part 7

124 27 0
                                    

Di rumah, Bangchan dan Jesi sedang bermain mainan tanpa menghiraukan orangtuanya melihat tingkah mereka yang begitu dekat seperti teman dekat lainnya, mereka sangat gemas pada apa yang mereka lakukan, ini sepeti berada dalam film saja, sungguh lucu

Dengan Minha yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka yang belum pulang, dan di bantu oleh Jisu karna jika ia diam tak melakukan apa-apa, ia seperti berada di rumahnya sendiri juga karna Minha yang hamil membuatnya tak ingin merepotkannya dan khawatir akan sesuatu yang terjadi padanya.

Beberapa menit kemudian ke 3 anak lainnya pun pulang dengan sangat lesu itu terutamanya Hyunjin yang hanya murung seperti terjadi sesuatu padanya di sekolah.

Namun beda lagi dengan Changbin ia sangat lelah karna ia harus mengantar temannya ke rumahnya terlebih dahulu, sehingga tenaganya terkuras dengan menempuh jarak yang begitu jauh dari rumahnya.

Begitu juga dengan Jisung, ia menyesali apa yang dia lakukan pada adiknya ini, namun apalah daya ia harus melakukannya demi kebaikan adiknya.

Minha maupun yang lainnya heran mengapa mereka semua seperti itu, akan tetapi ia memilih mengabaikannya takutkan jika ia bertanya, tak ada jawaban yang tepat seperti waktu itu.

Makan malam yang tersaji di meja makan tak membuat mereka, tak memakan makanan yang berada di ruang makan, mereka semua berkumpul demi memakan sesuap nasi dengan di temani lauk pauknya, dan itu membuat Jesi lagi-lagi iri pada keluarga yang harmunis ini.

----


Jam makan yang telah selesai akhirnya mereka pun melakukan aktivitas mereka masing-masing di dalam kamar mereka, dengan Jesi yang berada di dalam kamar Bangchan, ia sedang melihat-lihat seisi kamar tersebut yang menampakan lukisan indah tersimpan di dinding kamar tersebut juga ada yang tersimpan di meja belajarnya.

 Lukisan itu begitu indah baginya, karna jujur ia tak begitu mahir dalam menggambar, ia selalu berpikir bisa menjadi dirinya yang sangat ahli dalam menggambar.

Saat tengah melihat-lihat lukisan itu, tiba-tiba saja ia di kagetkan oleh ibunya yang sedari tadi melihat anaknya yang terpesona pada kamar itu.

"Bomm" ucapnya.

"Ah!! eomma ngagetin aja" ucap Jesi yang terkejut itu.

"Kamu itu kenapa? Eomma perhatiin kamu begitu suka pada lukisan-lukisan itu" ucapnya yang tersenyum pada anaknya ini.

"Nee eomma, lukisan nya bagus ya ma, kalau saja kau bisa menggambar, mungkin aku pun akan memajangnya di kamarku" ujarnya sembari meletakkan kembali lukisan yang ia pegang ke tempatnya.

"Jesi anak eomma, kau jangan seperti ini, eomma tahu kau sangat pandai menggambar, tapi kau harus sering mengasah kemampuan mu supaya sebagus lukisan ini" ucap ibunya yang berdiri setingginya sembari menunjuk lukisan yang berada di meja belajar.

"Nee eomma, aku pasti menuruti perkataanmu eomma" ucapnya yang begitu antuias saat eomma nya berkata demikian.

Disisi lain ternyata ada seseorang di luar kamar mendengar semuanya, ia sangat senang mendengar eomma dari Jesi mendukungnya untuk menjadi pelukis terbaik di sekolahnya.

Dengan mengetuk pintu Bangchan hanya bisa diam sambil menunggu pintu terbuka, yang bermaksud ingin mengambil sesuatu di kamarnya.

'Tok tok tok' suara itu mampu membuat Jesi juga ibunya terkejut, yang kemudian membukakan pintu tersebut.

Pintu yang sudah terbuka membuat Bangchan membukukkan badannya meminta maaf karna sudah mendengar percakapan mereka berdua, dan Jisu hanya bisa memanfaatkannya karna bagaimana pun ia tak mau jika Bangchan merasa terganggu mentalnya.

Straykids family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang