RATU AURORA | 13

11.8K 1.2K 484
                                    

Hai. Aku kembali💖

Masih ada yang nungguin cerita ini update?

Absen pake emot 💖 coba bagi yang masih nungguin.

Spam Ratu Aurora disini.

Oke. Happy Reading. Semoga suka ya🤍

Levin tidak lagi merespon dengan kata-kata. Tapi Ratu jelas mendengar isakan dari cowok itu. Tangan Levin yang masih memeluk Ratu terkepal kuat. Sejujurnya, sedari tadi dia benar-benar kesakitan.

"Levin. Lo nangis? Lo nggak papa? Lo tersinggung sama ucapan gue?"

"Vin jawab gue." Ratu membalas pelukan Levin lalu menepuk lengan Levin pelan kala dia merasa Levin hanya tersandar di bahunya sebelum cowok itu ambruk dan pingsan di lantai.

"Astaga Levin."

"Levin bangun Vin."

"Levin maafin gue. Lo nggak boleh mati disini Vin."

"Levin."

Ratu ikut duduk di lantai, menaruh kepala Levin di pahanya. Gadis itu tidak berhenti menepuk pelan pipi Levin mencoba untuk membangunkan cowok itu.

Ratu benar-benar panik. Dia tidak tahu harus meminta tolong pada siapa sekarang. Apalagi dengan kondisi ponsel yang mati.

"Vin. Gue mohon bangun Levin."

"Jangan nangis."

Ratu kaget saat mendengar suara Levin dengan mata yang masih terpejam.

"Vin. Lo masih sadar?"

Levin membuka mata perlahan. "Lo cengeng banget seriusan," ucap Levin memaksakan tersenyum tipis sambil menahan kesakitan.

"Gak usah bencada lo. Gue panik beneran ini," gerutu Ratu megalihkan pandangan karena malu.

"Lo khawatir gue kenapa-napa?" Tanya Levin pede.

"Nggak usah geer. Siapa juga yang khawatir sama lo? Gue cuma takut kalo nanti lo kenapa-napa malah gue yang dituduh pembunuh."

"Ngeles aja lo."

"Siapa yang ngeles sih elah sotoy banget jadi orang. Yaudah deh kalo gitu minggir dulu bentar gue mau liat gimana situasi di luar. Siapa tau mereka udah pergi."

Levin menarik tangan Ratu yang hendak berdiri. "Nanti aja. Sebentar lagi. Gue pengen disini, sebentar lagi aja sama lo."

"Vin. Lo lama-lama gue tabok beneran ya? Muka udah pucet kayak orang mau mati gini masih juga nanti nanti. Awas ih gue mau liat situasi di luar dulu. Sesak nafas nih gue lama-lama disini. Apalagi sama lo."

Ratu berdiri lalu mencoba membuka pintu perlahan. Dia mengintip suasana yang memang sudah mulai hening dan sepi itu dengan hati-hati.

"Eh itu ada Pak David," lirih Ratu saat melihat guru olahraga mereka tengah berjalan di ujung sana.

"Pak..."

"Arkhhh."

Ratu kaget saat Levin tiba-tiba menarik tangannya saat gadis itu hendak memanggil Pak David untuk segera menolong mereka.

"Levin lo apa-apaan sih? Diluar ada Pak David. Kita harus minta tolong sama Pak David buat bawa lo ke rumah sakit."

"Sebentar Tu."

Levin menarik tangan Ratu hingga gadis itu jatuh ke pangkuannya.

"Gue mau peluk lo sekali lagi boleh?" Tanya Levin penuh harap dengan Ratu yang menatap dirinya bingung.

Ratu AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang