Sudah hampir satu bulan Lerina bekerja, diluar dugaannya kalau pekerjaannya sangat sibuk sebagai content strategist di sebuah perusahaan e-commerce yang baru diluncurkan. Wanita itu juga masih menyembunyikan status kehamilannya dari para karyawan di sana apalagi atasannya, ia hanya tidak berani mengatakannya, mungkin ini hanya pikirannya yang berlebihan tapi Lerina takut dianggap menjadi beban karena kehamilannya yang pasti jadi memiliki keterbatasan dalam pekerjaan.
"Lerina, kamu bisa lembur gak malam ini, ya kira-kira sampai jam 8 atau 9 malem? Soalnya kita masih banyak kerjaan ternyata.
Lerina sangat ingin untuk tidak mengiyakan pertanyaan ketua divisinha itu karena ia sudah janji pada Baekhyun tidak akan overworking, tapi tidak enak juga untuk menolak. Jadi ia pun hanya bisa mengangguk pasrah dan menjawab, "Bisa kak."
"Okay."
"Bentar lagi kita masih ada rapat, siap-siap ya.""Oke kak."
Ini sudah jam 5 sore, sudah waktunya pulang kantor seharusnya tapi karena diperintahkan lembur jadi Lerina belum bisa pulang. Ponselnya yang ditinggal di meja kerjanya terus berdering, muncul nama sang suami sebagai penelpon di sana. Tapi tentu tidak akan diangkat karena Lerina sudah pergi ke ruang rapat.
Hingga jam menunjukan pukul 7 malam, rapat belum juga selesai. Lerina sudah mulai tidak fokus, wanita sedang menahan mual yang sejak di pertengahan rapat tiba-tiba menyerangnya. Diam-diam ia mengelus perutnya, berbicara dalam hati, adek bayi sebentar lagi ya, jangan kasih ibu mual dulu, adek bayi kan baik? Maaf ibu masih kerja, adek bayi capek ya?
"Jadi gimana Lerina? Konten seperti apa yang kamu siapin buat campaign kita kali ini?"
Pertanyaan dari ketua divisinya sangat jelas terdengar ditelinga Lerina tapi entah kenapa untuk masuk ke otaknya, Lerina tidak bisa mencerna dengan baik kata-kata itu. Dirinya blank. Tidak fokus karena perutnya terasa tidak nyaman.
"M-maaf kak, saya izin ke toilet dulu," setelah itu Lerina pun bergegas pergi toilet, menuruti perutnya yang minta dikeluarkan isinya itu.
Lerina merasa bersalah karena tidak bisa menepati ucapannya pada Baekhyun untuk memprioritaskan kandungannya, nyatanya ia masih di kantor hingga malam hari, belum mengabari Baekhyun.
"Lerina? Lo sakit?"
Lerina terkejut ketika dirinya yang sedang diam menenangkan diri setelah mengeluarkan isi perutnya ditegur oleh salah satu rekan divisinya.
"Kayaknya gak enak badan deh."
"Lo izin aja gih. Lagian tadi juga Kak Hana dapet pesan dari security kalau ada yang nanyain lo, ngakunya suami lo." Kak Hana yang dimaksud di sini adalah ketua divisinya Lerina.
Itu pasti Baekhyun. Lerina baru ingat kalau dirinya belum mengabari sang suami."
"Iya kayaknya gue izin aja, makasih ya."
Pada akhirnya Lerina pun memberanikan diri untuk izin, ini lebih mudah karena didukung oleh Lerina yang dipergoki muntah juga oleh rekannya jadi kelihatan kalau sedang tidak fit maka dari itu cukup mudah untuk mendapat izin.
***
Baekhyun yang sejak jam 5 sore tadi menunggu di depan kantor Lerina itu akhirnya bisa bernapas lega ketika melihat sang isteri keluar dari kantor. Baru saja ia hendak melipat tangannya, bersiap untuk menegur sikap acuh Lerina yang tidak mengabarinya, Baekhyun dibuat membulatkan mata ketika Lerina yang berjalan tidak menghampirinya justru pergi menjauh ke sebuah tempat di bawah pohon dan ya... Lerina kembali muntah di sana.
Tentu saja Baekhyun tidak diam. Pria itu dengan tergesa menghampiri sang isteri.
"You okay?" tanya Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Ex (BYUN BAEKHYUN) - Selesai
FanfictionBaek Hyun dan Lerina, sepasang kekasih yang sebenarnya sudah putus sejak beberapa tahun lalu dan sudah saling membenci kini malah dipaksa menikah karena sebuah kesepakatan perjodohan konyol orangtua mereka. Apakah mereka akan benar-benar menikah? Da...