45. Satu Fakta Terungkap

999 40 26
                                    

"Kenyataan itu emang pahit, tapi mau tidak mau gue harus bisa menerimanya." -Nayla Felicya Raymon.

~🐍🐍~

"Makasih udah anterin gue pulang, Lang."

"Sama-sama. Lo jangan lupa makan dan istirahat, jaga kesehatan karena kita masih ujian. Ohiya, gue mau kasih tau kalau nanti sekolah kita bakalan ngadain acara pensi dan gue harap lo ikut andil dalam acara itu. Gue tau lo punya bakat," jelas Galang menepuk bahu Citra beberapa kali.

Citra menanggapinya dengan senyuman kecil. "Tapi disaat itu gue bakalan jalanin rencana yang selama ini gue susun, Lang."

"Kalau gitu gue pulang duluan."

"Hati-hati."

Citra masuk ke dalam rumah. Suasana rumah yang sepi menandakan bahwa Kamila belum pulang. Citra langsung melangkah ke kemarnya dan mandi lalu berganti pakaian.

Citra mengenakan celana pendek dan baju lengan pendek bewarna abu-abu. Saat bercermin raut wajah Citra berubah drastis, ia terus memandangi wajahnya sendiri sampai tangan kanannya meraih sesuatu di dalam laci tempatnya bercermin. Sebuah pistol dengan ukuran sedang langsung terpampang jelas. Senyuman jahat Citra keluar bersamaan tangannya yang mengelus benda terlarang tersebut.

Pistol ini Citra dapatkan dengan cara ilegal. Bahkan citra membeli pistol itu sebanyak empat buah dan beberapa pisau. Di acara tersebut harus ada yang mati, begitu pikirnya.

"Gue mau lihat, apakah putrimu itu akan selamat dari tangan gue tuan Aksel? Atau kalian berdua akan mati secara bersamaan ditangan gue," ujar Citra tertawa kecil saat membayangkan hal tersebut akan terjadi.

~🐍🐍~

Galang memandangi bintang-bintang yang bertebaran, malam ini sangat indah tetapi suasana hatinya sangat berantakan. Bagaimana cara agar ia bisa membujuk Nayla?

Demi apapun Galang sangat menyayangi Nayla. Alasan apa sebenarnya yang membuat cewek itu ingin putus darinya. Bahkan, Galang mengakui dirinya tidak kurang apapun. Semua ada dalam dirinya lalu kenapa Nayla ingin putus darinya.

"Gue bingung banget sama Nayla. Selama ini gak pernah gue dengar dia ngucapin kata putus, tapi hari ini kata putus itu gue dengar langsung dari Nayla. Apa gue coba hubungin dia ya? Gue gak bakalan biarin Carel dekat-dekat sama Nayla, cowok berandalan itu pasti udah meracuni pikiran Nayla sampai mau putus dari gue." Galang mempererat pegangan tangannya pada jendela kamarnya.

"Oke, gue coba." Galang mengambil ponselnya diatas kasur lalu mencoba menghubungi Nayla. Telepon tersebut terhubung namun belum juga mendapatkan jawaban, Galang pikir Nayla sedang sibuk atau sedang berada di luar. Galang kembali mencoba menghubungi.

"Halo?"

"......"

"Nay, aku minta maaf ya. Aku janji gak bakalan ulangi lagi, aku sayang sama kamu, Nay, kita udah pacaran sangat lama. Kamu tega buat akhirin hubungan ini hanya karena masalah sepele?"

"....."

"Kamu harusnya berpikiran dewasa, Nay."

"....."

"Aku tetap gak mau kita putus. Aku mau kita tetap bertahan dan itu gak bisa kamu cegah. Kamu ingat kalau aku masih punya 2 permintaan dan kamu harus nurut sama aku. Sekarang aku gunain satu permintaan itu."

"...."

"Makasih Nay. Aku janji gak bakalan sia-sia in kesempatan yang kamu berikan, besok kamu pergi sekolah bareng aku. Gak ada penolakan, good night sayang."

DON'T WORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang