DAY 8 - Deal

202 33 1
                                    

Kawaki terus memikirkan perkataan sumire padanya. Ia akhirnya memutuskan untuk meminta nomor telfon sumire pada boruto.

Di kamar, boruto sedang duduk di kursi belajarnya sembari menyenderkan bahunya di punggung kursi.

Boruto bertanya-tanya apa yang terjadi antara kawaki dan sumire.

Lamunannya buyar ketika kawaki masuk begitu saja di kamarnya.

Boruto terkejut dengan kedatangannya. Ia lalu berdiri dan menghadap kawaki.

"Ngapain ??!" Tanyanya.

"Nomer sumire" Jawab kawaki singkat.

"Huh ?" Boruto masih bingung kenapa kawaki tiba-tiba menanyakan nomor sumire.

"Cepetan sini kasih nomernya sumire !" Ucap kawaki yang terdengar memaksa.

Kawaki lantas mengambil handphone boruto yang ada di meja belajar. Boruto lalu dengan cepat merebut kembali hpnya.

"Heh apaan sih ! Iya-iya bakal aku kasih ! Tapi kasih tau dulu, kamu ada masalah apa sama sumire ?!" Tanya boruto.

"Berisik ! Siniin nomer sumire atau rahasia besar kamu aku kasih tau ke ibu sama ayah !"

"Gila ya ancamannya gak sopan banget ! Yaudah aku kirimin sekarang ! Cek aja di hp kamu sana !" Gerutu boruto.

Kawaki pun keluar dari kamarnya.

"Baru aja sumire minta nomer hp dia, sekarang dia yang minta nomer sumire. Mmmm... Jadi pengen gibah." Ucap boruto kemudian.

.

.

Di kamarnya, kawaki masih gelisah dan hanya mondar mandir tak jelas sejak ia menyimpan nomor sumire di hpnya.

Dia tampak ragu menghubungi sumire.

Sesaat ia melamun dan tersadar ketika hpnya berdering.

Kawaki melihat layar di hpnya. Terdapat panggilan telfon dari kontak yang baru saja dia simpan.

Ya, itu sumire.

"Dia ? Dapet nomor dari siapa ?" Lirih kawaki sebelum akhirnya menjawab panggilan telfon dari sumire.

"Ya ?"

"Kawaki, ini sumire."

"Tumbuhan"

"Hah ?"

"Berisik"

Sumire menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan nafasnya yang terasa berat.

"Aku minta maaf" Ujar keduanya serentak.

Baik kawaki ataupun sumire sama-sama bingung.

"Huh ?" Lirih keduanya lagi.

Semakin bingung mereka berdua karna kesamaan ini.

"Apaan sih ! Udah, kamu ganggu aja tau gak call malem-malem ! Aku ngantuk mau tidur !"Gerutu kawaki kemudian.

"Kawaki, bentar !!" Cegah sumire.

"Apa ?!!" Tanya kawaki.

"Good night ! Gave a nice dream !" Tutur sumire kemudian yang cukup membuat kawaki tercengang.

Tett.. tettt.. teettt..

Sumire menutup panggilan telfonnya.

Kawaki kemudian mengirimnya sms "Eida gak seketus itu, dasar 🌵"

.

Kawaki selanjutnya terdiam sesaat.

Ia kemudian duduk di sisi ranjangnya dan kembali menatap layar hpnya yang hanya ada walpaper disana.

Foto eida yang masih terpasang disana.

Seketika, pikirannya mulai kalut lagi.

.

DAY - 9

.

Paginya sumire tampak repot di dapur. Menyiapkan sarapan dan mencuci piring.

Ini adalah kali pertamanya membuat sarapan karna biasanya dia sama sekali tidak pernah melakukan ini di pagi hari.

Bahkan karna terburu-buru saat memasak, beberapa kali tangan sumire terkena percikan minyak panas.

Ia hanya menghela napas dan mencoba untuk tidak kesal dan terus mengeluh.

Setelah semua pekerjaannya selesai, dia lalu menuju kamar untuk mengambil tas sekolahnya.

Sebelum meninggalkan meja belajarnya, mata sumire terfokus pada handuk putih bekas pakai kawaki ketika mengompres lukanya.

Ia menyadari bahwa dia bahkan belum memindahkan barang itu disana. Senyumnya menurun menjadi tatapan kesedihan.

Wajahnya berubah lagi ketika mengingat sesuatu.

"Hah ?? Kawaki !! Aku lupa kalo belum ngecall si bayi berumur !!" Ingat sumire.

Sumire kemudian dengan cepat mencari nomor kawaki untuk dihubungi.

Panggilannnya masuk meski sangat lama lelaki itu menjawab panggilannya.

"Kali ini apa ?"

"Kawaki, maaf aku telat ! Kamu udah siap-siap ?!"

"Siap-siap ? Aku baru bangun !"

"Ini udah jam berapa ?!! CEPET SEKARANG MANDI DAN PERGI KE SEKOLAH !"

"Udah kayak ibu aku tau gak ! Cerewet !"

"Ya, karna siapa juga aku begini ?!"

"KAMU LIAT INI JAM BERAPA SEKARANG ?! AKU GAK AKAN KE SEKOLAH !"

"OH YA ? AKU UDAH TURUTIN PERMINTAAN KAMU NGECOSPLAY JADI EIDA DAN SEKARANG KAMU MALAH GINI ??!" GERUTU SUMIRE.

Kawaki terkejut mendengar ucapan sumire.

Ia lalu menjawab,

"BERISIK ! Eida gak sekasar ini !"

Tettt tettt tetttt..

Kawaki menutup panggilannya.

"Hah ?? Ini orang aneh asalnya dari mana sih ?!" Gerutu sumire.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE ⭐

"2375 Days" [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang