14. Mazaya's Kahyang

21 7 0
                                    

Kemana sih? Nggak ada kabar?
Oh, udah ada yang lebih asyik.

_zedn

Mazaya menghampiri klub basket yang rata-rata beranggotakan para cowokers tampan yang mempesona. Gadis itu sudah bersiap dengan hijab sportnya beserta kaus olahraga yang melekat sempurna ditubuh mungilnya.

"Daffa, Zaya, ikut ya?" tanya Mazaya.

Jika tidak karena permintaan Daffa, maka Mazaya akan menolak mentah-mentah permintaan dari para temannya. Karena tadi Mazaya berulah saat jam pelajaran berlangsung, maka satu kelas sepakat agar gadis itu mengikuti latihan klub basket selama istirahat. "Oke, ambil posisi, kalo kita kalah, kamu aku salahin."

Mazaya berdecak kesal, "iya jamet."

Pertandingan untuk para tim basket dan latihan untuk Mazaya berjalan sesuai rencana. Menit-menit permulaan Mazaya berhasil mencetak dua shoot yang sangat tajam. Bahkan Dafa dibuat kagum dengan cara main Mazaya yang penuh keanggunan dan serius. Tumben sekali Mazaya bisa serius.

"Woy, kurcaci, bawa sini. Kagak jago gitu." Gerutu Mazaya, gadis itu benar-benar kesal dengan salah satu anggota yang bermain sangat lelet.

Namun, bola berhasil direbut oleh lawan, "anjing, bisa main kagak sih."

Waw, Daffa dibuat melongo dengan umpatan yang baru saja Mazaya lontarkan. Sontak saja laki-laki itu berlari kearah Mazaya, "ngomong apa tadi?" tanya Daffa.

Mazaya yang sadar telah mengumpat kini bungkam, "apa? Aku nggak ngomong apa-apa, ih." Elaknya tapi gagal karena Daffa mendengar jelas umpatan yang dia lontarkan tadi.

"Bilang lagi, cepet!!" gertak Daffa.

"Ih, sensian banget, kayak kamu nggak pernah ngumpet aja." Mazaya melongo, "eh ngumpat."

"Kamu ngomong kasar lagi aku tenggelemin di Laut Merah!!!" Daffa menjauh dari Mazaya untuk kembali mengambil posisi.

Sedangkan Mazaya masing berdiri dengan tanda tanya besar di kepalanya, "kenapa harus jauh-jauh kesana kalo di Indonesia ada sungai Kapuas."

"Mazaya, awass!!!" teriak Daffa yang seketika mengejutkan Mazaya, bola basket menuju ke arahnya.

Gadis itu berlari tapi tetap saja kecepatan bola mengalahkan larinya, Mazaya limbung memegangi kepala. "Zayaaa!!!!" Daffa berlari menghampiri Mazaya dengan wajah panik.

"Aduh, maaf, ya, cantik." Laki-laki itu membawa Mazaya dalam gendongannya dan berlari kearah ruang UKS yang berada di kanan lapangan.

"Daff, kayak ada lebah muter-muter di wajah kamu." Mazaya meracau dengan mata menyipit, kepalanya benar-benar pusing.

Daffa yang sedari tadi hanya bungkam kini berujar, "disini dulu, aku ambilin obat sama kompresan buat kamu."

Entah kenapa selalu kepala yang menjadi sasaran, dulu dia menabrak tiang dan luka itu dibagian wajah, sekarang terkena bola tepat di atas dahi.

"Daffa, aku ngantuk." Mazaya bersiap akan memejamkan matanya tapi segera dibuka oleh Daffa menggunakan jarinya.

Laki-laki itu menggeleng, "di obatin dulu."

KEPADA NUELLA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang