9. Ayah?

20 7 0
                                    

#Tandai_yangtypo

Kalo aku nangis gara-gara kamu, aku nggak tahu caranya diem pas itu.

_zedn

Mazaya mengerjapkan mata menyesuaikan pencahayaan yang menyoroti, gadis itu mengucek mata lalu bangun. Saat di lihatnya, ternyata ini bukan kamarnya. Lalu dia dimana? Apakah dia di culik oleh seorang psikopat?

Kepalanya mengingatkan kembali pada sosok Hizam yang tadi memberinya air mata, Mazaya menggeleng kuat. Seolah berkata, pergi dari pikiranku, please.

"Eh, udah bangun?" tanya Daffa yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Mazaya mengangguk, "aku mau pulang."

Daffa mengamati dengan seksama wajah Mazaya yang masih di selimuti kesedihan, laki-laki itu menggeleng. "Nggak, kamu disini aja." Tegasnya.

"Nanti aku dicariin Bang Erlan, aku mau pulang, Daff!" sahut Mazaya sengit.

Daffa tetap acuh, "tenang, aku udah bilang kok sama Bang Erlan, jadi kamu tenang aja."

Mazaya mengangguk, "ini rumah kamu?" tanya Mazaya lirih seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Nuansa abu dan putih adalah perpaduan maskulin untuk laki-laki sejenis Daffa.

Daffa mengangguk, "kenapa? Aneh?" tanyanya dengan mata menyipit.

Mazaya menggeleng cepat, "bagus, tenang dan kalem. Sekalem dan sekulkas dirimu."

"Apa kamu bilang?!" tanya Daffa tiba-tiba membuat Mazaya terjengkit kaget, sampai-sampai gadis itu beristighfar seraya mengusap dadanya saking terkejutnya.

Mazaya nyengir, "enggak, kamu baik."

"Aku emang kulkas, tapi kalo sama kamu nggak bakal kulkas." Kata Daffa setenang air di lautan malam ini. "Karena aku sayang kamu, jiahahahahahah." Lanjutnya lalu tertawa keras karena gombalannya berakhir membuat pipi Mazaya memerah.

"Ihh Daffa, nggak asik ih bercandanya." Ujar Mazaya menahan salah tingkah. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik bantal guling dan menutup tubuhnya dengan selimut tebal milik Daffa.

"Haha, udah dong jangan salting gitu. Canda doang, yuk keluar, nggak baik di dalem kamar berdua." Ajak Daffa pada Mazaya yang masih bertahan dengan pipi merona nya.

"Ayo, Zaya, ih nggak asik salting nya lama bener." Ejek Daffa lalu menarik paksa kedua tangan Mazaya.

"Iya, iya, iyaaaaaaa." Sahut Mazaya.

-(abj)-

"Daffa, aku mau pulang." Kata Mazaya seusai menghabiskan makan malamnya bersama Daffa, hanya berdua sebab Ayah Ibu Daffa sedang kencan di luar.

Daffa menggeleng, "nggak, kamu disini aja."

"Ih, kamu nggak asik. Ayo, Zaya mau pulang. Aku nggak mau jadi buah bibir tetangga kamu." Pinta Mazaya lirih, gadis itu seperti di kurung dalam rumah megah ini.

"Nggak ya nggak, kan aku udah bilang tadi." Ucap Daffa tegas seraya memainkan ponsel nya.

Mazaya tidak ingin bertamu lama-lama, "Daffa, aku takut dimarahin Mama kamu, aku mau pulang."

KEPADA NUELLA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang