Tiga Puluh Tujuh

315 40 7
                                    

"I didn't expect you to be this low, Lerina."

"Aku kira Kak Zein beda, tapi ternyata sama aja kayak orang-orang yang suka judge sembarangan. Aku juga nggak nyangka kak. Kak Zein bisa gampang menilai aku serendah itu tanpa tau apapun kebenarannya," dengan tatapan tegasnya, Lerina berkata demikian.

Setelah itu Lerina menatap jamnya lalu kembali menatap Zein yang masih terpaku, "Suami saya sudah nunggu pak, boleh kita langsung aja menyelesaikan urusan kita?"

Zein hanya bisa menahan dadanya yang perih ketika Lerina mengubah cara bicaranya menjadi formal. Sepertinya ia salah bicara. Tidak. Bukan sepertinya. Tapi memang sangat salah bicara. Dan Zein tau, setelah ini tidak ada lagi Lerina yang akan akrab memanggilnya "Kak Zein."

***

Urusan Lerina di kampus sudah selesai. Kini wanita itu sudah kembali bersama sang suami di kantin tempat Baekhyun menunggu tadi.

"Baek..."

"Hm?"

"Soal tadi.... maaf ya."

"Yang mana?"

Yang mana katanya? Apa itu artinya ada lebih dari satu hal yang membuat Baekhyun kecewa tadi?

"Pokoknya apapun yang buat lo tersinggung, dan gak nyaman tadi. Gue minta maaf."

"Soal lo pegang tangan Zein sih gue cemburu ya."
"Tapi ya udah, gue maafin deh."

Mendengar Baekhyun berterus terang bahwa ia cemburu, entah kenapa Lerina justru menjadi senang. Seberusaha mungkin ia menyembunyikan senyumnya agar tidak disadari oleh Baekhyun.

"Soal dosen lo yang lain bilang seolah-olah Zein yang lebih cocok nikah sama lo juga gue kesel. Tapi bukan salah lo. Jadi gak gue maafin, karena yang harusnya minta maaf itu dosen lo."

Lerina langsung meraih tangan Baekhyun, memainkan jari-jari si pria sambil menunduk dan bicara, "Tapi lo tau kan? Itu cuma di mata beliau. Di mata gue. Lo tetep suami terbaik gue."

Baekhyun tersenyum, ia menegakan tubuhnya, "Buset, kenapa langsung seger ya gue?"

Melihat Baekhyun yang langsung sumringah Lerina ikut tersenyum, menghibur Baekhyun bukan sesuatu yang sulit ternyata. Cukup hibur dengan kejujuran atas perasaannya saja sudah memengaruhi moodnya menjadi jauh lebih baik.

"Jago gombal lo, belajar dari mana?"

"Apaan si? Orang cuma jujur."

"Tuh kan! Duh, jangan bikin gue nyengir mulu dong."

Dan Lerina hanya membalasnya dengan gelak tawa yang diikuti oleh si suami juga.

"Abis ini mau kemana?" Tanya Lerina.

Baekhyun langsung menggaruk tekuk belakangnya, "Eum... maaf ya Ri, kayaknya gue harus ke kantor. Tadi di telfon Kaivan, ayah mau ngomong, penting katanya."

"Oh ya udah, gapapa kok."

"Gapapa kita gak jadi pacaran nih?"

"Pacaran di kantor lo aja!" Celetuk Lerina tidak serius, tapi justru Baekhyun menanggapinya sangat serius.

"Ide bagus!"

"Heh! Bercanda!"

"Udah ayo! Lagian kalo jalan-jalan siang gini mah gosong, nanti aja sore mau malem kita jalan-jalan keliling kota pake motor ya?"

Lerina mengangguk semangat.

***

"Takut gue bicara sama ayahnya lama, lo boleh makan duluan ya, kalau mau ke kantin ajak aja anak kantor, atau mau delivery juga boleh," ucap Baekhyun ketika mereka baru sampai di kantor Baekhyun dan masuk ke dalam ruangannya.

Married With Ex (BYUN BAEKHYUN) - SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang