Jawaban ? Kamu benar, aku belum ngasih tau ke kamu alasan aku ada di stasiun waktu itu.
Selesaiin semuanya, mungkin itu yang mau aku lakuin disana, tapi kamu alasan aku masih disini.
Waktu itu eida bilang,
"Kawaki, sorry.. tapi hubungan ini gak bisa di lanjut"
"Kenapa ? Aku gak masalah kalau harus LDR sama kamu. Kenapa harus mutusin hubungan kita ?"
"Kawaki.. aku pikir ini waktu yang paling tepat. Aku gak bisa terus-terusan jadi dewi buat kamu. Sebenarnya aku capek ngelakuin semuanya untuk kamu. Selama ini aku bertahan sama kamu karna aku kasihan sama kamu. Aku tau aku satu-satunya orang yang jadi tempat kamu bersandar, tapi kawaki.. aku minta maaf.."
"Selama ini ??"
"Ya, selama ini."
"Kamu gak mungkin bertahan cuma karna kasihan sama aku"
"Kawaki, aku ketemu kamu waktu aku lagi patah hati. Dulu aku bukan eida yang sekarang kamu kenal. Aku udah sia-siain seseorang yang sayang sama aku dengan sikap buruk aku. Itu makanya aku mau berubah dan mencoba ngejalanin hubungan yang baru sama kamu. Aku pikir aku bisa ngejalanin itu sama kamu.. Semakin aku berusaha untuk selalu ngerti kamu, hati aku terus berteriak. Aku bahkan ragu kalau aku benar-benar cinta sama kamu."
~~
Pengakuan dia nyakitin aku.
Setelah kepergian eida, aku frustasi. Aku gak masuk sekolah dan keadaan aku di perburuk waktu ayah sama ibu harus keluar kota selama beberapa bulan, katanya.
Malam itu, aku keluar rumah karna pikiran aku yang semakin buat aku hampir gila. Aku putus asa. Gak ada tempat untuk aku cerita dan aku putusin malam itu aku harus mati.
Aku ke stasiun. Itu adalah tekat bulat yang aku putuskan dalam beberapa jam sebelumnya.
Aku nunggu kereta. Malam itu, aku denger keributan. Siapa peduli ? Aku bahkan gak niat ngelihat situasi apa disana.
Pikiran aku kosong beberapa saat sampai aku dengar suara kamu.
Jiwa aku seperti kembali dan aku sadar. Aku menoleh dan ngelihat kamu yang udah tergeletak.
Aku kesana dan berakhir berantem juga sama 3 orang yang nyerang kamu.
Ini mungkin kebetulan, tapi aku bisa ngatasin 3 orang itu dan coba sebisa aku buat nyelamatin kamu disana.
~
Karna kamu lagi gak sadarkan diri, aku putusin bawa kamu ke rumah.
Dari mana aku tau rumah kamu ?
.
.
Kakei sumire, salah satu siswi paling menonjol di kelas A. Baik itu dari segi prestasi sampai keterlibatannya dalam segala kegiatan akademi.
Aku dengar dia tinggal sendiri tanpa orang tua dan bekerja keras untuk biayain semua keperluan hidupnya. Salah satu dari beberapa siswa siswi yang bersekolah di akademi ternama berkat beasiswa.
~
Gak pernah ada interaksi antara aku sama dia. Tapi aku kenal dia. Aku gak tertarik sama dia tapi mata aku terus ngawasin dia.
~
Satu hari sepulang sekolah, hujan deras. Dari lantai 2 aku lihat dia ngedumel sendiri. Itu seperti "Berani atau pengecut ?"
Dia kebingungan, harus terobos atau harus nunggu hujan redah.
Aku ngerti gimana galaunya jadi dia, karna aku sendiri benci hujan.
Aku selalu lihat prediksi cuaca setiap hari makanya aku selalu siaga bawa payung dan sweater.
Tapi dia ? Waktu itu aku gak tau kenapa aku lakuin itu tapi aku sengaja jatuhin payung dari lantai dua dan nulis pesan di secarik kertas "Pakai ini !"
Aku langsung sembunyi waktu dia nengok ke atas.
Aku masih denger jelas, dia bilang "Oh tuhan ! Aku tau kamu sangat peduli padaku hingga mengutus malaikat memberi aku sebuah payung !"
Setelah ngomong gak jelas dia pergi dan aku masih ngewasin dia. "Malaikat ??" Lirihku.
Sekarang aku satu-satunya yang tersisa di sekolah. Aku buru-buru pergi dan terpaksa sweater aku jadiin pelindung kepala.
Aku lari kenceng sampai di cabang, dia masih disana. Tapi, bukannya berjalan ke arah rumah, kaki aku justru jalan ngikutin dia..
Sampai ke rumahnya..
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
"2375 Days" [END] ✓
Fanfiction"...Kamu berhasil nyelamatin aku dari rasa sakit kehilangan eida. Aku bahkan gak pernah berfikir aku bisa buka hati lagi ke orang lain, tapi kamu berhasil matahin itu. Tapi sayangnya kehadiran kamu hanya sebentar. Kamu justru ngelakuin hal yang sama...