#Tandai_yang_typoBiarkan manusia lelah berbicara tentang dirimu, jangan cegah mereka untuk mengurangi dosamu.
_zedn
"Ahh mantap ini, siang terik gini enaknya minum es good day di warung Mbak Inem." Gumam Mazaya sembari melewati koridor yang terarah ke kamar mandi. Sekarang adalah pelajaran matematika yang membuat kepalanya meluapkan api, jadi gadis itu memilih untuk izin ke kamar mandi. Katanya sih ke kamar mandi, tapi nyatanya malah mau minum es di warung belakang sekolah.
Gadis itu dengan cekatan memanjat tembok belakang sekolah yang tidak dipasangi penjerat. Suatu hari nanti, dia dan kawan-kawan akan membongkar tembok besar ini agar lebih mudah membolos.
Akhirnya, gadis itu sampai di belakang sekolah tanpa harus memutar lewat gerbang depan yang sudah dapat dipastikan dijaga oleh petugas. "Oyy, mba, kayak biasa ya." Kata Mazaya sembari mengambil duduk di salah satu kursi yang telah disediakan.
"Pasti matematika ya, nduk? Sampe hafal akutu." Sahut Mbak Inem, dia tersenyum sembari membuatkan es kegemaran Mazaya.
"Iya, biasa." Jawab Mazaya, "temen aku nggak pada kesini tadi, mb?" tanya Mazaya sembari menyeruput es good day-nya.
Mbak Inem menggeleng pelan sembari meletakkan gorengan ke dalam nampan, nampak sangat menggiurkan. Mazaya ingin makan gorengan, tapi dia harus menjauhi makanan itu. "Tadi ada Pak Fuad ke sini, mereka semua lari, ada yang ngumpet juga. Takut masuk BK katanya." Tutur Mbak Inem dengan wajah sumringah nya.
Mazaya manggut-manggut paham, "dasar, berani bolos nggak berani masuk BK, apaan tu!!" cibir Mazaya dengan bibir menye-menye.
"Mazaya," panggil seseorang dari arah belakang Mazaya.
Cih, ganggu aja! batin Mazaya.
Mazaya menolehkan kepala hanya untuk mendapati teman sekelasnya yang masih menstabilkan napas dengan dua buah binder di tangannya. "Ngapa, Ngeb?" tanya Mazaya lalu fokus dengan es didepannya. Dia teringat, baru saja bel pergantian berbunyi maka dari itu temannya satu ini bisa keluar kelas dengan leluasa.
Gadis yang dipanggil Ngeb oleh Mazaya lalu mendekat dan duduk disampingnya. "Kamu ih kebiasaan, untung aja Bu Fatiha nggak masuk, lain kali kalo mau bolos bilang atuh!" gerutunya Nabila pada temannya itu. "Kan aku nggak harus nyari kamu sampe ngos-ngosan gini." Sambungnya dengan nada kesal.
"Idih, siapa juga yang nyuruh kamu nyariin aku? Aku nggak nyuruh yaa!" kata Mazaya tak kalah sinis, tapi tenang mereka hanya bercanda.
"Ayo masuk kelas, Zaya! Nanti kalo kamu masuk BK dimarahin bapak kamu!!" perintah Nabila pada Mazaya yang masih asyik menyedot esnya. Sangat santai seolah tak ada beban.
"Kamu duluan aja, nanti aku nyusul." Katanya enteng lalu membuka satu bungkus makanan ringan yang ada di depannya. Gampang, nanti tinggal totalan.
"Ih, anak Bapak Saputra harus patuh aturan, dong!" kata Nabila, kali ini dia benar-benar jengkel dengan tingkah Mazaya. Sudah tahu bapaknya galak, masih saja jadi anak ngeyelan.
"Bawa Bapak segala, kamu, ah! Nggak asik!" sergah Mazaya sadis.
"Biarin, ayo masuk kelas, ayo Zaya!" paksa Nabila sambil menggeret lengan kanan Mazaya, hampir saja Mazaya tersedak bumbu yang ada dalam makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPADA NUELLA [TAMAT]
Teen FictionSimpan saja rasanya Teruntuk bulan yang tak selalu membersamai bintang, Mazaya tidak kuat sendirian. Teruntuk Hizam, terimakasih waktunya untuk mendewasakan Mazaya. Kepada Semesta, sampaikan rindunya Mazaya pada ketenangan. Kepada Daffa dan kebai...