Beberapa bulan kemudian
Minha yang kini tengah hamil besar sedang menatap kendi abu di depannya, dengan kembali mengenang kebersamaannya yang begitu indah baginya, yang takan bisa ia lupakan.
Ini begitu cepat baginya, ia baru sadar jika selama ini ia masih mencintainya, tapi sekarang ia telah memiliki suami yang melengkapinya dan mewarnainya, yang kini berada disampingnya.
Ia pun merasa bersalah karna dulu ia merebut Minha darinya, tapi terlambat baginya untuk meminta maaf padanya.
"Kenapa kau harus meninggalku teman" gumam Seungmin pelan seraya meratapi nasibnya.
Disana mereka berdua menyesali perbuatannya terhadap orang yang sekarang harus tidur selamanya di alam sana, tanpa sadar hari semakin larut hingga membuat Seungmin seketika terkesiap melihat cahaya yang berubah menjadi jingga, dan kemudian ia berucap mengajak Minha untuk pergi dari sana.
"Minha sebaiknya kita pulang, mereka mungkin menunggu kita dirumah" usulnya menatap sang istri yang berada di samping kanannya.
Lamunan Minha seketika buyar saat mendengar Seungmin berucap demikian "ah nee? Oh-ah iya, kalau begitu ayo kita pulang" ucapnya terbata.
Setelahnya mereka pun melenggang pergi dari sana meninggalkan tempat itu, dan kembali kerumah.
Di rumah semua barang-barang disana terlihat kosong, tak ada satupun barang yang tersimpan disana, kecuali kursi dan meja di ruang tengah, juga dapur yang semuanya terlihat bersih dari segala sesuatu yang membuatnya terlihat sempit.
Ini keputusannya untuk pergi dari rumah itu, tanpa memberitahu asalan kenapa ia ingin pergi dari sana, orang-orang dirumah pun tengah membereskan barang-barang bawaannya dikamar mereka.
"Mah kenapa kita harus pergi dari sini?, bukankah rumah ini peninggalan kakek dan nenek?" Tanya Hyunjin sembari menggendong ronselnya yang besar itu.
Dengan mengedarkan pandangannya Minha pun mulai berucap "entahlah, mamah juga tidak tahu, yang jelas mamah tak ingin mengingat masalalu, walaupun kenangan mereka akan selalu ada dibenak mamah" itulah yang diucapkannya, tak ingin membuka mulutnya akan rumah yang selama ini ia tinggali.
"Jadi? Apa kita pergi sekarang?" Timpal seseorang dibelakang mereka, dan itu membuat mereka melirik ke arahnya, lalu diberi anggukan kepala oleh Minha, setelahnya mereka pun keluar dari rumah itu, dan menguncinya.
"Mah kita akan kemana? Dan dimana kita tinggal?" Tanya Changbin yang berada di sampingnya kirinya.
"Kita? Heumm.... gimana kalau kita tinggal dirumah orangtua mu, Seungmin?" Jawabnya melirik Seungmin disebelah kanannya.
"Hmm? Apa? Tapi...." ucap Seungmin yang masih ragu dengan usulan sang istri.
Yang lainnya pun hanya bisa tertegun melihat mereka berdua.
Akhirnya keputusan itu disetujui oleh suaminya, pasalnya dirumah orangtuanya hanya ada mereka berdua yang tinggal disana, tak ada seorangpun yang menemani mereka. Kemudian semuanya pergi meninggalkan tempat penuh kenangan itu
Karna sejujurnya rumah itu bukan peninggalan orangtua Minha, melainkan rumah pemberian Younghoon pada orangtuanya dan dirinya, yang seharusnya ditempati Minha bersamanya bukan seperti ini jadinya.
Itulah yang membuat Minha memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kenangan bersamanya, dan membuatnya merasa bersalah atas apa yang menimpanya saat ini.
Rasa bersalah akan dirinya begitu besar seakan tak bisa ditebus dengan mengucapkan kata-kata terakhir atau mungkin 'maaf' pada orang yang yang telah meninggal dunia.
![](https://img.wattpad.com/cover/322737376-288-k255702.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Straykids family
Короткий рассказMenceritakan lika-liku kehidupan yang harus mereka jalani didalam kehidupan mereka, juga terdapat kisah-kisah menarik yang bisa kalian pelajari didalamnya, bagaimana mereka menghadapinya? Cus markica Start: 25.09.22 Finish: 14.11.22 Publis : 25.09...