Untuk part ini lumayan panjang, gara-gara kelamaan Update...
Happy Reading All🍋....
"Sesungguhnya perempuan itu adalah yang paling kuat diantara laki-laki."
_S_~⭐⭐~
Nayla berdiri di depan cermin dengan seragam sekolah yang telah melekat pada dirinya. Ia hanya tinggal sedikit merapikan rambutnya yang panjang, dan memakai masker agar bekas tamparan Aksel yang memerah tidak terlihat.
Setelah semuanya siap, Nayla memasang sepatunya, dan menyambar tas sekolah yang berada di atas sofa. Ia keluar dari kamar dan menguncinya dari luar. Kunci itu ia masukkan ke dalam tasnya seperti biasa. Menghela nafas, Nayla turun ke bawah dengan raut wajah seperti biasanya.
Nayla melangkah dengan pasti menuju ruang makan, lalu duduk di sebelah Neysha karena hanya kursi itulah yang kosong. Ia mengambil nasi serta sayur dan tempe goreng ke dalam piring secukupnya, setelah itu membuka maskernya dan langsung memakan makanannya dengan cepat. Tidak ingin berlama-lama.
Semua kegiatan makan Nayla tidak luput dari semua yang berada di ruang makan ini. Apalagi pada bekas tamparan di pipi kiri Nayla yang memerah akibat kemarin. Setelah acara makannya selesai, Nayla membawa piring kotornya ke dapur dan mendapati Bik Ayu yang sedang mengelap kompor. Nayla hendak mencuci piring kotornya, namun Bik Ayu lebih dulu mencegah.
"Biar Bibik aja, Non," katanya menawarkan diri.
"Eh, nggak usah Bik, biar Nay aja," tolak Nayla sembari menyalakan air kran.
Bik Ayu merebut piring kotor Nayla. "Nggak papa Non, biar Bibik aja. Non, Nayla pergi ke sekolah aja sana. Ohiya, Bibik juga udah buat susu rasa coklat buat Non loh," ujar Bik Ayu dengan mengarahkan pandangannya pada meja dapur.
"Wah, makasih ya Bik. Bibik tau aja kalau Nay suka rasa coklat." Nayla mengambil susu rasa coklat itu dari meja dapur dan meneguknya hingga habis. Ia memang tidak terlalu terbiasa meminum susu saat ingin berangkat ke sekolah, hanya sesekali, itupun Bik Ayu yang membuatkan untuknya. Nayla tidak sama dengan Neysha yang memang selalu meminum susu saat pagi maupun malam.
"Yaudah Bik, Nay berangkat sekolah dulu yah," ucap Nayla lalu mencium punggung tangan Bik Ayu. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," jawab Bik Ayu menatap punggung Nayla yang kini berjalan meninggalkan dapur. Bik Ayu memperhatikannya. Bekas tamparan itu, pasti berasal dari majikannya. Namun, Bik Ayu hanya diam, ia akan menunggu jika Nayla siap berbagi kesedihan dengan dirinya.
~🌟🌟~
Nayla berjalan di koridor sekolah sambil mendengarkan lagu menggunakan sebelah erphone miliknya. Saat langkah kakinya menaiki tangga, Nayla terpaku sejenak. Di hadapannya Galang sedang berjalan beriringan dengan Citra disisi tangga lainnya. Mereka tampak sangat bahagia.
Galang ikut berhenti saat di hadapannya terdapat Nayla yang sedang berdiri sambil menatap ia dan Citra. Ia melepaskan tautan tangannya dari Citra dan berjalan kearah Nayla.
"Nay. Aku--"
"Sorry, gue mau ke kelas duluan," kata Nayla lalu berjalan meninggalkan Galang dan Citra.
"Nay, tunggu!" Galang mengejar Nayla dan menahannya, membuat semua pandangan siswa-siswi mengarah pada mereka. Nayla yang tidak mau semuanya mengetahui hubungannya dengan cepat melepaskan tangan Galang lalu pergi menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T WORRY
Fiksi Remaja{Follow Sebelum Membaca} Nayla harus kehilangan segalanya hanya karena kesalahpahaman. Di mulai dari kepercayaan sang Ayah, kedua Abangnya, hingga kehilangan kasih sayang sang Ibu. Keluarganya terus membandingkan Nayla dengan kembarannya Neysha ya...