Malam itu kawaki berlari secepat yang dia mampu.
Selama perjalanannya, dia hanya di hantui bayang-bayang sumire.
Dia juga tidak henti-hentinya mengutuk dan memaki dirinya sendiri. Ada penyesalan yang besar atas sikapnya pada sumire akhir-akhir ini. Dia ingin meminta maaf pada sumire dan meminta gadis itu untuk tidak pergi.
Setibanya dia di pintu gerbang rumah sumire, dia sempat berhenti sejenak dengan nafas terengah-engah.
Kawaki lalu memanggil nama sumire berulang-ulang.
Gerbang rumah telah di gembok. Kawaki semakin kehilangan akal. Dia terus berteriak seperti orang aneh di depan rumah sumire. Namun tetap saja tidak ada jawaban.
Rumah itu tampak sepi dan gelap. Tentu seharusnya dia sudah dapat memastikan bahwa tidak ada lagi penghuni di rumah itu.
Seseorang lalu menghampirinya.
Seorang wanita paruh baya.
"Teman nona sumire ?" Tanyanya.
Kawaki hanya mengangguk. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Kawaki ??" Lirih wanita paruh baya itu lagi.
Dia terkejut ketika wanita paruh baya itu mengetahui namanya.
Wanita itu lalu menyodorkannya secarik kertas yang di lipat rapih.
"Ini titipan dari nona sumire. Dia sudah jalan 2 jam yang lalu" Ujarnya.
Mendengar itu, kawaki drop sedrop-dropnya.
Ia mengambil kertas itu lalu pergi begitu saja.
Kawaki masih berlari dan arah yang kini dia tuju adalah stasiun kereta api.
"Aku mohon sumire, aku mohon.. jangan pergi dulu!" Batinnya terus menerus selama perjalannya menuju stasiun kereta api.
.
Setelah panjangnya perjalanan, kawaki pun sampai di tempat yang dia tuju.
Tidak ada orang disana. Stasiunnya juga sudah di tutup.
Kawaki teriak sekencang-kencangnya.
"SUMIREEEE !!!!!!!!"
Kini dia hanya terduduk lemas disana. Memukul kepalanya dan menarik-narik rambutnya.
Kawaki sangat frustasi.
Dia kemudian teringat pada sepucuk surat yang sumire titipkan pada wanita paruh baya itu.
Kawaki membuka isi surat dan mulai membacanya.
#
~Jadi kamu baca surat ini ? Pada akhirnya surat ini aku buat tapi gak berharap kamu baca.
Kalo surat ini sampai ke tangan kamu, itu berarti kamu nyariin aku. Iyakan ?
Kawaki, sebelumnya aku mau bilang makasih untuk waktu yang berharga. Aku selalu nikmatin setiap moment sama kamu.
Soal stasiun itu, waktu kamu nolongin aku.. Aku udah kasih tau ke kamu kan kenapa malam itu aku ada disana ?!
Tapi kalo di pikir-pikir aku lupa nanya balik ke kamu. Kenapa malam itu kamu ada disana ?
Apa cuma kebetulan ?! Entah, tapi aku harap kamu baik-baik aja.
Ada hal yang pengen aku ceritain ke kamu. Ini soal orang tua aku.
Dari kecil, aku jauh dari kata bahagia. Rumah yang seharusnya jadi tempat ternyaman justru jadi neraka dunia buat aku.
Ngelihat orang tua aku berantem setiap hari, bahkan untuk hal kecil.
Papa selalu main tangan sama mama dan mama selalu ngomong kasar ke papa.
Papa gak pernah betah di rumah. Tiap hari mabuk-mabukan dan ujung-ujung berantem sama mama.
Puncaknya, waktu itu emosi mereka meledak. Papa terus memukuli mama sampai mama pingsan.
Bahkan setelah mama pingsan pun, papa masih terus mukulin mama.
Aku yang udah gak tahan ngelihat mama di pukulin terus, akhirnya berontak dan jadinya papa juga mukulin aku sampai babak belur. Aku juga sampai gak sadarkan diri.
Bangunnya itu aku udah di rumah sakit.
Setelah keluar dari rumah sakit dengan posisi aku yang masih belum bisa bergerak, mama nikam diri sendiri di depan mata aku.
Mama tega ninggalin aku bahkan disaat aku masih butuh mama. Orang-orang bilang, anak itu kekuatan terbesar bagi orang tuanya.
Jadi gimana sama aku ?
Aku gagal jadi anak yang bisa ngasih kekuatan buat mereka.
Setelah kematian mama, giliran papa yang kondisinya mengkhawatirkan.
Papa depresi dan berujung punya gangguan jiwa. Sekarang, papa ada di suatu tempat untuk pengobatan.
Setelah apa yang terjadi sama aku di masa lalu, aku gak mau kejadian itu terulang lagi, bahkan kepada siapapun.
Aku juga trauma dan gak berani ngejalanin hubungan sama cowok manapun.
Waktu aku tau soal kamu sama eida, aku coba ngebantu kamu karna aku gak mau kamu seperti orang tua aku.
Aku gak mau itu terjadi ke kamu. Tapi gak tau kenapa setiap ngelihat kamu ngerasa sakit, hati aku juga ngerasain itu..
Isi suratnya panjang ya ?
Kamu masih bertahan ngebaca surat ini sampai akhir kan ?
Pada akhirnya, surat ini aku buat cuma mau ngasih tau ke kamu hal yang selama ini aku coba tolak untuk percaya.
Masih ingat sama cerita manga fav aku yang pernah aku ceritain ke kamu ? -Hana Yori Dango-
Gadis yang biasa aja, yang bahkan punya keluarga yang berantakan jatuh cinta sama cowok keren yang berasal dari keluarga terpandang.
Aku sadar kalau hidup yang aku jalanin sekarang adalah realita dan kisah cinta yang aku impikan gak bisa terjadi karna itu cuma fiksi.
Tsukushi bisa dapat cinta tsukasa, tapi tidak dengan aku yang bisa milikin kamu. :)
Kawaki.. Aku mau kamu terus ngejalani hidup.
Fokus sama apa yang ada di depan mata kamu. Fokus sama hidup kamu yang sekarang. Masa lalu gak akan kembali dan masa depan belum terjadi.
Jangan lupa untuk selalu bahagia.
Kamu berharga banget buat aku.
Jangan sia-siain hidup kamu.
Good luck :)
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
"2375 Days" [END] ✓
Fanfiction"...Kamu berhasil nyelamatin aku dari rasa sakit kehilangan eida. Aku bahkan gak pernah berfikir aku bisa buka hati lagi ke orang lain, tapi kamu berhasil matahin itu. Tapi sayangnya kehadiran kamu hanya sebentar. Kamu justru ngelakuin hal yang sama...