Happy Reading All...
Jangan lupa follow, vote dan comment yaaa^^
"Seharusnya lo senang kalau gue mengundurkan diri, tetapi kenapa malah sebaliknya?" — Nayla Felicya Raymon.
~🌻🌻~
Hana terus menarik-narik tangan Raya dan Sari agar cepat berjalan. Takut jika Nayla akan kabur dari kawasan SMA Garuda.
"Bentar napa. Ini tas gue belum di resleting," protes Raya.
"Cepetan, nanti tuh anak kabur." Hana terus mengoceh agar Raya dan Sari berjalan dengan cepat. Karena di saat bel pulang sekolah telah berbunyi mereka bertiga harus diceramahi oleh Fafa terlebih dahulu.
"Ayo lari," ajak Sari membuat Hana dan Raya cengo.
Tanpa menunggu persetujuan Sari menarik tangan Hana dan Raya agar berlari. Mau tak mau Hana dan Raya ikut berlari.
"Lepasin tangan gue, gue mau lari sendiri," ujar Raya membuat Sari melepaskan tangannya begitupun tangan Hana.
Ketiganya berlari dengan kencang dan sedikit mengurangi kecepetan saat menuruni tangga.
Saat sampai di parkiran, ketiganya langsung melirik parkiran dimana tempat mereka biasa memarkirkan motor.
"Ah, masih ada ternyata." Hana berujar lega sesekali menetralkan nafasnya yang memburu.
Raya langsung duduk di atas motornya begitupun Sari, sedangkan Hana duduk di motor Nayla dengan santainya. Sesekali merapikan rambutnya yang berantakan.
Cukup lama mereka bertiga menunggu akhirnya Nayla tiba diparkiran bersama dengan Carel. Nayla menatap Hana, Raya, dan Sari bingung.
"Kenapa kalian ngumpul-ngumpul? Nggak pulang?" tanya Nayla lalu bergerak menghampiri motornya, sedangkan Carel tetap berdiri sambil melihat ponselnya karena motornya terparkir agak jauh dari motor Nayla.
Hana turun dari motor dan Nayla langsung membuka jok motornya dan mengambil jaket dan celana hitam yang selalu ia pakai.
"Wihh, gimana? Udah lo gas nggak Rel?" tanya Hana.
"Gas apa?" tanya Carel masih fokus melihat ponselnya.
"Ini ciri-ciri belum nih, Na," timpal Sari.
"Enak banget lo bolos nggak ngajak-ngajak. Malah berduaan lagi sama si Carel," ujar Raya kesal.
"Habis perang gue sama Nenek lampir, jadinya nggak mood buat belajar," balas Nayla. Matanya sedikit berkaca-kaca mengingat Galang membela Citra yang seharusnya disalahkan.
"Nenek lampir siapa?" timpal Sari.
Nayla mendongak menatap teman-temannya. Tidak mungkin Nayla memberitahukan semua kejadiannya karena tentunya hubungannya juga akan terbongkar.
"Kalian pulang duluan aja. Nanti kalau kalian terlambat pulang hanya karena gue, orangtua kalian bakalan marah," titah Nayla.
"Tapi kan-"
"Udah pulang aja duluan," titah Nayla lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T WORRY
Roman pour Adolescents{Follow Sebelum Membaca} Nayla harus kehilangan segalanya hanya karena kesalahpahaman. Di mulai dari kepercayaan sang Ayah, kedua Abangnya, hingga kehilangan kasih sayang sang Ibu. Keluarganya terus membandingkan Nayla dengan kembarannya Neysha ya...