RATU AURORA | 21

13K 751 587
                                    

Happy Reading!

•••

Lia masih tidak percaya. Levin? Yang benar saja. Bagaimana bisa Levin menghamili Ratu? Lia bahkan tidak tahu bahwa Levin dan Ratu selama ini saling mengenal satu sama lain. Plot twist macam apa ini? Banyak sekali pertanyaan yang kini menyerang pikiran Lia. Dia ikut panik, marah dan juga bingung tentang bagaimana caranya mereka akan menghadapi semuanya.

"Ratu cerita sama gue. Kenapa bisa? Kenapa bisa dia hamilin lo? Lo diapain sama dia? Sejak kapan lo berhubungan sama dia. Cerita ke gue Tu."

Air mata Lia tidak bisa lagi dia tahan. Gadis itu menangis sambil melontarkan pertanyaan bertubi-tubi pada Ratu yang juga masih menangis menunduk merasakan penyesalan yang teramat dalam sekaligus menahan kekesalan pada diri sendiri.

Mengusap air mata yang sedari tadi menetes di pipinya, Ratu terdiam sesaat, menghembuskan napas panjang menatap Lia lekat sebelum akhirnya dia mulai membuka suara.

"Pertama kali gue kenal Levin, karena dia salah orang Queen. Waktu itu di jam pelajaran kedua, waktu gue baru banget pindah ke SMA Aries, gue lagi jalan ke toilet dekat kolam sekolah. Tiba-tiba ada cowok yang nutup mulut gue dari belakang sambil bawa gue ke toilet laki-laki."

"Disana, dia nampar gue. Ngata-ngatain gue pake bahasa kasar. Bahkan beberapa kali mukul kepala gue sampe gue kaget."

"Awalnya gue bingung kenapa dia ngelakuin semua itu. Orang yang bahkan nggak gue kenal. Tapi setelah gue jelasin semuanya dan setelah dia liatin gue banget, dia baru sadar kalau gue bukan lo. Ternyata orang yang dia cari itu lo Queen. Bukan gue."

"Waktu itu gue pikir setelah dia tau kalo gue bukan lo, dia bakal ngelepasin gue gitu aja. Tapi ternyata enggak. Gue juga gatau maksud dan tujuan Levin ke gue apa padahal jelas-jelas dari awal yang dia cari itu lo."

"Yang jelas sejak saat itu Levin ngancem gue pake foto yg bikin gue shock. Dia ngancem gue pake foto lo yang lagi tidur sama dia. Levin bilang kalo dia udah pernah nidurin lo berkali-kali. Dan kalo gue nggak nurut sama semua omongan dia, dia bakal sebarin foto-foto itu ke anak-anak di sekolah termasuk ke guru dan bahkan kepala sekolah."

"Kesalahan gue saat itu, gue langsung percaya gitu aja sama semua omongan  dia. Gue nggak bisa mikir jernih dan ga kepikiran sedikitpun kalo foto yang diliatin Levin ke gue itu cuma foto editan. Karena yang ada di otak gue pada saat itu cuma gue nggak mau lo terluka, gue nggak mau lo di bully kalo Levin beneran nekat nyebarin foto itu ke anak-anak di sekolah apalagi sampe ke kepala sekolah."

"Gue nggak mau Queen. Karena gue yakin, kalo semua itu terjadi lo bakal dikeluarin dari sekolah dan Mama pasti bakal marah banget sama lo. Gue nggak mau Queen. Gue gamau liat lo terluka lagi karena selama ini lo udah cukup terluka karena Mama."

"Mungkin gue juga jahat sebagai saudara lo karena dengan bodohnya gue percaya gitu aja sama semua omongan Levin tentang lo. Bodoh banget gue percaya kalo lo udah ngelakuin hal se keji itu padahal gue tau lo dari kecil. Harusnya gue percaya kalo lo gabakal ngelakuin itu semua."

"Tapi gue gatau Queen. Gue gatau kenapa otak gue nggak bisa mencerna sejauh itu. Yang ada di pikiran gue saat itu, gue nggak mau foto itu kesebar, gue nggak mau lo di bully, dikeluarin dari sekolah. Apalagi sampe terluka."

"Intinya pada saat itu gue cuma mikir gimana caranya gue bisa ngelindungin lo Queen. Gue nggak bisa mikir hal lain selain itu."

Ratu AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang