3. Jangan Marahin Zaya!

49 12 0
                                    

#Tandai_Yang_Typo

Selagi kuat berdiri sendiri, jangan ngegantung sama bantuan orang lain, ya.

_zedn

Saputra menaruh dengan kesal selembar kertas yang membuat darahnya mendidih. Mazaya kembali berulah. Dia sampai heran dengan anak gadisnya itu, kenapa tidak lelah berbuat onar di sekolah.

"Kamu nggak cape? Nggak jengah di panggil BK terus?" tanya Saputra dramatis.

Sepulang bekerja tadi, dirinya di suguhi sebuah amplop dengan kop resmi sekolah Mazaya. Surat panggilan orang tua. "Ini sudah yang kedua kalinya Ayah dipanggil, Mazaya!"

"Maaf, Yah, Mazaya salah." Kata Mazaya lirih dengan menundukkan kepala. Gadis itu mengaku bersalah, tapi besok pasti sudah berbuat gaduh lagi.

"Ini yang terakhir, jangan di ulangi lagi." Kata Saputra dengan tegas, "ini yang terakhir. Kalo sampe berulah lagi, Siap-siap angkat kaki dari sini." Sambungnya dengan amarah yang meluap-luap.

Untung saja mood sangat Ayah sedang mode normal, biasanya bisa lebih marah dari ini. Mungkin sekarang ancamannya adalah keluar dari rumah, besok bisa berganti menjadi di keluarkan dari kartu keluarga.

"Alhamdulillah Ya Allah, Ayah nggak marah banget." Ujar Mazaya sembari mengeluarkan dada bersyukur. "Ini semua gara-gara Pak Haji, ngapain juga nitip surat ke Nabila, kan cepu tu anak." Gerutu Mazaya, suatu hari nanti dia akan menyusun siasat untuk menjebak guru besar satu itu karena berani memberitahu Ayahnya.

Ting, sebuah notifikasi berhasil masuk pada ponsel yang sedang digenggam oleh Mazaya. Itu dari Hizam, kawan baik jantungnya. Karena Hizam lebih dari baik hati makan Mazaya menamainya Hizam si baik jantung.

Hzam ;
zaya, knp msuk BK lg?

zya ;
pk hji, semua gra2
org itu.

Hzam ;
kmu nggk cpe msuk BK trs?

zya ;
engg, zaya seneng.
berarti ad yg merhatiin. xiXi

Hzam ;
tp cara kmu kurang pas,
bsok pulsek aku tunggu di kbun sebelah
rumh skit.... kita bicara!

zya ;
iy, tp jgn ngmuk ya!

Hzam ;
aku mana prnah ngmuk ank org?!!

zya ;
sensian nggk bgus buat cwo, ih

Hzam ;
TERSERAH!

Mazaya menyunggingkan senyumnya, dia begitu menyukai orang-orang yang jengkel akibat ulahnya. Hizam hanyalah seorang laki-laki biasa, dia bukan kaum atas. Tapi bagi Mazaya, Hizam adalah ketergantungannya. Kenapa? Sebab tanpa Hizam, Mazaya tidak akan pernah mau berubah. Terkesan bucin atau alay? Tapi, memang begitulah Mazaya.

-(abj)-

Mazaya mengetukkan bolpoin nya diatas meja, dia menatap soal matematika di depannya. Inilah efek dari tidak pernah mengikuti pelajaran, dia sangat mual melihat rentetan angka yang telah tercetak.

"Gila, sumpah, ini soal kemasukan jin tomang?" gumamnya penuh kekesalan. Ini adalah hari pertama tes dan matematika mulai membunuh semua orang secara perlahan.

KEPADA NUELLA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang