RATU AURORA | 07

14.7K 1.7K 5K
                                    

Hai apa kabar?

Masih ada yang nunggu Ratu update?

Absen yuk yang nunggu🫶

Happy Reading🤍✨

~~~

"Terus lo mau apa?"

"Mau Lo!"

"Ma-mau gue?" Tanya Ratu gugup. Jantung gadis itu langsung berdetak kencang dengan fikiran yang sudah overthinking terhadap Levin.

"Iya. Mau lo. Gue mau, lo temenin gue ML malam ini."

"Hah? Em-em El?" ucap Ratu terbata-bata dengan mata membulat kaget. Perlahan Ratu mundur, dia menatap Levin was-was mulai ketakutan. Jangan bilang Levin akan melakukan hal itu lagi pada dirinya. Tidak. Dia tidak mau.

"GAME ML BEGO! OTAK LO IH. PARAH!" jelas Levin sedikit berteriak di depan Ratu saat menyadari gerak-gerik was-was dan ketakutan Ratu.

"Oalaahh astaga." Ratu memegang dadanya dengan mata terpejam karena lega. "Game ML toh. Gue kira--"

"Kirain apa ha?" Potong Levin cepat, kemudian dia melangkah mendekat pada Ratu. Perlahan tapi pasti, Levin mendekatkan wajah mereka berdua yang sontak membuat jantung Ratu kembali berdisko di dalam sana.

"L-le Levin lo mau ngapain?"

"Jawab dulu. Tadi lo kira apa?"

"Enggak. Nggak ada apa-apa. Kepo banget lo! Minggir ih." Dengan cepat Ratu mendorong dada bidang Levin untuk segera menjauh dari dirinya.

Gadis itu terlihat salah tingkah dan malu sendiri karena ketahuan oleh Levin berfikir macam-macam.

"Bego bego bego. Ratu bego, bisa-bisanya lo mikir kotor kaya gitu," Ratu memukul pelan kepalanya sendiri untuk merutuki pemikiran bodoh dirinya tadi.

Levin tersenyum tipis melihat tingkah Ratu sebelum dia bangkit dari sofa. "Lo tunggu disini dulu. Gue mau mandi plus ganti baju. Awas aja kalo sampe kabur! Lo tau sendiri kan akibatnya?" Ucap Levin penuh ancaman.

"Iya iya. Bawel banget sih," gerutu Ratu pasrah. Sementara Levin entah untuk yang keberapa kali  tersenyum tipis sebelum memutuskan berjalan meninggalkan Ratu di sofa yang ada di kamarnya menuju kamar mandi.

Sambil menunggu Levin, Ratu memilih bangkit lalu berjalan menelusuri setiap inci ruangan yang ada di kamar cowok itu.

Jujur saja, tidak munafik bahwa Ratu terlihat sedikit takjub dengan barang-barang mewah yang ada di sana. Yang jelas sangat jauh berbeda dari rumahnya. Levin, benar-benar definisi anak tunggal kaya raya. Tapi tetap saja semua itu tidak ada artinya jika tidak ada kasih sayang dan harmonisnya dalam keluarga.

Sejenak Ratu terdiam di depan sebuah rak yang berisikan penghargaan-penghargaan yang sepertinya milik Levin. Ratu terdiam saat melihat banyaknya piala yang Levin raih semasa kecil. Ternyata Levin tidak sebodoh yang dia kira. Bahkan disana juga terdapat piala juara umum lomba MTQ dan Cerdas Cermat tingkat Nasional.

Sangat sulit untuk di percaya, tapi memang begitulah faktanya. Ternyata seorang Levin yang terlihat berandalan saat init pernah menjadi anak yang sangat pintar di masa kecilnya.

"Ternyata bener ya. Kata-kata yang bilang untuk jangan pernah melihat dan menilai sesuatu dari cover luarnya aja," lirih Ratu kemudian kembali berjalan-jalan di sekitar kamar hingga dia tidak sengaja melihat sebuah figura yang terletak di atas nakas.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Ratu masuk ke kamar Levin, tapi memang baru kali ini dia benar-benar meneliti kamar Levin karena penasaran. Biasanya, Ratu tidak pernah peduli dengan apa yang ada di kamar itu. Karena biasanya dia selalu berada di sana dengan suasana hati yang tidak baik dan karena keterpaksaan. Dan biasanya, yang dia fikirkan hanyalah bagaimana cara keluar dari sana.

Ratu AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang