38. Keberadaan Aksel

869 64 67
                                    

Happy Reading All...

Jangan lupa vote, comment, dan follow yaaa..

~🐻🐻~

Farhan menggendong Hana sampai di kelas tanpa sedikitpun malu dengan siswa-siswi yang melihat mereka.

"Sana belajar!" kata Farhan sambil menurunkan Hana.

Hana masih menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan hanya mengangguk pelan sambil berbalik badan dan segera mungkin untuk masuk.

"Aduh!" Hana mengaduh pelan saat kepalanya terantuk dinding. Hana pikir itu adalah pintu, sedangkan Farhan menahan tawanya melihat kelakuan Hana kemudian berdehem pelan—menetralkan tawanya yang ingin keluar dan kembali bersikap biasa saja.

Hana langsung terbirit-birit masuk ke dalam kelas. "Kenapa gue jadi memalukan begini," keluhnya pelan.

Sari yang menyadari kedatangan Hana lantas menatap aneh.

"Kenapa lo?" tanya Raya mewakili Sari.

"Malu," jawab Hana menenggelamkan wajahnya dengan tangan di atas meja.

Sari manggut-manggut. "Gimana? Lo jadi ngelabrak Nayla?"

Hana mengangkat wajahnya lalu menatap Sari dan Raya. "Jadi."

"Tapi gue kesal banget. Masa Farhan ngomong seolah-olah bela si Nayla sih, tapi tadi dia juga buat gue baper. Nggak kuat," jelas Hana.

"Kalian berdua kenapa malah bersikap kayak gitu sama Nayla?" Raya membuka mulut. Sudah sejak tadi ia ingin berbicara namun diurungkan.

"Karena dia nyembunyiin sesuatu dari kita Ray. Masa lo nggak ngerti!" Sari langsung merespon marah.

"Cara kalian salah," tutur Raya menatap ke depan—memperhatikan Rita—guru sekaligus wali kelas 12 IPS 3 masuk.

"Lo ngebelain Nayla?!" tanya Hana serius.

"Gue bukan ngebelain. Gue cuman ngenilai dari sudut pandang gue sendiri. Nayla nggak sepenuhnya salah. Lagian, apa urusannya dengan kalian kalau Nayla nggak terus terang," jelas Raya. "Mungkin memang dia pengen nyari waktu yang tepat."

"Gue bingung dengan cara pikir kalian berdua. Gara-gara masalah sepele begini kalian berdua malah marah-marah nggak jelas lalu memusuhi Nayla begitu aja. Kalian mikir dong, nggak semua rahasia harus dia ceritain ke kita sebagai sahabat. Gue yakin, lo berdua juga punya rahasia yang nggak kalian ceritain secara terang-terangan 'kan?" lanjut Raya. Tentu saja Raya tidak menyukai tindakan yang dilakukan Hana dan Sari saat ini, besok, dan selanjutnya.

"Ck!" Sari berdecak pelan lalu menatap Raya sinis sembari berkata, "Lo jelas-jelas belain dia sekarang Ray."

"Terserah."

~🐻🐻~

Nayla menatap jengah Carel yang duduk di samping ranjangnya. Setelah beberapa menit kepergian Farhan, Carel tiba-tiba saja muncul dan mengagetkannya.

Nayla tentu saja hanya bisa mengomel dan mengumpat. Carel yang melihatnya malah tertawa terbahak-bahak seperti tidak melakukan kesalahan.

DON'T WORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang