Kawaki gelisah di kamarnya. Ia adalah murid kelas 9 yang sangat menyukai hari minggu, tapi kini dia ingin hari ini segera lompat ke hari senin.
Sementara handphone-nya terus berdering dan mendapatkan panggilan dari eida, kawaki menjadi sangat kesal. Dia lalu mematikan handphone-nya.
Kawaki terbaring di atas kasur. Pikirannya kacau. Ia menutup matanya dan beberapa saat kembali bangkit dengan kesal.
"Sekarang aku cuma ngelihat sumire !" Gerutunya kesal.
.
.
Di rumah, sumire baru selesai mandi setelah membersihkan rumahnya.
Semalam setibanya di rumah, dia mendapati debu dimana-mana. Seperti rumah tua yang tidak terurus.
Hari menunjukan pukul 6 sore. Sumire teringat sesuatu.
"Aku belum ngasih kabar ke kawaki ! Aku_____"
"Ah ! Aku lupa, sekarang gak perlu jadi eida lagi ! "
Sumire bolak balik di kamar.
"Tapi setidaknya gak papa kan kalo aku kasih kabar ke dia ?!"
Sumire lalu mengambil handphonenya.
"Kemarin, aku sengaja cabut kartu biar gak ada yang nanyain aku kemana" Gumamnya.
.
Sumire menelfon ke nomor kawaki, sementara bel di rumahnya berbunyi.
Sumire berjalan ke arah pintu masuk sembari menempelkan hpnya di telinga.
Ketika membuka pintu, sumire terkejut mendapati kawaki di hadapannya.
.
"Baru aja aku mau hubungin kamu" Ucapnya.
Kawaki mengambil handphone sumire dan membantingnya.
Sumire terkejut, kawaki menutup pintu rumah.
"Waktu aku minta kamu jadi eida, bukan berarti kamu juga harus ninggalin aku kayak dia !" Ujar kawaki dengan emosi.
"Aku gak bermaksud ngilang. Aku ada urusan sama papa dan gak mau ada yang tau itu."
"KAMU BISA HUBUNGIN BORUTO, KENAPA KAMU GAK BISA HUBUNGIN AKU ?!"
"AKU SENGAJA KARNA MAU KE RUMAH KAMU. BORUTO NAWARIN BUAT JEMPUT DAN NGANTERIN AKU."
"KENAPA KAMU GAK JADI DATENG ?!"
Sumire terdiam.
Kawaki memegang tangannya dengan kasar, sampai sumire merasa sakit.
"KAMU NGILANG TANPA BILANG APA-APA ! ITU LEBIH BURUK DARI EIDA !!"
Emosi sumire ikut tersulut.
"BAHKAN SAMPAI SEKARANG KAMU MASIH TERUS NGEBANDINGIN AKU SAMA EIDA ?!!!"
"EIDA UDAH BALIK DAN SEKARANG AKU GAK BUTUH KAMU JADI EIDA LAGI !!"
Sumire tertegun. Entah kenapa dia sangat sedih.
"Kamu bener, orang yang paling bisa buat kamu bahagia udah balik ke kamu. Sekarang, aku minta maaf karna gagal buat kamu ngerasa lebih baik."
Kawaki semakin marah mendengar ucapan sumire.
"KAMU GAK TAU KAN AKU UDAH JADI GILA WAKTU KAMU NGILANG GITU AJA ! DAN SEKARANG KAMU BALIK JUGA HANYA BUAT AKU JADI LEBIH GILA"
PRAKKKKKKK
"JANGAN PERNAH NGOMONG KAYAK GITU !!" Teriak sumire.
Kawaki terkejut dan reflek memegang pipinya bekas tamparan sumire.
Sumire mulai menangis.
"Ini udah kedua kalinya kamu nampar aku.." Ucap kawaki.
Kawaki meninggalkan sumire setelah membanting keras pintu rumah.
Sumire terduduk lemas.
"Aku selalu ada di tengah-tengah hubungan yang bermasalah. Aku ada di antara kamu sama eida. Kalo kamu ngerasain sakit, kenapa aku juga harus ngerasain sakit ?!! Dulu aku ada di antara hubungan mama sama papa ! Dan aku juga ngerasain sakit !! Aku gak pernah berhubungan sama siapapun !! Tapi kenapa aku selalu jadi korban di hubungan orang lain ?!" Ujar sumire kemudian
Sumire menangis kencang.
"KENAPA AKU HARUS NGERASAIN INI DUA KALI !" Sumire teriak.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
"2375 Days" [END] ✓
Fanfiction"...Kamu berhasil nyelamatin aku dari rasa sakit kehilangan eida. Aku bahkan gak pernah berfikir aku bisa buka hati lagi ke orang lain, tapi kamu berhasil matahin itu. Tapi sayangnya kehadiran kamu hanya sebentar. Kamu justru ngelakuin hal yang sama...