Sejak sumire memberi tahunya bahwa dia akan pindah, kawaki mengurung diri di kamar.
Tidak makan bahkan tidur. Dia juga tidak menanggapi panggilan boruto.
Kawaki berdiam di kamar dengan tatapan kosong. Pikirannya di penuhi kenangannya bersama sumire.
Boruto menyadari sejak siang sepulang sekolah, kawaki tidak keluar dari kamar. Kawaki juga tidak berangkat ke sekolah hari ini. Namun kini boruto mendapatkan jawaban itu ketika dia berbicara dengan sumire di sekolah.
Akhirnya boruto memutuskan untuk meminta bantuan eida.
Eida menelfon kawaki dan butuh beberapa kali panggilan hingga kawaki menyerah dan mau mengangkat telfon darinya.
"Hallo ? Kamu baik-baik aja kan ?" Tanya eida.
"Ya" Jawab kawaki singkat.
Suaranya terdengar lemah.
"Bisa temenin aku ke perpus daerah sekarang ?" Pinta eida.
"Maaf aku gak bisa" Tolak kawaki begitu saja.
"Aku bakalan pergi sama cowok lain lho"
"Itu lebih baik"
"Hah ? Kawaki ?! Sekarang kamu kenapa ?!"
"Aku tutup dulu"
Tett tett teeettt..
Setelah mematikan telfonnya, kawaki menghela nafasnya yang berat.
Dadanya sangat sesak rasanya.
Kepalanya sakit dengan pikiran yang hanya membuat otaknya semakin sakit.
"Aku bisa gila" Lirihnya.
Dia kemudian tersentak dan mengingat bagaimana sumire menamparnya ketika dia mengatakan 'AKAN MENJADI GILA'.
"Aku gak bisa kayak gini terus" Gumamnya.
Kawaki kemudian mengambil handphonenya dan menghubungi eida lagi.
"Hallo ?"
"Aku bakalan temenin kamu ke perpus. Aku siap-siap dulu. Setengah jam lagi aku jemput kamu"
"Serius ? Makasih sayang.."
Tettt.. tettt.. tettttt..
Kawaki mengakhiri panggilan.
#Perpustakaan Daerah
Kawaki dan eida pun sampai ke perpustakaan daerah yang di tuju.
"Aku nyari buku yang aku butuhin dulu ya" Bisik eida.
Kawaki hanya mengangguk dan memperhatikan eida kemana pun eida melangkah.
Kawaki berdiri disisi rak buku sambil terus mengawasi eida.
Ia kemudian menjadi kaget ketika seseorang menjatuhkan buku tepat atas kepalanya.
.
"Maaf !! Saya gak sengaja. Niatnya mau ngambil buku ini tapi buku yang itu ikut jatuh." Ujar seorang wanita yang juga merupakan salah satu pengunjung perpus tersebut.
Kawaki hanya mengangguk tanpa ingin memperpanjang.
Dia lalu memungut buku yang jatuh tersebut.
"Kamu mau baca buku ini juga ?" Tanya kawaki.
"Ah enggak ! Saya gak suka baca buku kayak gitu. Siniin bukunya biar saya kembalikan ke tempatnya." Jawab wanita tersebut.
Kawaki menolak.
"Biar saya saja."
"Terima kasih" Wanita itu pun berlalu.
.
Kawaki menatap buku yang ia pegang.
"Komik ?" Lirihnya.
Kawaki membaca judul komik tersebut, 'Hana yori dango'
Matanya terbelalak. Ia mengingat betul bahwa sumire sangat menyukai buku di cerita ini.
Sumire pernah mengatakan bahwa karakter kawaki mirip dengan karakter pria utama di cerita itu.
Eida menghampirinya dan menanyakan buku apa yang sedang kawaki pegang.
Eida kemudian tertawa ketika mengetahui jika buku itu adalah komik.
"Jadi, sejak kapan kamu suka baca komik, kawaki ?" Tanya eida.
Kawaki memerah.
"Aku cuma penasaran sama isi ceritanya." Jawab kawaki.
Eida masih tidak bisa menahan hasratnya untuk tertawa. Kawaki mulai kesal.
"Kamu udah dapetin buku yang kamu cari ?" Tanya kawaki kemudian.
"Ah, semuanya udah aku dapetin." Jawab eida.
"Kita bisa pulang sekarang ?" Tanya kawaki lagi.
"Iya, kamu mau minjem komik itu ?" Jawab eida dan kemdian bertanya juga.
"Ya" Jawab kawaki singkat.
Eida hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Yaudah, ayok kita pulang" Ajak eida kemudian.
.
.
Sepulang dari perpus dan mengantar eida, kawaki pun kembali berdiam diri di kamarnya.
Buku itu masih di genggaman tangannya.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
"2375 Days" [END] ✓
Fanfiction"...Kamu berhasil nyelamatin aku dari rasa sakit kehilangan eida. Aku bahkan gak pernah berfikir aku bisa buka hati lagi ke orang lain, tapi kamu berhasil matahin itu. Tapi sayangnya kehadiran kamu hanya sebentar. Kamu justru ngelakuin hal yang sama...