIAL! DASAR BRENGS*K! AAAAKKKH B*JINGAN!!" teriak Nolan menarik rambut.
"Ini semua salah gue. Kalau tadi gue nggak negitu, pasti dia nggak kabur."
PRANGG
PRANGG
BRAKK
Emosi Tian tidak terkendali. Dia butuh pelampiasan. Dia membanting atau pun menendang apapun yang ada di sana. Meja, bas bunga, sofa, bahkan ranjang RS pun di tendang.
"Nggak bisa di maafin. Lo semua harus mati. Berhasil bawa pulang Nolan atau nggak, kalian tetap harus mati!!" ujarnya memandang kosong ke depan.
'Mereka' yang dimaksud adalah para bodyguard yang tidak becus menjaga Nolan.
"Harus mati! Kalian yang misahin gue dari Nolan, harus mati di tangan gue," lanjut nya gagi. Sudah kayak orang gila ngomong sendiri.
Mengambil ponsel dari saku, fia terlihat menelpon seseorang.
"Cari Nolan. Dia kabur. Gue kasih waktu 10 menit. Nggak ada kabar, mati lo di tangan gue!!" seru nya di telpon dan langsung mematikan sambungan telepon..
Sekarang, dia hanya diam memandang wallpaper ponselnya. Yang dia lihat adalah foto Nolan. Di layar itu, terlihat Nolan yang tersenyum manis memperlihatkan gigi kelinci nya dan lesung pipi. Sangat manis.
"Kayak nya lo benar-benar mau di jukum. Lo itu harus tetap ada di sisi gue, nggak boleh kemana-mana. Lo punya gue!! Nggak akan pernah gue lepasin." ucap Tian penuh obsesi.
"Mau sejauh apapun lo kabur, pasti gue dapetin lagi. Karena sejak awal, lo dan gue nggak bisa di pisahin!!" lanjut nya dengan senyum kecil.
Tian sangat terobsesi pada Nolan. Entah ini hanya ikatan antara saudara kembar, atau ada maksud lain?! Itu juga harus di pertanyakan. Tapi, semoga saja hanya ikatan antar saudara.
Kalau pun ada maksud lain, bukan 'kah akan sangat menyenangkan?!
»»--⍟--««
♡~To Be Continue~♡
‼️JANGAN LUPA VOTE‼️

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins But Love [END]
General FictionMereka kembar namun tidak identik, di tambah sikap mereka juga bertolak belakang alias berbeda. Nama mereka Nolan dan Tian. Tian lahir duluan kemudian Nolan. Ternyata Tian menyukai Nolan. Bukan suka dalam artian saudara, melainkan suka dalam artian...